22 Desember 2014

Mother Day



Ahaiii, karena tertarik pingin tau asal-muasal hari ibu, akhirnya saya coba "googling"... ternyata hari ibu katanya dirayakan di 77 negara... waktu perayaannya ternyata berbeda-beda..... di negri ini dirayakan setiap 22 Desember..., tetapi di negri lain ada yg merayakannya setiap minggu ke-2 bulan Mei... Ada juga yang merayakannya setiap bulan Maret....
Latar belakang perayaan hari ibu umumnya sebagai penghormatan bagi kaum perempuan karena jasa dan pengorbanannya bagi anak, suami, keluarga dan lingkungan... tetapi di negri kita ini, ternyata latar belakangnya bukan sekedar hanya itu saja... karena hari ibu di Indonesia justru dideklarasikan di Bandung tahun 1938 dalam Kongres Perempuan ke-3 sebagai prasasti besarnya peranan perempuan indonesia dalam perjuangan bangsa... bayangkan sejak tahun 1912 di negri ini sudah berdiri organisasi-organisasi perempuan yang berperan aktif memajukan bangsa... Di Eropa dan Amerika juga banyak muncul organisasi perempuan... bedanya disana kebanyakan mereka memperjuangkan kesamaan gender... sedangkan di negri kita lebih mengedepankan kemajuan bangsa secara luas.....  Waow.... salut kepada para perempuan indonesia.....

Hari minggu kemarin, hampir semua jemaat GPIB merayakan Hari Ibu... di Eben Haezer Jakarta, saat ibadah pagi, Ibu Pdt Josie dalam pengantar khotbahnya sempat menyampaikan cerita ilustrasi tentang perjuangan atau lebih tepat disebut sebagai pengorbanan seorang Ibu di negri Tirai Bambu... yang pada saat terjadi gempa dasyat, rela berkorban untuk menyelamatkan anaknya yang masih bayi... Ibu ini ditemukan oleh regu penolong dalam keadaan berlutut dalam sikap berdoa sambil mendekap bayinya didalam pelukannya.... Saat ditemukan.., ibu ini sudah meninggal... tetapi bayi yang diperkirakan berumur 4 bulan dan masih berada dalam pelukannya terselamatkan.... Cerita heroik ini tidak sampai disitu... yang membuat saya tambah "tersentuh"... adalah ketika kemudian regu penolong menemukan handphone milik sang ibu ditemukan ada tulisan seperti ini : "... Anakku... jika engkau selamat... berterima kasihlah kepada Tuhan... karena ibu sudah berdoa kepadaNya memohon kekuatan agar tulang-tulang ibu disanggupkan untuk menopang benda-benda yang menimpa kita.. agar engkau selamat...."

Hmmmm... setelah penggalan ilustrasi ini disampaikan....banyak yang saya lihat melepaskan kaca mata untuk membasuh airmata.... bukan saja beberapa ibu Paduan Suara PKP yang menjadi kantoria pagi itu..., tetapi juga beberapa rekan presbiter... dan bahkan beberapa jemaat yang hadir...
Dapat dipastikan semua yg hadir... pikirannya akan menerawang jauh mengingat kasih dan cinta orang tua yang tanpa pamrih... atau juga mengingat akan anak-anak terkasih yamg harus dijagai...

Setelah tiba dirumah... sayapun kaget karena ternyata anak saya Dean yang saat ini mendekati usia 9 tahun yang juga ikut hadir di ibadah minggu bersama saya, ternyata "tersentuh" juga dengan cerita tadi.... karena waktu tiba di rumah... Dean langsung memeluk mamanya dan mengucapkan selamat hari ibu.....

Ketika mendengar cerita diatas, yang terlintas di benak saya adalah wajah almarhum mama serta kenangan bagaimana "kerasnya" beliau menyelamatkan saya dan adik-adik dari lingkungan masa kecil kami yang "keras".... bayangkan... saat di bangku SD saya sudah "berkenalan" dengan yang namanya "judi"... belum lagi lingkungan yang ramah dengan kata-kata "makian kotor"... saya masih ingat.. mama saya sempat merekrut beberapa teman untuk menjadi "mata-mata" mama.... mereka ditugaskan untuk melapor ke mama kalau saya mengeluarkan "kata-kata kotor".... Hmmmm itulah usaha mama memproteksi saya dari "degradasi moral".... Saat itu saya sangat merasa tertekan dengan kerasnya gaya mama mendidik kita.... tetapi setelah dewasa... barulah saya mengerti dan memahami cinta kasih mama yang tersembunyi dibalik kerasnya didikan beliau.... Saya ngga bisa bayangkan apa jadinya saya kalau tidak dilindungi mama dengan gaya didikannya yang "keras" seperti itu. Terima kasih mama.....

Saya yakin banget... semua perempuan yang berstatus sebagai ibu pasti memiliki kasih sayang yang luar biasa dan tanpa pamrih bagi anak-anaknya yang merupakan darah dagingnya..... walaupun kadang kasih sayang itu tampil dalam bentuk yang "tersamar" bagi anak-anaknya...
Beberapa minggu lalu saya sempat menonton sebuah acara menarik di metrotv... acara yang meliput bagaimana seorang pemudi berdarah indonesia yang diadopsi suami-istri warga negara perancis... dia kembali ke Indonesia untuk mencari ibu kandungnya sekedar untuk bertemu... ternyata setelah bertemu ibu kandungnya, saya menangkap.., keinginannya bukan hanya sekedar ingin bertemu.... tetapi juga ingin tahu mengapa dia diserahkan untuk diadopsi... Singkatnya... dengan dibantu oleh crew metrotv, sang pemudi bisa bertemu dengan ibu kandungnya dan saudara-saudaranya.... Akhirnya dia mengerti mengapa sampai dia harus diadopsi.... hal itu terjadi karena ibunya yang hanya seorang pembantu rumah tangga dan ayahnya yang hanya penarik becak sedang kesulitan ekonomi dan ingin menyelematkan hidupnya dengan memberikan kesempatan kepada orang yang mereka anggap baik dan dapat memberikan kehidupan yang lebih baik kepadanya.....  Saat ini sang pemudi sedang kuliah di sebuah universitas di Perancis.... Dia sangat bahagia bisa bertemu dengan ibu yang melahirkannya dan sangat memahami bahkan berterima kasih kepada ibunya yang "menyelelamatkan" kehidupannya walaupun dengan cara "adopsi".....

Mungkin anda masih ingat lagu “Mother” yang cukup terkenal dari penyanyi nyentrik asal inggris yang terkenal dengan kaca-mata khasnya yang berbentuk bulat... ya.. siapa lagi kalau bukan mendiang John Lenon vokalis grup band legendaris The Beatles... Bait pertama dari lagu tersebut seperti ini :

Mother, You had Me I never had you
I wanted you but you didn't want me
So I got to tell you
Goodbye, Goodbye

John melukiskan “jeritan hati” nya karena dia sangat ingin hidup bersama dengan ibunya “Julia”. Walaupun John memiliki hubungan yang dekat dengan ibunya... tetapi mereka tidak bisa hidup bersama....
Apalagi ayahnya “Alf” telah meninggalkan John & ibunya sejak John masih bayi.. seperti ditulisnya dalam bait ke-2....

Father, You left me but I never left you
I needed you but you didn't need me
So I just got to tell you
Goodbye, Goodbye

Akhirnya John harus berpisah dengan ibunya yang mengalami kecelakaan mobil tahun 1958....... Saya sangat yakin... walaupun diakhir bait John menulis Good bye.. Good bye.. tetapi dia sangat merindukan belaian kasih ibunya tercinta.....

Akhirnya buat semua anak-anak... kalau ibumu masih ada... berterima kasihlah kepada beliau... yang telah berkorban untuk hidupmu....
Dan bagi semua Ibu, saya ucapkan selamat “Hari Ibu”.... jadilah ibu yang dipercaya oleh Tuhan untuk membesarkan dan menjaga anak-anak karunia Tuhan... Jangan berikan kesempatan kepada anak-anak untuk berteriak.. : “Mother, You had Me I never had you.... I wanted you but you didn't want me”......

22122014 @ Halte UI - vzp

11 September 2014

Application of Strategic Planning In A Church Setting

Bagaimana mengimplementasikan strategic Planning di Gereja, bagaimana mengukurnya dengan menggunakan metode Balance Scorecard yang dikembangkan oleh Kaplan.

Berikut adalah link contoh BSC di terapkan di local church :
Application of Strategic Planning In A Church Setting


29 Agustus 2014

"Transisi"

"Transisi"

Hari Rabu malam lalu, Presiden "SBY" dan Presiden terpilih "JOKOWI" menoreh sejarah baru dalam proses alih kepemimpinan di Indonesia.... sepanjang yang saya tahu, baru kali inilah proses pergantian Presiden di Indonesia diawali dengan apa yang belakangan ini santer disebut sebagai "proses Transisi"... Saya pribadi "angkat topi" untuk "SBY" yang berinisiatif untuk melakukan "transisi" pemerintahan melalui persiapan yang matang demi untuk menjaga kesinambungan program pembangunan....
Menurut saya, Jokowi pun patut diacungin 2 jempol, karena juga mengukir sejarah baru dengan mendirikan kantor "transisi" yang bertugas mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan Pemerintahannya nanti....

Memang dalam alih kepemimpinan setingkat presiden apalagi dengan "gaya" kepemimpinan yang berbeda, sangat membutuhkan "penyesuaian-penyesuaian" agar program pembangunan terjaga kontinuitasnya... Dilain pihak dengan mulusnya proses transisi ini akan memberikan pembelajaran penting dimasa yang akan datang.... Bayangkan kalau dalam proses pergantian Presiden, "dikotori" oleh tidak mulusnya transisi yang dilakukan..., mungkin bisa dianalogikan seperti saat pergantian "gigi kecepatan" di mobil atau motor yang kalau tidak sempurna dilakukan bisa menyebabkan "hentakan" yang mengagetkan.... Hmmm pasti sangat tidak nyaman....

Kalau dipikir-pikir, ternyata "transisi" juga terjadi dalam kehidupan semua orang termasuk anda dan saya... "transisi" yang saya maksudkan disini paling tidak terjadi dalam pergantian "episode-episode" kehidupan kita sehari-hari.... Dalam hidup ini, ada "episode" ketika kita memainkan peran di rumah..., ada "episode" ketika kita berada di tempat bekerja atau disekolah.... ada "episode" ketika kita berperan di tengah masyarakat dll... Nah bentuk kegiatan atau aktifitas dalam "episode-episode" kehidupan kita bisa saja berbeda bentuk, tetapi karakter atau kepribadian kita harus tetap utuh sehingga "transisi" antar "episode" ini tetap "mulus" walaupun adanya perganttian "episode" dengan peran yang berbeda.... Bayangkan misalnya kalau ketika kita memainkan peran kita di rumah, kita menampilkan sosok yang disegani dan patut dicontohi, tetapi ternyata ketika berada di tempat kerja atau di sekolah atau dimana saja... karakter kita menjadi berubah menjadi sosok  yang tidak patut dicontoh... Atau ketika kita berbicara, kelihatannya sangat meyakinkan dan bisa dipercaya... tetapi ternyata perbuatan nyata kita dalam kehidupan sama sekali bertolak 180 derajat dengan kata-kata yang disampaikan.. Nah... inilah contoh "transisi" episode kehidupan kita yang tidak mulus dan bahkan tidak mencerminkan adanya kontinuitas kepribadian kita...
Dampaknya sudah jelas... orang lain akan melihat kita sebagai orang yang tidak konsisten dalam berperi-laku...

Mari kita mainkan "transisi" episode-episode kehidupan kita dengan mulus dan tetap terjaga kontinuitasnya dalam kepribadian atau karakter yang utuh, sehingga bisa menjadi kesaksian bagi keluarga kita, bagi orang lain di sekitar kita... bahkan bagi dunia..

Selamat merangkai "episode-episode" kehidupan anda dengan "transisi" yang mulus melalui keutuhan kepribadian dan karakter yang takut akan Tuhan....

vzp@bus-cgk-dpk
290814

27 Agustus 2014

"HOPE"



"Hope" atau "Harapan" menurut Oxford Dictionaries adalah :  A feeling of expectation and desire for a particular thing to happen. Yang artinya : Perasaan tentang harapan dan keinginan untuk sesuatu yang akan terjadi.
Pasti semua orang tanpa kecuali menginginkan sesuatu yang "baik" bahkan yang "terbaik" yang akan dinikmati dimasa akan datang... Ada slogan yang sering kita dengar :
"Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan Besok harus lebih baik dari hari ini"... Slogan ini jelas mengharapkan bahwa setiap saat harus selalu ada perbaikan... Hmmmm ini pasti keinginan kita semua kan?.. Siapa yang "ngga" mau selalu membaik kehidupannya dari saat ke saat.... Nah, ini pasti harapan kita semua....
Lain lagi kata Bil Keane dalam quotes-nya : "Yesterday is history, tomorrow is a mystery, today is a gift of God, which is why we call it the present"
Bagi Bil, hari esok adalah sebuah "misteri".... Sesuatu yang tidak kita pahami dan tidak kita ketahui...., makanya Bil menyimpulkan bahwa hari ini dengan segala keberadaanya adalah "hadiah" atau "berkat" atau "anugerah" yang berasal dari Tuhan yang sudah sepatutnya dinikmati dengan penuh rasa syukur..., tentu saja apa yang kita nikmati hari ini tidak selamanya selalu lebih baik dari hari kemarin......, bahkan mungkin saja yang kita rasakan lebih buruk dari yang kita harapkan..... Hmmm memang kelihatnnya Bil benar bahwa " tomorrow is a mystery"... Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi besok..... sehingga jika kita masih diberikan kesempatan untuk membuka tabir misteri hari ini, itu pasti hanya karena anugeraNya - Sola Gratia-

Lain lagi tips dari Sang Guru Agung..... mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua agar tetap "kuat" dalam pengharapan.... Tips-nya sbb.: "Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.
Kalau diperhatikan baik-baik, maka kita akan menemukan ada jaminan untuk tidak perlu kuatir tentang "misteri" hari besok. Bahkan kita diajak untuk menikmati saja apa yang ada di hari ini... apakah itu "kesusahan" atau "kesulitan" atau "kebaikkan" atau "kebahagiaan"... nikmatilah dengan penuh rasa syukur bersamaNya...
Bersyukur dalam kepasrahan kepadaNya.... itulah kunci pengharapan untuk memasuki "misteri" anugerahNya di hari besok...
Selamat menikmati pengharapan di dalam Tuhan.

270814 @bus-cgk-dpk

25 Agustus 2014

"Baru"


Sebuah perubahan akan selalu bergandengan tangan dengan sesuatu yang "baru". Respon terhadap sesuatu yang "baru", biasanya berbeda untuk setiap orang. Ada orang yang sangat antusias dan bersemangat ketika diperhadapkan dengan sesuatu yang "baru", tetapi dilain pihak, ada juga orang yang merasa "tidak nyaman" ketika harus berhadapan dengan sesuatu yang "baru" baginya.
Paling tidak,ada 2 perubahan besar yang akan terjadi dalam hidupku. Perubahan yang pertama adalah, kurang lebih 2 bulan lagi, saya akan memiliki seorang Presiden Baru. Tentunya, perubahan ini membuat saya dan mungkin juga anda bertambah optimis akan kemajuan Indonesia tercinta, paling tidak karena kita akan memiliki seoarang presiden yang datang dari latar belakang yang sangat berbeda dengan Presiden-presiden sebelumnya. Inilah Presiden yang lahir dari rakyat biasa. Bagi sebagian orang optimisme akan timbul, tetapi bagi sebagian yang lain akan menjadi "ketar-ketir" dengan "ancaman" yang sudah mulai ditebar sang presiden baru
 : "Kalau ada aparat yang melakukan tagihan tidak wajar ke rakyat, saya akan kesana dimanapun berada"... Hehehe selamat memasuki era "revolusi Mental".... Bagi saya tebaran "ancaman" sang Presiden sangat "membahagiakan", tetapi saya yakin, ada banyak aparat dimana saja dan ditingkat apa saja mulai mengidap "depresi" karena ancaman tersebut... hehehehe bagi mereka, perubahan ini tidaklah begitu menyenangkan.... Ternyata sesuatu yang "baru" tidak selalu menyenangkan....

Perubahan kedua adalah dalam waktu dekat, pendeta di gerejaku akan dimutasi ke Jemaat lain, tentu saja beliau akan digantikan oleh Pendeta lain yang juga dimutasi dari Jemaatnya sebelumnya... Seharusnya mutasi yang membawa perubahan ini, adalah sesuatu yang biasa saja, karena hal ini selalu terjadi kurang lebih 4 tahun sekali di lingkungan GPIB... tetapi suka atau tidak suka perubahan ini akan membuat kita harus melakukan "penyesuaian-penyesuaian", karena setiap pendeta memiliki corak kepemimpinan dan pendekatan yang berbeda-beda... walaupun dalam suatu tatanan organisasi dan misi yang sama... Ada perasaan "sedih" karena akan ditinggalkan oleh Sang Gembala yg lama dengan "gaya" pelayanan yang khas, yakni percampuran antara "Ketegasan", "Kepedulian" dan "Komitmen" yang tinggi... tetapi juga ada perasaan bahagia karena akan menerima Sang Gembala berikutnya yang belum pernah dikenal secara langsung.... Mungkin anda bertanya : "Belum kenal koq bisa berbahagia..?" Paling tidak..., kita akan memasuki era pelayanan dengan "gaya" yang baru walaupun "medan" dan misinya sama. Jangan bingung dulu...., maksud saya.... pasti ada maksud Tuhan dibalik semua perubahan ini, yang maknanya harus kita selami sebagai sebuah pembelajaran dalam gerak maju pelayanan "bahtera Eben Haezer" ini. Di dalam Tuhan.. harapan adalah sebuah kenyataan bagi setiap orang percaya.

Semua hal yang "baru" sudah seharusnya disikapi dengan pikiran yang positif sehingga akan memberi dampak positif dalam memaknai setiap perubahan sekecil apapun yang akan terjadi.
Terima kasih untuk SBY yg meningglalkan "legacy" penegakan hukum tanpa pandang bulu... dan Juga terima kasih untuk Pdt Sarah yang meninggalkan "legacy" Ketegasan", "Kepedulian" dan "Komitmen" dalam pelayanan.
Selamat datang Jokowi Presiden RI ke-7 dan Pdt baruku. Harapanku dan harapan banyak orang kiranya bersatu padu dengan harapan kalian berdua untuk menghadirkan "damai sejahtera" di bumi pertiwi dan di Eben Haezer...

Vzp@bus-cgk-dpk.

13 Juni 2014

"DOA IBU"

Debat "Capres-Cawapres" yang pertama sudah dilaksanakan hari Senin lalu.... kedua kubu mengklaim bahwa masing-masing "jagoannya" yang unggul dalam debat tersebut.... itu sih biasa... pasti masing-masing kubu akan berpihak pada masing-masing kandidat... Walaupun agak sedikit memanas, tetapi debat babak pertama ini berlangsung dengan baik dan aman... Yang pasti rakyat yang menonton debat tersebutlah yang memiliki hak untuk menilai kepada kubu yang mana pilihannya akan diarahkan...
Terlepas dari materi dan penampilan kedua pasangan kandidat..., ada kejadian "kecil" yang cukup menarik perhatian... karena tanpa disadari dalam salah satu sesi debat tersebut, ada selembar kertas yang tanpa disengaja "mencuat" dari balik "Jas" yang dikenakan Capres Kandidat No.2 "Jokowi"... ternyata kertas tersebut hanyalah sebuah catatan berisi sepenggal "doa" dari Ibunda Jokowi... Woow... tanpa ingin memuji Jokowi, bagi saya, ini adalah hal luar biasa.... paling tidak, peristiwa ini menggambarkan 2 hal. Yang pertama Jokowi terkesan sangat mengandalkan "kekuatan doa". Dan kedua, Jokowi sangat menaruh hormat kepada sang Bunda. Saya sedikit menarik kesimpulan, rupanya dibalik rasa percaya diri yang tinggi yang diperlihatkan Jokowi, ada "kekuatan doa" yang terselip dibalik "Jas-nya"...

Anda tentu masih ingat sebuah lagu dalam album perdana yang melambungkan nama penyanyi cilik "Nikita" yang berjudul "Di doa ibuku, namaku disebut".... Lagu ini memang sepertinya lahir dari kenyataan, bahwa seorang ibu dapat dipastikan akan selalu mendoakan anak-anaknya.... Ngga percaya..? coba anda tanyakan kepada setiap ibu... apakah mereka pernah mendoakan anak-anaknya?.... Atau kalau anda sendiri adalah seorang ibu..., coba dengan jujur anda renungkan tentang doa-doa yang pernah anda panjatkan, saya berani jamin, pasti doa untuk anak-anaklah yang mengambil porsi terbanyak.....
Saya mengoleksi semua surat yang dikirim papa dan mama sejak saya berpisah dengan mereka untuk melanjutkan sekolah ke Jakarta..., semua surat itu saya simpan dalam sebuah ordner khusus dengan rapih...., sering saya membaca kembali surat-surat tersebut di waktu senggang.. saya perhatikan semua isi surat itu "benang merahnya" hanya berisi 3 hal yang selalu diulang-ulang Papa dan Mama.., yaitu "doa untuk keselamatan dan kesuksesan"; wejangan agar tidak terjerumus hal duniawi di kota besar dan harapan-harapan mereka bagi masa depan saya dan keluarga....

Kekuatan doa memang luar biasa... apalagi jika "doa" itu dinaikkan oleh "orang benar". Sepotong bait Amsal berbunyi demikian : "TUHAN itu jauh dari pada orang fasik, tetapi doa orang benar didengar-Nya". Demikian juga kata Yakobus :".Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya"
Lain lagi cerita tentang Elia. Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujanpun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumipun mengeluarkan buahnya.
Saya mencatat ternyata kekuatan "doa" itu sangat ditentukan oleh orang yang memanjatkan doa tersebut. Paling tidak ada 3 hal penting yang saya tangkap, yang pertama "Si pendoa haruslah benar dihadapan Tuhan"; kedua "berdoa harus dengan yakin atau dengan bahasa lain harus dengan iman"; dan yang ke tiga "berdoa harus dengan sungguh-sungguh". Secara sederhana mungkin dapat saya simpulkan sebagai berikut : Yang pertama itu bicara mengenai "kebenaran" atau "kesucian" si pendoa; yang kedua bicara mengenai "iman" atau "menaruh percaya yang sungguh" saat berdoa; dan ke tiga berbicara mengenai "ketulusan hati" saat memanjatkan doa.
Hmmmm.... kalau saja setiap doa yang kita panjatkan disertai dengan 3 hal diatas... so pasti kita akan menikmati kekuatan "kuasa doa" yang kita panjatkan tersebut..

Selamat berdoa dengan benar, dengan iman dan dengan ketulusan.... Selamat menikmati kekuatan "kuasa doa"...
Khusus bagi ibu-ibu... saya ucapkan selamat... karena sudah menjadi seorang "pendoa" yang luar biasa.... (termasuk untuk Ibunda mas Jokowi yang setia mendoakan anaknya...)

vzp@cipanas-130614

31 Mei 2014

"IMPIAN"

Semua orang pasti mempunyai impian..., Waktu kecil, impian saya adalah pingin jadi anggota "angkatan laut"... mungkin ini adalah inspirasi karena waktu TK saya pernah diajak Papa naik ke sebuah kapal perang yang besar di Pangkalan Angkatan Laut "Halong" Ambon... sampai-sampai ketika ada karnaval sewaktu di "TK", saya memakai baju kadet Angkatan Laut yang serba putih dilengkapi juga dengan sepotomg pedang pendek tergantung di pinggang... wow.. kenangan itu masih tersimpan rapih di sanubari saya... Waktu itu saya bersekolah di "TK Rehoboth" yang berlokasi di sampaing Gereja GPM Rehoboth, Batu Gantung Ambon....l Eee,,,ternyata kemudian , saat sudah di bangku "SD", impian saya jadi berubah..., saat itu saya pingin jadi "insinyur elektro", hal inipun mungkin terinspirasi, karena melihat Papa yng suka mengutak-atik jaringan listrik dirumah kalau ada kerusakan... Impian ini semakin menjadi-jadi saat saya di "SMA", kebetulan saya di jurusan "IPA" dan sekelas dengan teman-teman yang doyan elektro..., kita sempat membuat beberapa proyek elektro... Saya sendiri sempat membuat sendiri sebuah "Lampu Disco" yang saat itu sedang menjadi "trend" di ambon,,, Itulah mengapa saya semakin bermimpi untuk menjadi seorang "insinyur elektro"... Setelah lulus "SMA",, tadinya pingin kuliah di Unjung Pandang ngambil teknik elektro..., tetapi satu malam sebelum berangkat, akhirnya ngga jadi ke Ujung Pandang..., malah ke Jakarta..., di Jakarta akhirnya ikut "perintis 1" istilah sistem penerimaan mahasiswa saat itu dengan pilihan jurusan yang pertama adalah Jurusan Elektro dan ke dua adalah jurusan Teknik Mesin... Eee,,, ternyata Tuhan menentukan saya lolos pada pilihan ke dua yaitu Teknik Mesin... Sempat terjadi "perdebatan batin" antar mau menerima pilihan Tuhan ini, atau tetap mau mencari Teknik Elektro di tempat lain..., akhirnya setelah berdiskusi dengan Papa dan Mama kita putuskan untuk mengikuti pilihan Tuhan...
Hmmm mulai dari "impian" saat "SD" pingin menjadi "Angkatan Laut"..., berubah di "SD" sampai "SMA" pingin jadi "Insinyur Elektro"... Eee... ternyata Tuhan menentukan lain... akhirnya sekolah di Teknik Mesin..... Dulu waktu "TK" bermimpi bekerja di "Kapal Perang"... eeee, sekarang malah bekerja di lingkungan "Kapal Terbang" ........
Hmmm... ternyata "impian" kita.. bisa sangat jauh berbeda dengan "jalan Tuhan"....

Terkadang memang kita harus berdiam diri dan mendengar "suara Tuhan"... karena kadang suara Tuhan itu berbeda dengan "suara hati" kita... Tuhan berfirman :"Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN... Intinya sebaiknya kita berserah saja kepada Tuan.. dan tetap ada dijalanNya dan biarlah rancanganNya yang terjadi dalam hidup ini.. karena itulah yang terbaik bagi kita...

Kata Yohanes :"Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya"...
Kalau kita berserah dan menjadi "domba" gembalaanNya yang setia.. so pasti kita akan mengenal suaraNya... sehingga kita tetap akan mengikuti perintahNya..

Apa impian anda dimasa kecil ? Dan apa kenyataannya sekarang ? Berbeda atau tidak impian dan kenyataan, jalanilah dengan rasa syukur, karena itulah rancanganNya bagi anda...

Selamat menikmati hidup dan kasih karuniaNya.

vzp@home-310514