"Transisi"
Hari Rabu malam lalu, Presiden "SBY" dan Presiden terpilih "JOKOWI" menoreh sejarah baru dalam proses alih kepemimpinan di Indonesia.... sepanjang yang saya tahu, baru kali inilah proses pergantian Presiden di Indonesia diawali dengan apa yang belakangan ini santer disebut sebagai "proses Transisi"... Saya pribadi "angkat topi" untuk "SBY" yang berinisiatif untuk melakukan "transisi" pemerintahan melalui persiapan yang matang demi untuk menjaga kesinambungan program pembangunan....
Menurut saya, Jokowi pun patut diacungin 2 jempol, karena juga mengukir sejarah baru dengan mendirikan kantor "transisi" yang bertugas mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan Pemerintahannya nanti....
Memang dalam alih kepemimpinan setingkat presiden apalagi dengan "gaya" kepemimpinan yang berbeda, sangat membutuhkan "penyesuaian-penyesuaian" agar program pembangunan terjaga kontinuitasnya... Dilain pihak dengan mulusnya proses transisi ini akan memberikan pembelajaran penting dimasa yang akan datang.... Bayangkan kalau dalam proses pergantian Presiden, "dikotori" oleh tidak mulusnya transisi yang dilakukan..., mungkin bisa dianalogikan seperti saat pergantian "gigi kecepatan" di mobil atau motor yang kalau tidak sempurna dilakukan bisa menyebabkan "hentakan" yang mengagetkan.... Hmmm pasti sangat tidak nyaman....
Kalau dipikir-pikir, ternyata "transisi" juga terjadi dalam kehidupan semua orang termasuk anda dan saya... "transisi" yang saya maksudkan disini paling tidak terjadi dalam pergantian "episode-episode" kehidupan kita sehari-hari.... Dalam hidup ini, ada "episode" ketika kita memainkan peran di rumah..., ada "episode" ketika kita berada di tempat bekerja atau disekolah.... ada "episode" ketika kita berperan di tengah masyarakat dll... Nah bentuk kegiatan atau aktifitas dalam "episode-episode" kehidupan kita bisa saja berbeda bentuk, tetapi karakter atau kepribadian kita harus tetap utuh sehingga "transisi" antar "episode" ini tetap "mulus" walaupun adanya perganttian "episode" dengan peran yang berbeda.... Bayangkan misalnya kalau ketika kita memainkan peran kita di rumah, kita menampilkan sosok yang disegani dan patut dicontohi, tetapi ternyata ketika berada di tempat kerja atau di sekolah atau dimana saja... karakter kita menjadi berubah menjadi sosok yang tidak patut dicontoh... Atau ketika kita berbicara, kelihatannya sangat meyakinkan dan bisa dipercaya... tetapi ternyata perbuatan nyata kita dalam kehidupan sama sekali bertolak 180 derajat dengan kata-kata yang disampaikan.. Nah... inilah contoh "transisi" episode kehidupan kita yang tidak mulus dan bahkan tidak mencerminkan adanya kontinuitas kepribadian kita...
Dampaknya sudah jelas... orang lain akan melihat kita sebagai orang yang tidak konsisten dalam berperi-laku...
Mari kita mainkan "transisi" episode-episode kehidupan kita dengan mulus dan tetap terjaga kontinuitasnya dalam kepribadian atau karakter yang utuh, sehingga bisa menjadi kesaksian bagi keluarga kita, bagi orang lain di sekitar kita... bahkan bagi dunia..
Selamat merangkai "episode-episode" kehidupan anda dengan "transisi" yang mulus melalui keutuhan kepribadian dan karakter yang takut akan Tuhan....
vzp@bus-cgk-dpk
290814
29 Agustus 2014
27 Agustus 2014
"HOPE"
"Hope" atau "Harapan" menurut Oxford
Dictionaries adalah : A feeling of
expectation and desire for a particular thing to happen. Yang artinya : Perasaan
tentang harapan dan keinginan untuk sesuatu yang akan terjadi.
Pasti semua orang tanpa kecuali menginginkan sesuatu yang "baik"
bahkan yang "terbaik" yang akan dinikmati dimasa akan datang... Ada
slogan yang sering kita dengar :
"Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan Besok
harus lebih baik dari hari ini"... Slogan ini jelas mengharapkan bahwa
setiap saat harus selalu ada perbaikan... Hmmmm ini pasti keinginan kita semua
kan?.. Siapa yang "ngga" mau selalu membaik kehidupannya dari saat ke
saat.... Nah, ini pasti harapan kita semua....
Lain lagi kata Bil Keane dalam quotes-nya : "Yesterday
is history, tomorrow is a mystery, today is a gift of God, which is why we call
it the present"
Bagi Bil, hari esok adalah sebuah "misteri"....
Sesuatu yang tidak kita pahami dan tidak kita ketahui...., makanya Bil
menyimpulkan bahwa hari ini dengan segala keberadaanya adalah "hadiah"
atau "berkat" atau "anugerah" yang berasal dari Tuhan yang
sudah sepatutnya dinikmati dengan penuh rasa syukur..., tentu saja apa yang
kita nikmati hari ini tidak selamanya selalu lebih baik dari hari
kemarin......, bahkan mungkin saja yang kita rasakan lebih buruk dari yang kita
harapkan..... Hmmm memang kelihatnnya Bil benar bahwa " tomorrow is a
mystery"... Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi besok.....
sehingga jika kita masih diberikan kesempatan untuk membuka tabir misteri hari
ini, itu pasti hanya karena anugeraNya - Sola Gratia-
Lain lagi tips dari Sang Guru Agung..... mudah-mudahan bermanfaat
bagi kita semua agar tetap "kuat" dalam pengharapan.... Tips-nya
sbb.: "Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok
mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.
Kalau diperhatikan baik-baik, maka kita akan menemukan ada
jaminan untuk tidak perlu kuatir tentang "misteri" hari besok. Bahkan
kita diajak untuk menikmati saja apa yang ada di hari ini... apakah itu "kesusahan"
atau "kesulitan" atau "kebaikkan" atau
"kebahagiaan"... nikmatilah dengan penuh rasa syukur bersamaNya...
Bersyukur dalam kepasrahan kepadaNya.... itulah kunci
pengharapan untuk memasuki "misteri" anugerahNya di hari besok...
Selamat menikmati pengharapan di dalam Tuhan.
270814 @bus-cgk-dpk
25 Agustus 2014
"Baru"
Sebuah perubahan akan selalu bergandengan tangan dengan sesuatu yang "baru". Respon terhadap sesuatu yang "baru", biasanya berbeda untuk setiap orang. Ada orang yang sangat antusias dan bersemangat ketika diperhadapkan dengan sesuatu yang "baru", tetapi dilain pihak, ada juga orang yang merasa "tidak nyaman" ketika harus berhadapan dengan sesuatu yang "baru" baginya.
Paling tidak,ada 2 perubahan besar yang akan terjadi dalam hidupku. Perubahan yang pertama adalah, kurang lebih 2 bulan lagi, saya akan memiliki seorang Presiden Baru. Tentunya, perubahan ini membuat saya dan mungkin juga anda bertambah optimis akan kemajuan Indonesia tercinta, paling tidak karena kita akan memiliki seoarang presiden yang datang dari latar belakang yang sangat berbeda dengan Presiden-presiden sebelumnya. Inilah Presiden yang lahir dari rakyat biasa. Bagi sebagian orang optimisme akan timbul, tetapi bagi sebagian yang lain akan menjadi "ketar-ketir" dengan "ancaman" yang sudah mulai ditebar sang presiden baru
: "Kalau ada aparat yang melakukan tagihan tidak wajar ke rakyat, saya akan kesana dimanapun berada"... Hehehe selamat memasuki era "revolusi Mental".... Bagi saya tebaran "ancaman" sang Presiden sangat "membahagiakan", tetapi saya yakin, ada banyak aparat dimana saja dan ditingkat apa saja mulai mengidap "depresi" karena ancaman tersebut... hehehehe bagi mereka, perubahan ini tidaklah begitu menyenangkan.... Ternyata sesuatu yang "baru" tidak selalu menyenangkan....
Perubahan kedua adalah dalam waktu dekat, pendeta di gerejaku akan dimutasi ke Jemaat lain, tentu saja beliau akan digantikan oleh Pendeta lain yang juga dimutasi dari Jemaatnya sebelumnya... Seharusnya mutasi yang membawa perubahan ini, adalah sesuatu yang biasa saja, karena hal ini selalu terjadi kurang lebih 4 tahun sekali di lingkungan GPIB... tetapi suka atau tidak suka perubahan ini akan membuat kita harus melakukan "penyesuaian-penyesuaian", karena setiap pendeta memiliki corak kepemimpinan dan pendekatan yang berbeda-beda... walaupun dalam suatu tatanan organisasi dan misi yang sama... Ada perasaan "sedih" karena akan ditinggalkan oleh Sang Gembala yg lama dengan "gaya" pelayanan yang khas, yakni percampuran antara "Ketegasan", "Kepedulian" dan "Komitmen" yang tinggi... tetapi juga ada perasaan bahagia karena akan menerima Sang Gembala berikutnya yang belum pernah dikenal secara langsung.... Mungkin anda bertanya : "Belum kenal koq bisa berbahagia..?" Paling tidak..., kita akan memasuki era pelayanan dengan "gaya" yang baru walaupun "medan" dan misinya sama. Jangan bingung dulu...., maksud saya.... pasti ada maksud Tuhan dibalik semua perubahan ini, yang maknanya harus kita selami sebagai sebuah pembelajaran dalam gerak maju pelayanan "bahtera Eben Haezer" ini. Di dalam Tuhan.. harapan adalah sebuah kenyataan bagi setiap orang percaya.
Semua hal yang "baru" sudah seharusnya disikapi dengan pikiran yang positif sehingga akan memberi dampak positif dalam memaknai setiap perubahan sekecil apapun yang akan terjadi.
Terima kasih untuk SBY yg meningglalkan "legacy" penegakan hukum tanpa pandang bulu... dan Juga terima kasih untuk Pdt Sarah yang meninggalkan "legacy" Ketegasan", "Kepedulian" dan "Komitmen" dalam pelayanan.
Selamat datang Jokowi Presiden RI ke-7 dan Pdt baruku. Harapanku dan harapan banyak orang kiranya bersatu padu dengan harapan kalian berdua untuk menghadirkan "damai sejahtera" di bumi pertiwi dan di Eben Haezer...
Vzp@bus-cgk-dpk.
Langganan:
Postingan (Atom)