Waduh.... hari ini lagi “ngga” ada ide mau nulis apa.... hmmm lagi
“buntu” nih pikiran.... tapi karena harus “latihan” nulis setiap hari...
ya “udah” judulnya disesuaikan aja dengan “pikiran”.... ya itu...
“buntu”.... hehehehe....
Kalau sudah “buntu” ya... pasti bikin
kesal.... karena “ngga” tau mau “ngapain”... Memang hampir dapat
dipastikan “buntu” itu pasti “ngeselin”.... coba “aja” ketemu
jalan “buntu”... pasti “ngumpat” karena harus berbalik.. apalagi
jalannya kecil.... hufff... menyebalkan.... Begitupun kalau punya usus
“buntu” yang kebetulan lagi sakit... du.. du... pasti “nyesek”....
memang “ngga” enak kalau lagi “buntu”.....
Kata orang-orang
pintar... kalau lagi “buntu”... harus usahakan terus melakukan
sesuatu... pasti ada saja jalan keluar..... Misalnya kalau lagi nulis...
lalu tiba-tiba pikiran kita “buntu” ... alias “ngga” ada ide... ya stop
saja dulu... keluar sebentar ... lalu ngobrol sambil menghirup udara
segar... pasti nanti ide datang dengan sendirinya....
Nah
kadang hidup ini seperti menemui jalan “buntu”... sudah berusaha
kesana-kesini... tetap "aja" ngga ada hasilnya....semua usaha seakan
“buntu”.... ya jangan menyerah... jangan stop... Masih ingat kan...
dengan Oom Thomas Alva Edison... itu tu...si penemu beberapa barang
berharga... dia yang menemukan Gramofon, lampu listrik dan proyektor
untuk film-film kecil..... walaupun kelihatannya jenius.... tetapi bukan
berarti dia tidak pernah gagal alias menemukan jalan “buntu”..... Salah
satu kata bijak dari beliau adalah : “Saya tidak patah semangat, karena
setiap usaha yang salah adalah satu langkah maju”.... Wow keren kan...
bayangkan kalau dulu dia patah semangat mungkin tidak akan ada "music
player"... ipod... “kaya” sekarang.... juga mungkin kita akan hidup
dalam kegelapan... karena tidak ada lampu listrik yang ditemukan....
Hebat ya.... gara-gara “ngga” patah semangat banyak hal berharga yang
bisa ditemukan.... Hmmm setiap jalan ”buntu” yang ditemui... adalah
suatu langkah maju.....
Masih ingat lagu ini ???...
-------
ku tahu Tuhan pasti buka jalan,
ku tahu Tuhan pasti buka jalan,
asal ku hidup suci, tidak turut dunia,
ku tahu Tuhan pasti buka jalan.
ku tahu Tuhan dengar doa saya,
ku tahu Tuhan dengar doa saya,
asal ku hidup suci, tidak turut dunia,
ku tahu Tuhan dengar doa saya.
---------
Hmmm... asal saja hidup kita benar.... asal saja kita usahakan sebuah
kebajikan.... asal saja yang dilakukan seturut kehendakNya.... pasti Dia
akan buka jalan.... tidak akan ada jalan “buntu” untuk sebuah
kebajikan....
Ada lagi nih... sebuah lagu rohani yang patut
dinyanyikan dikala lagi "buntu" dalam hidup ini... DIA BUKA JALAN...
tau kan lagunya....
--------
Dia buka jalan, saat tiada jalan
Dengan cara yang ajaib Dia buka jalan bagiku,
Dia menuntunku dan memeluk diriku,
Dengan kasih dan kuasa-Nya
Dia buka jalan, Dia buka jalan
Di belantara Dia tetap menuntunku
Sungai di gurun kutemui
Langit bumi 'kan lenyap, tapi firman-Nya tetap
Saat ini Dia buka jalan
--------
Eeehhh.... ternyata tulisan ini bisa selesai..... coba tadi saya tetap
merasa “buntu” dan tidak mulai menulis... pasti “ngga’ jadi tulisan
ini.... Hmmmm.... "tidak akan ada jalan “buntu” untuk sebuah
kebajikan...." karena Dia selalu buka jalan saat "kebuntuan" melanda....
"BUNTU" ??????? No way..... Let's do it....
vzp@bus-cgk-dpk-300414
30 April 2014
29 April 2014
“MAESTRO”
Kemarin, dunia seni Indonesia kembali kehilangan seorang “MAESTRO” di
bidang seni musik... Dalam usia 75 tahun “Idris Sardi” sang “Maestro”
biola Indonesia dipanggil pulang Sang Ilahi di Rumah Sakit Melia Cibubur
karena “komplikasi” berbagai penyakit.... Beliau adalah pemain biola
yang handal sekaligus seorang komposer yang piawai... Karya-karya nya
mendapatkan berbagai penghargaan... Tidak salah jika gelar sebagai “MAESTRO” diberikan kepadanya...
Untuk meniti sampai ke puncak karirnya sebagai "MAESTRO"... almarhum memulainya sejak dini... Dimulai di usia 6 tahun Idris mulai mengenal biola... pada saat usia 10 tahun muncul di depan publik pertama kali di Jogyakarta... dan karena sangat piawai memainkan biola, Idris diterima di Sekolah Musik Indonesia (SMIND).... di sekolah prestasinya luar biasa... Pada saat berusia 14 tahun dia sudah menjadi “concert master” dalam orkestra siswa “SMIND” yang dipimpin “Nicolao Varvolomejeff”...
Dia pernah dilatih oleh 2 orang guru biola asal Hungaria... di Jogyakarta dilatih oleh “George Setet” dan sewaktu hijrah ke Jakarta dia dilatih oleh “Henri Tordasi”.
Untuk menjadi seorang ‘MAESTRO” bukan saja memiliki bakat yang hebat... tetapi Idris juga menjalani “pelatihan” yang serius dan "panjang" dari guru-guru yang memang memiliki kemampuan memainkan biola..... Untuk menjadi seorang “MAESTRO”... harus didukung dengan semangat dan disiplin yang tinggi... dan tentu "kesetiaan" dan “pengabdian” yang total dalam bidangnya.....
Kita pasti "berdecak" kagum melihat prestasi "Idris Sardi".... mungkin ada yang ber-andai-andai untuk menjadi seperti sang "MAESTRO"...
Kata “MAESTRO” berasal dari bahasa Italia yang berarti “pakar” atau “guru”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia arti “MAESTRO” adalah “orang yg ahli dalam bidang seni, terutama bidang musik, seperti komponis, konduktor dan lain-lain.... So... “Maestro” adalah seorang yang “ahli”.... sedangkan kata “AHLI” dijelaskan di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sebagai “orang yg mahir, paham sekali dalam suatu ilmu (kepandaian)”....
Kita “ngga” perlu berkecil hati karena mungkin tidak memiliki kemampuan “sekaliber” Idris Sardi yang menjadi seorang “MAESTRO” biola Indonesia.... atau seorang Affandi yang dianggap sebagai “MAESTRO” seni lukis Indonesia... karena memang tidak semua orang dikaruniakan kemampuan yang sama... Yang harus kita pahami mungkin adalah bahwa semua orang diberikan kemampuan atau biasanya disebut “TALENTA” dalam porsi dan “KAPASITAS” yang berbeda... Itu berarti bahwa “kita semua” memiliki “TALENTA” masing-masing..... tidak perlu menjadi “orang lain” karena jauh lebih baik menjadi “diri sendiri”....
Nah... masih ingat perumpamaan tentang “TALENTA” ???....Pasti masih ingat dong.... Seorang yang hendak bepergian ke luar negeri mempercayakan hartanya kepada para hambanya.... Ada hamba yang mendapat 5 talenta..., ada yang mendapat 2 talenta dan ada yang hanya 1 talenta... Mengapa ada yang 5, ada yang 2 dan ada yang hanya 1 talenta????... disebutkan karena diberikan sesuai dengan “kesanggupannya”.... Setelah tuan mereka pergi, maka hamba yang mendapat 5 “talenta” pergi dan “menjalankan” uang itu dan memperoleh laba 5 “talenta”... begitupun dengan yang mendapatkan 2 “talenta” melakukan hal yang sama dan mendapatkan laba 2 “talenta”... Wow... bukankah itu berarti ke dua hamba ini, keuntungannya mencapai 100%.... pasti didapatkan dengan “usaha”, “kerja keras” dan “disiplin”..... Nah.... sedangkan hamba yang menerima 1 “talenta” tidak melakukan seperti kedua hamba yang lain, tetapi menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya... Lalu ketika Tuan mereka kembali dan meminta pertanggung-jawaban, maka datanglah hamba yang menerima 5 “talenta” lalu menyerahkan 10 “talenta” sesuai hasil dari usahanya begitupun dengan hamba yang menerima 2 “talenta datang dan membawa 4 “talenta sesuai hasil yang diperolehnya.... Nah.... kalau kita perhatikan baik-baik... jawaban yang diberikan tuannya kepada kedua hamba ini sama persis... tuan mereka berkata :” Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan "setia", engkau telah "setia" memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu”...... Hal sebaliknya terjadi dengan hamba yang menerima 1 “talenta”... dia mengembalikan 1 “talenta” yang diberikan tuannya sambil bersungut-sungut dan mengatakan tuanya “kejam”... lalu tuannya menjawab :” Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam? Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya. Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu”
Wow... rupanya penghargaan yang diterima oleh para hamba bukan berdasarkan berapa besar “talenta” yang diberikan, tetapi berapa besar “kesetiaan” yang didedikasikan oleh para hamba tersebut...
Janganlah menghitung-hitung berapa besar “talenta” yang diberikan kepada kita.... apalagi membanding-bandingkanya dengan “talenta” yang diterima orang lain....... Adalah lebih baik bila kita manfaatkan dan gunakan “talenta” yang diberikan itu seberapapun besarnya dipercayakan kepada kita... kita manfaatkan dan gunakan dengan penuh “kesetiaan”... dengan “usaha” dan “kerja-keras”... dengan penuh “disiplin” dan dengan “penyerahan” penuh kepada Sang Tuan... maka percayalah... Sang Pemilik “TALENTA” itu niscaya akan berkata kepada kita :” :” Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan "setia", engkau telah "setia" memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar..... Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu”....
Hmmmm bagi orang-orang yang “setia”.... tanggung-jawab akan diberikan semakin besar.... dan jangan kaget saudaraku... jika suatu saat (atau mungkin sudah terjadi sekarang....) anda diberikan tanggung-jawab sebagai seorang “MAESTRO” dalam bidangmu... karena anda setia dalam perkara-perkara yang “kecil”.....
Selamat menjaga kesetiaan dalam perkar-perkara anda saat ini... Dan selamat menikmati... kalau diberikan tanggung-jawab yang semakin bertambah.. bahkan tidak mustahil diberikan tanggung-jawab sebagai seorang “MAESTRO”..... Kata kuncinya adalah "KESETIAAN"....
vzp@bus-cgk-dpk-290414
Untuk meniti sampai ke puncak karirnya sebagai "MAESTRO"... almarhum memulainya sejak dini... Dimulai di usia 6 tahun Idris mulai mengenal biola... pada saat usia 10 tahun muncul di depan publik pertama kali di Jogyakarta... dan karena sangat piawai memainkan biola, Idris diterima di Sekolah Musik Indonesia (SMIND).... di sekolah prestasinya luar biasa... Pada saat berusia 14 tahun dia sudah menjadi “concert master” dalam orkestra siswa “SMIND” yang dipimpin “Nicolao Varvolomejeff”...
Dia pernah dilatih oleh 2 orang guru biola asal Hungaria... di Jogyakarta dilatih oleh “George Setet” dan sewaktu hijrah ke Jakarta dia dilatih oleh “Henri Tordasi”.
Untuk menjadi seorang ‘MAESTRO” bukan saja memiliki bakat yang hebat... tetapi Idris juga menjalani “pelatihan” yang serius dan "panjang" dari guru-guru yang memang memiliki kemampuan memainkan biola..... Untuk menjadi seorang “MAESTRO”... harus didukung dengan semangat dan disiplin yang tinggi... dan tentu "kesetiaan" dan “pengabdian” yang total dalam bidangnya.....
Kita pasti "berdecak" kagum melihat prestasi "Idris Sardi".... mungkin ada yang ber-andai-andai untuk menjadi seperti sang "MAESTRO"...
Kata “MAESTRO” berasal dari bahasa Italia yang berarti “pakar” atau “guru”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia arti “MAESTRO” adalah “orang yg ahli dalam bidang seni, terutama bidang musik, seperti komponis, konduktor dan lain-lain.... So... “Maestro” adalah seorang yang “ahli”.... sedangkan kata “AHLI” dijelaskan di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sebagai “orang yg mahir, paham sekali dalam suatu ilmu (kepandaian)”....
Kita “ngga” perlu berkecil hati karena mungkin tidak memiliki kemampuan “sekaliber” Idris Sardi yang menjadi seorang “MAESTRO” biola Indonesia.... atau seorang Affandi yang dianggap sebagai “MAESTRO” seni lukis Indonesia... karena memang tidak semua orang dikaruniakan kemampuan yang sama... Yang harus kita pahami mungkin adalah bahwa semua orang diberikan kemampuan atau biasanya disebut “TALENTA” dalam porsi dan “KAPASITAS” yang berbeda... Itu berarti bahwa “kita semua” memiliki “TALENTA” masing-masing..... tidak perlu menjadi “orang lain” karena jauh lebih baik menjadi “diri sendiri”....
Nah... masih ingat perumpamaan tentang “TALENTA” ???....Pasti masih ingat dong.... Seorang yang hendak bepergian ke luar negeri mempercayakan hartanya kepada para hambanya.... Ada hamba yang mendapat 5 talenta..., ada yang mendapat 2 talenta dan ada yang hanya 1 talenta... Mengapa ada yang 5, ada yang 2 dan ada yang hanya 1 talenta????... disebutkan karena diberikan sesuai dengan “kesanggupannya”.... Setelah tuan mereka pergi, maka hamba yang mendapat 5 “talenta” pergi dan “menjalankan” uang itu dan memperoleh laba 5 “talenta”... begitupun dengan yang mendapatkan 2 “talenta” melakukan hal yang sama dan mendapatkan laba 2 “talenta”... Wow... bukankah itu berarti ke dua hamba ini, keuntungannya mencapai 100%.... pasti didapatkan dengan “usaha”, “kerja keras” dan “disiplin”..... Nah.... sedangkan hamba yang menerima 1 “talenta” tidak melakukan seperti kedua hamba yang lain, tetapi menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya... Lalu ketika Tuan mereka kembali dan meminta pertanggung-jawaban, maka datanglah hamba yang menerima 5 “talenta” lalu menyerahkan 10 “talenta” sesuai hasil dari usahanya begitupun dengan hamba yang menerima 2 “talenta datang dan membawa 4 “talenta sesuai hasil yang diperolehnya.... Nah.... kalau kita perhatikan baik-baik... jawaban yang diberikan tuannya kepada kedua hamba ini sama persis... tuan mereka berkata :” Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan "setia", engkau telah "setia" memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu”...... Hal sebaliknya terjadi dengan hamba yang menerima 1 “talenta”... dia mengembalikan 1 “talenta” yang diberikan tuannya sambil bersungut-sungut dan mengatakan tuanya “kejam”... lalu tuannya menjawab :” Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam? Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya. Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu”
Wow... rupanya penghargaan yang diterima oleh para hamba bukan berdasarkan berapa besar “talenta” yang diberikan, tetapi berapa besar “kesetiaan” yang didedikasikan oleh para hamba tersebut...
Janganlah menghitung-hitung berapa besar “talenta” yang diberikan kepada kita.... apalagi membanding-bandingkanya dengan “talenta” yang diterima orang lain....... Adalah lebih baik bila kita manfaatkan dan gunakan “talenta” yang diberikan itu seberapapun besarnya dipercayakan kepada kita... kita manfaatkan dan gunakan dengan penuh “kesetiaan”... dengan “usaha” dan “kerja-keras”... dengan penuh “disiplin” dan dengan “penyerahan” penuh kepada Sang Tuan... maka percayalah... Sang Pemilik “TALENTA” itu niscaya akan berkata kepada kita :” :” Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan "setia", engkau telah "setia" memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar..... Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu”....
Hmmmm bagi orang-orang yang “setia”.... tanggung-jawab akan diberikan semakin besar.... dan jangan kaget saudaraku... jika suatu saat (atau mungkin sudah terjadi sekarang....) anda diberikan tanggung-jawab sebagai seorang “MAESTRO” dalam bidangmu... karena anda setia dalam perkara-perkara yang “kecil”.....
Selamat menjaga kesetiaan dalam perkar-perkara anda saat ini... Dan selamat menikmati... kalau diberikan tanggung-jawab yang semakin bertambah.. bahkan tidak mustahil diberikan tanggung-jawab sebagai seorang “MAESTRO”..... Kata kuncinya adalah "KESETIAAN"....
vzp@bus-cgk-dpk-290414
28 April 2014
"FEAR FACTOR"
Pasti anda tidak asing dengan judul tulisan diatas... benar.... "Fear
Factor" adalah salah satu "reality game show" ditelevisi. "Game show"
ini pertama kali diadaptasi oleh NBC dari acara televisi di Belanda yang
bertajuk "Now or Neverland" Acara televisi dengan hadiah yang
menggiurkan ... $50.000 dirancang agar semua peserta harus melewati
rintangan-rintangan yang cukup "extreme" dan
memacu "adrenalin" peserta maupun penonton.... Dalam setiap "Show"
Peserta biasanya terdiri dati 4 tim dimana masing-masing tim terdiri
dari 2 orang yang berpasangan... mereka bersaing untuk melewati
tantangan dan rintangan yang diberikan... karena tantangan dan rintangan
yang diberikan cukup "extreme" sehingga kadang kala sangat "menakutkan"
bagi semua peserta bahkan tidak jarang sanggup membuat penonton ikut
tegang....
Kalau kita perhatikan... walaupun semua tantangan dalam "FEAR FACTOR" sangat "extreme" dan "menakutkan".... tetapi hampir semua peserta selalu berusaha melewati tantangan-tantangan tersebut... coba anda bayangkan... kadang ada tantangan yang mengharuskan peserta makan makanan yang "extreme" yang mungkin saja sangat "menjijikkan"... atau peserta harus melewati tantangan di tempat yang sangat tinggi dengan hanya menggunakan alat bantu ala kadarnya... hmmm "menyeramkan... dan menakutkan... tetapi hampir semua peserta tetap melewatinya walaupun dengan persaan yang agak "cemas"... dan "menakutkan"... Nah... Kira-kira apa ya rahasianya...????
Saya menduga rahasianya karena penyelenggara acara "menjamin" bahwa semua tantangan yang ada "aman" dan "sehat" karena sudah dilakukan uji-coba dan menggunakan peralatan keselamatan... so.. dijamin aman dan sehat... Nah... karena ada jaminan "keamanan" dan "kesehatan" makanya semua peserta tetap mau melewati setiap tantangan walaupun itu "menakutkan" dan "menjijikkan"... Saya yakin kalau hal itu dilakukan tanpa ada jaminan... pasti tidak akan ada peserta yang mau ikut acara ini... walaupun dengan hadiah yang menggiurkan sekalipun....
Nah... ternyata "ketakutan" itu.. bisa "dikalahkan" atau "ditaklukkan" jika ada"jaminan keamanan"....
Cobalah kita tengok sebentar kebelakag... bukankah dalam menjalani hidup ini... seringkali kita harus melewati tantangan... dan hambatan... yang kadangkala terlihat "extreme" seperti halnya di "Fear Factor"...???.. Mungkin saja sampai hari ini kita sedang mengahdapi "ketakutan" karena beban atau masalah hidup yang sedang kita "pikul"...
Hmmm.. ternyata hal yang samapun terjadi pada para murid Yesus... mereka sangat "ketakutan" saat hambatan yang sangat "extreme" harus mereka hadapi... betapa tidak.. "Rabi"... "Guru"... "Pemimpin" mereka harus mati dengan cara yang memalukan... di salib seperti para "penjahat kelas kakap"... Mereka takut akan kepastian masa depan mereka..... mereka kehilangan "semangat" dan "selera" hidup... karena "ketakutan"....
Nah... dalam ketakutan yang seperti itu... tiba-tiba saja Yesus yang telah bangkit hadir ditengah-tengah mereka.... Dia menyapa mereka yang sedang takut : "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu."
Kehadiran dan sapaan ini memberikan "jaminan" kepada para muridNya... bahwa mereka tidak sendirian dalan perjalanan pelayanan kededepan... apalagi sapaan ini dikuti dengan hembusan dari Yesus sambil berkata : "Terimalah Roh Kudus".... "Ketakutan" para murid Yesus sekejap menghilang dan berganti "semangat" untuk melayani... semuanya karena mereka tahu ada "jaminan" dari Sang "Guru"... Sang "Rabi"... dan Tuhan mereka yang sudah bangkit....
Saudaraku... kalau masih ada "hambatan" dan "rintangan" yang menyebabkan anda menjadi "ketakutan" dalam menjalani hidup ini... Ingatlah bahwa Dia yang sudah bangkit adalah "jaminan" keselamatan" bagi semua orang percaya..... bagi anda dan saya....
Selamat menghadapi "hambatan" dan "rintangan" dengan keyakinan bahwa kita bisa menghadapinya karena ada "jaminan" dari Dia yang sudah bangkit....
vzp@home-280414
Kalau kita perhatikan... walaupun semua tantangan dalam "FEAR FACTOR" sangat "extreme" dan "menakutkan".... tetapi hampir semua peserta selalu berusaha melewati tantangan-tantangan tersebut... coba anda bayangkan... kadang ada tantangan yang mengharuskan peserta makan makanan yang "extreme" yang mungkin saja sangat "menjijikkan"... atau peserta harus melewati tantangan di tempat yang sangat tinggi dengan hanya menggunakan alat bantu ala kadarnya... hmmm "menyeramkan... dan menakutkan... tetapi hampir semua peserta tetap melewatinya walaupun dengan persaan yang agak "cemas"... dan "menakutkan"... Nah... Kira-kira apa ya rahasianya...????
Saya menduga rahasianya karena penyelenggara acara "menjamin" bahwa semua tantangan yang ada "aman" dan "sehat" karena sudah dilakukan uji-coba dan menggunakan peralatan keselamatan... so.. dijamin aman dan sehat... Nah... karena ada jaminan "keamanan" dan "kesehatan" makanya semua peserta tetap mau melewati setiap tantangan walaupun itu "menakutkan" dan "menjijikkan"... Saya yakin kalau hal itu dilakukan tanpa ada jaminan... pasti tidak akan ada peserta yang mau ikut acara ini... walaupun dengan hadiah yang menggiurkan sekalipun....
Nah... ternyata "ketakutan" itu.. bisa "dikalahkan" atau "ditaklukkan" jika ada"jaminan keamanan"....
Cobalah kita tengok sebentar kebelakag... bukankah dalam menjalani hidup ini... seringkali kita harus melewati tantangan... dan hambatan... yang kadangkala terlihat "extreme" seperti halnya di "Fear Factor"...???.. Mungkin saja sampai hari ini kita sedang mengahdapi "ketakutan" karena beban atau masalah hidup yang sedang kita "pikul"...
Hmmm.. ternyata hal yang samapun terjadi pada para murid Yesus... mereka sangat "ketakutan" saat hambatan yang sangat "extreme" harus mereka hadapi... betapa tidak.. "Rabi"... "Guru"... "Pemimpin" mereka harus mati dengan cara yang memalukan... di salib seperti para "penjahat kelas kakap"... Mereka takut akan kepastian masa depan mereka..... mereka kehilangan "semangat" dan "selera" hidup... karena "ketakutan"....
Nah... dalam ketakutan yang seperti itu... tiba-tiba saja Yesus yang telah bangkit hadir ditengah-tengah mereka.... Dia menyapa mereka yang sedang takut : "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu."
Kehadiran dan sapaan ini memberikan "jaminan" kepada para muridNya... bahwa mereka tidak sendirian dalan perjalanan pelayanan kededepan... apalagi sapaan ini dikuti dengan hembusan dari Yesus sambil berkata : "Terimalah Roh Kudus".... "Ketakutan" para murid Yesus sekejap menghilang dan berganti "semangat" untuk melayani... semuanya karena mereka tahu ada "jaminan" dari Sang "Guru"... Sang "Rabi"... dan Tuhan mereka yang sudah bangkit....
Saudaraku... kalau masih ada "hambatan" dan "rintangan" yang menyebabkan anda menjadi "ketakutan" dalam menjalani hidup ini... Ingatlah bahwa Dia yang sudah bangkit adalah "jaminan" keselamatan" bagi semua orang percaya..... bagi anda dan saya....
Selamat menghadapi "hambatan" dan "rintangan" dengan keyakinan bahwa kita bisa menghadapinya karena ada "jaminan" dari Dia yang sudah bangkit....
vzp@home-280414
27 April 2014
"BENANG RAJA"
Membaca judul diatas pasti anda bertanya-tanya apa sih artinya "BENANG
RAJA" ??? Apakah yang dimaksud adalah merek dagang benang ? Ataukah
salah satu Jenis benang ???... Hmmm coba saja anda "searching" di mesin
pencari "google"... ternyata ada sedikit penjelasan mengenai "BENANG
RAJA".... Salah satu hasil pencarian adalah "BENANG RAJA FLAG"... ini
adalah sebutan untuk bendera "RMS"
-republik maluku selatan-..... Eitsss.. jangan salah sangka ya... bukan
ini yang mau saya bahas dalam tulisan ini.... Nah.... biar "ngga"
melebar tulisan ini... mungkin kita langsung menuju referensi yang lebih
netral... yaitu "KBBI" Kamus besar bahsa Indonesia... langsung saja
cari kata "benang" disitu kita akan menemukan banyak kata yang dimulai
dengan "benang".... Nah.... salah satu kata yang dijelaskan disitu
adalah "benang raja"... artinya singkat dan jelas yaitu "pelangi" atau
"bianglala".....
Nah... ternyata orang Ambon benar sekali , mereka selalu menggunakan "benang raja" untuk menyebut "pelangi"..... Asal-usul mengapa sampai disebut "benang raja" saya cari-cari... tetapi belum ketemu... Yang saya tahu... waktu kecil.. kata orang tua-tua.... disebut "benang raja" karena katanya pelangi itu seperti benangnya Tuhan atau Raja... makanya pelangi disebut sebagai "benang raja"... Benang warna-warni yang indah yang tergambar di langit dengan jarak yang sangat jauh.... itulah "benang raja"....
Dalam bahasa Inggris "benang raja" atau "pelangi" disebut "Rainbow"... yang menurut "wikipedia" tidak lain adalah busur spektrum warna besar berbentuk lingkaran yang terjadi karena pembiasan cahaya matahari oleh butir-butir air hujan. Ketika cahaya matahari melewati butiran air hujan, ia membias seperti ketika menembus prisma kaca dan keluar menjadi spektrum warna pelangi
Orang Lio (Flores NTT), menyebut "pelangi" sebagai " Nipamoa"... Nipa artinya Ular dan Moa berarti Haus (kehausan)... mereka melihat "Nipamoa" sebagai fenomena alam yang luar biasa sehingga dipercaya merupakan berkah dari Yang Maha Kuasa untuk kesuburan tanah disekitar.....
Masihkah anda ingat lagu "pelangi-pelangi" yang sangat "beken" di kalangan anak "TK" sepanjang masa...... silahkan disimak... semoga kenangan indah sewaktu di "TK" terbayang kembali..... hehehe..
------
Pelangi pelangi
Alangkah indahmu
Merah, kuning, hijau
Di langit yang biru
Pelukismu Agung, siapa gerangan
Pelangi, pelangi, ciptaan Tuhan
-------
Nah... lalu apa kata "Pelukis Agung" tentang "pelangi".... Allah berfirman: "Inilah tanda perjanjian yang Kuadakan antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup, yang bersama-sama dengan kamu, turun-temurun, untuk selama-lamanya: Busur-Ku Kutaruh di awan, supaya itu menjadi tanda perjanjian antara Aku dan bumi.... Apabila kemudian Kudatangkan awan di atas bumi dan busur itu tampak di awan, maka Aku akan mengingat perjanjian-Ku yang telah ada antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup, segala yang bernyawa, sehingga segenap air tidak lagi menjadi air bah untuk memusnahkan segala yang hidup.... Jika busur itu ada di awan, maka Aku akan melihatnya, sehingga Aku mengingat perjanjian-Ku yang kekal antara Allah dan segala makhluk yang hidup, segala makhluk yang ada di bumi."
Hmmmm... ternyata "pelangi" bukan sekedar peristiwa alam yang disebabkan oleh terurainya sinar matahari yang mengena butiran air.... tetapi lebih daripada itu.... "pelangi" adalah busur yang diletakkan Allah di awan sebagai tanda "perjanjian" antara Allah dan manusia....bahwa tidak akan ada lagi "air bah"... Dengan kata lain... boleh dikatakan "pelangi" adalah tanda "kesetiaan" Allah akan janjiNya..... Benarlah lagu "pelangi-pelangi"... yang mengatakan bahwa Tuhan adalah "Pelukis Agung" yang melukis "pelangi"....
Hmmm... "Benang Raja"... benangnya Tuhan.... busur yang ditempatkan Tuhan di awan... tanda Allah setia dengan janjiNya....
Kalau Allah masih tetap setia dengan janjiNya... masihkah kita tetap setia kepadaNya....????
Selamat Hari Minggu...
vzp@home-270414
Nah... ternyata orang Ambon benar sekali , mereka selalu menggunakan "benang raja" untuk menyebut "pelangi"..... Asal-usul mengapa sampai disebut "benang raja" saya cari-cari... tetapi belum ketemu... Yang saya tahu... waktu kecil.. kata orang tua-tua.... disebut "benang raja" karena katanya pelangi itu seperti benangnya Tuhan atau Raja... makanya pelangi disebut sebagai "benang raja"... Benang warna-warni yang indah yang tergambar di langit dengan jarak yang sangat jauh.... itulah "benang raja"....
Dalam bahasa Inggris "benang raja" atau "pelangi" disebut "Rainbow"... yang menurut "wikipedia" tidak lain adalah busur spektrum warna besar berbentuk lingkaran yang terjadi karena pembiasan cahaya matahari oleh butir-butir air hujan. Ketika cahaya matahari melewati butiran air hujan, ia membias seperti ketika menembus prisma kaca dan keluar menjadi spektrum warna pelangi
Orang Lio (Flores NTT), menyebut "pelangi" sebagai " Nipamoa"... Nipa artinya Ular dan Moa berarti Haus (kehausan)... mereka melihat "Nipamoa" sebagai fenomena alam yang luar biasa sehingga dipercaya merupakan berkah dari Yang Maha Kuasa untuk kesuburan tanah disekitar.....
Masihkah anda ingat lagu "pelangi-pelangi" yang sangat "beken" di kalangan anak "TK" sepanjang masa...... silahkan disimak... semoga kenangan indah sewaktu di "TK" terbayang kembali..... hehehe..
------
Pelangi pelangi
Alangkah indahmu
Merah, kuning, hijau
Di langit yang biru
Pelukismu Agung, siapa gerangan
Pelangi, pelangi, ciptaan Tuhan
-------
Nah... lalu apa kata "Pelukis Agung" tentang "pelangi".... Allah berfirman: "Inilah tanda perjanjian yang Kuadakan antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup, yang bersama-sama dengan kamu, turun-temurun, untuk selama-lamanya: Busur-Ku Kutaruh di awan, supaya itu menjadi tanda perjanjian antara Aku dan bumi.... Apabila kemudian Kudatangkan awan di atas bumi dan busur itu tampak di awan, maka Aku akan mengingat perjanjian-Ku yang telah ada antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup, segala yang bernyawa, sehingga segenap air tidak lagi menjadi air bah untuk memusnahkan segala yang hidup.... Jika busur itu ada di awan, maka Aku akan melihatnya, sehingga Aku mengingat perjanjian-Ku yang kekal antara Allah dan segala makhluk yang hidup, segala makhluk yang ada di bumi."
Hmmmm... ternyata "pelangi" bukan sekedar peristiwa alam yang disebabkan oleh terurainya sinar matahari yang mengena butiran air.... tetapi lebih daripada itu.... "pelangi" adalah busur yang diletakkan Allah di awan sebagai tanda "perjanjian" antara Allah dan manusia....bahwa tidak akan ada lagi "air bah"... Dengan kata lain... boleh dikatakan "pelangi" adalah tanda "kesetiaan" Allah akan janjiNya..... Benarlah lagu "pelangi-pelangi"... yang mengatakan bahwa Tuhan adalah "Pelukis Agung" yang melukis "pelangi"....
Hmmm... "Benang Raja"... benangnya Tuhan.... busur yang ditempatkan Tuhan di awan... tanda Allah setia dengan janjiNya....
Kalau Allah masih tetap setia dengan janjiNya... masihkah kita tetap setia kepadaNya....????
Selamat Hari Minggu...
vzp@home-270414
26 April 2014
"GALAU"
Ajang kontes "nyanyi" "Indonesia Idol "semakin mengerucut dengan hanya
menyisakan empat finalis... Semalam akhirnya Ubai, kontestan asal kota
"apel" -Malang- Jawa tengah harus tereliminasi .... Membawakan 2 buah
lagu berjudul "Pupus" (Dewa 19) dan Clarity (Zedd) ternyata tidak
sanggup mendongkrak perolehan "pooling sms"-nya... Memang dalam
beberapa kali "spectacular show" terakhir.., Ubai
selalu masuk dalam zona tidak aman alias menempati posisi "pooling"
terendah... Bahkan dua pekan lalu sebenarnya sudah tereliminasi...
untung masih diselamatkan oleh para juri yang memanfaatkan hak "veto"
mereka yang hanya sekali itu....
Semalam saya sempat nonton ketika Ubay selesai melantunkan lagu pertamanya "Pupus"... dalam dialog dengan pembawa acara Daniel Mananta... , Daniel sempat mengatakan bahwa.... sebuah istilah yang ditulis oleh Ubai di Twitter-nya menjadi salah satu "trending topic"... Ternyata istilah yang dimaksud adalah kepanjangan kata "GALAU" sebagai "God Always Listening And Understand".... Wow.... saya pikir pantas jika istilah ini menjadi "trending topic" karena sangat pas dan boleh dikatan cukup "smart"... Mudah-mudahan walaupun tersingkir dari ajang "Indonesian Idol" tidak membuat Ubai menjadi "GALAU" karena pasti dia tahu bahwa "God Always Listening And Understand".... Tuhan memang selalu mendengar dan mengerti setiap persoalan manusia... Manusia boleh berusaha... tetapi Tuhanlah yang menentukan karena Dia mengerti apa yang terbaik bagi setiap orang...
"GALAU" saat ini sering diartikan sebagai perasaan yang kurang nyaman, sedih, gelisah, menyesal, bingung, dan sebagainya... Padahal dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia... arti kata "GALAU" berarti : sibuk beramai-ramai; ramai sekali; kacau tidak keruan (pikiran)... Jadi rupanya pengertian kata "galau" saat ini telah mengalami pemaknaan arti...
Pastinya kalau ditelusuri lebih jauh... penyebab yang membuat orang menjadi "GALAU" tentu banyak sekali.... mulai dari "ngga" dikasih uang jajan dari ortu di kalangan anak-anak..... karena diputusin cintanya di kalangan pemuda... sampai karena "selisih pendapat" antara suami-istri... bahkan karena masalah "warisan" di antara orang saudara.... dan masih banyak penyebab lain lagi…
Wow... ternyata "GALAU" bisa menyerang siapa saja tanpa memandang usia... tanpa memandang harta... tanpa memandang status sosial...
Anda tentu masih ingat peristiwa kemarin... Sempat terjadi kegemparan di bandara Ngurah Rai Bali... masalahnya karena ada "bule" Australia yang mabok disebabkan sedang "GALAU" karena bermasalah dengan istrinya... gara-gara mabok dia bikin onar di dalam pesawat Virgin Air... Karena dikira pembajakan, pilot mengirimkan signal "hijack" ke menara "air traffic control" Ngurah Rai... maka terjadilah "kegemparan".... Hmmmmm... karena "GALAU" bisa menggemparkan....
Raja Daud juga pernah terlihat “GALAU” disaat dua putranya, yaitu Amnon dan Absalom, mati. Meskipun keduanya telah menyebabkan kesusahan bagi Daud dan keluarganya, mereka tetap adalah putra-putranya, dan kematian mereka membuatnya “GALAU”…..
Coba simak lagi kisah "galau" berikut ini.... Bagaimana mungkin “ngga” “Galau” kalau harus mengalami "tragedi" seperti yang dialami oleh “Joseph M. Scriven” yang lahir di Irlandia tahun 1819… dia terlahir dalam keluarga yang “berada” sehingga dia bisa bersekolah hingga universitas… kisah “galau”nya dimulai disaat dia akan menikah dengan seorang gadis Irlandia yang cantik…. Hanya sehari jelang perkawinan mereka… gadis tercintanya mengalami kecelakaan dan mati tenggelam… Hmmm Joseph menjadi “galau” dan semakin parah karena keluarganya tidak setuju “Joseph” ikut agama Kristen… Akhirnya di tahun 1844 “Joseph” pindah ke Canada…
Di Canada Joseph menjadi seorang guru di sebuah sekolah… dan akhirnya mengajar secara “private” di sebuah keluarga kaya… lalu berkenalan dengan sorang gadis saudara dari keluarga ini…. Sekali lagi akhirnya "Joseph" bertunangan dengan kekasihnya tersebut…tetapi karena sakit akhirnya tunangannya ini meninggal… “Joseph” menjadi semakin “galau”…..
Dalam “kegalauan” yang semakin menjadi akhirnya Joseph menyingkir ke pinggiran kota… dia tinggal di sebuah pondok kecil di tepi danau. Hidupnya semakin bersahaja… uang dan tenaganya didedikasikan dan digunakan untuk membantu orang-orang miskin…
Sepuluh tahun setelah Joseph hijrah ke Canada… dia mendapat kabar bahwa ibunya sakit di Irlandia… Karena tidak sempat pulang ke Irlandia, di kamarnya Joseph menulis syair tentang Yesus yang adalah kawan yang sejati bagi orang yang lemah… syair ini dia tuliskan untuk menghibur ibunya…
Syair itulah yang sampai sekarang sangat sering dinyanyikan dalam ibadah di seluruh dunia… syair tersebut diberi judul “Yesus Kawan Yang Sejati”…dulu dikenal dengan judul "Yesus ada sobat kita"...syairnya sebagai berikut...:
-------
YESUS KAWAN YANG SEJATI BAGI KITA YANG LEMAH
TIAP HAL BOLEH DIBAWA DALAM DOA PADA-NYA
OH BETAPA KITA SUSAH DAN PERCUMA BERLELAH
BILA KURANG PASRAH DIRI DALAM DOA PADA-NYA
JIKA OLEH PENCOBAAN KACAU BALAU HIDUPMU
JANGAN KAU BERPUTUS ASA, PADA TUHAN BERSERU
YESUS KAWAN YANG SETIA TIDAK ADA TARANYA
IA TAHU KELEMAHANMU, NAIKKAN DOA PADA-NYA
ADAKAH HATIMU SARAT, JIWA RAGAMU LELAH
YESUSLAH PENOLONG KITA, NAIKKAN DOA PADA-NYA
BIAR KAWAN LAIN MENGHILANG, YESUS KAWAN YANG BAKA
IA MAU MENGHIBUR KITA ATAS DOA PADA-NYA
-------
Yang luar biasa dari kisah “Joseph M. Scriven” diatas adalah.. dia mengatasi “kegalauan”-nya justru dengan cara menghibur dan menolong orang-orang yang lemah dan miskin…. mungkin juga mereka yang ditolongnya sedang "GALAU"... Hmmm... apa yang dilakukan "Joseph" mungkin dapat disimpulkan seperti ini..: "Cara menghadapi "KEGALAUAN" adalah dengan menolong orang "GALAU"...
"Joseph" sebenarnya menulis syair dari apa yang dia praktekkan yaitu menjadi "kawan yang sejati" bagi yang lemah... yang diilhami dari pengalaman pribadinya bersama "Yesus" yang menjadi "Kawan Sejati" baginya...
Ternyata Ubai-Idol benar… “GALAU” = “God always listening and understand"
Jangan lupa… Kalau “KE-GALAU-AN” menyerang… ingat “What A Friend We Have In Jesus”…. Yesus adalah sobat kita….
vzp@home-260414
Semalam saya sempat nonton ketika Ubay selesai melantunkan lagu pertamanya "Pupus"... dalam dialog dengan pembawa acara Daniel Mananta... , Daniel sempat mengatakan bahwa.... sebuah istilah yang ditulis oleh Ubai di Twitter-nya menjadi salah satu "trending topic"... Ternyata istilah yang dimaksud adalah kepanjangan kata "GALAU" sebagai "God Always Listening And Understand".... Wow.... saya pikir pantas jika istilah ini menjadi "trending topic" karena sangat pas dan boleh dikatan cukup "smart"... Mudah-mudahan walaupun tersingkir dari ajang "Indonesian Idol" tidak membuat Ubai menjadi "GALAU" karena pasti dia tahu bahwa "God Always Listening And Understand".... Tuhan memang selalu mendengar dan mengerti setiap persoalan manusia... Manusia boleh berusaha... tetapi Tuhanlah yang menentukan karena Dia mengerti apa yang terbaik bagi setiap orang...
"GALAU" saat ini sering diartikan sebagai perasaan yang kurang nyaman, sedih, gelisah, menyesal, bingung, dan sebagainya... Padahal dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia... arti kata "GALAU" berarti : sibuk beramai-ramai; ramai sekali; kacau tidak keruan (pikiran)... Jadi rupanya pengertian kata "galau" saat ini telah mengalami pemaknaan arti...
Pastinya kalau ditelusuri lebih jauh... penyebab yang membuat orang menjadi "GALAU" tentu banyak sekali.... mulai dari "ngga" dikasih uang jajan dari ortu di kalangan anak-anak..... karena diputusin cintanya di kalangan pemuda... sampai karena "selisih pendapat" antara suami-istri... bahkan karena masalah "warisan" di antara orang saudara.... dan masih banyak penyebab lain lagi…
Wow... ternyata "GALAU" bisa menyerang siapa saja tanpa memandang usia... tanpa memandang harta... tanpa memandang status sosial...
Anda tentu masih ingat peristiwa kemarin... Sempat terjadi kegemparan di bandara Ngurah Rai Bali... masalahnya karena ada "bule" Australia yang mabok disebabkan sedang "GALAU" karena bermasalah dengan istrinya... gara-gara mabok dia bikin onar di dalam pesawat Virgin Air... Karena dikira pembajakan, pilot mengirimkan signal "hijack" ke menara "air traffic control" Ngurah Rai... maka terjadilah "kegemparan".... Hmmmmm... karena "GALAU" bisa menggemparkan....
Raja Daud juga pernah terlihat “GALAU” disaat dua putranya, yaitu Amnon dan Absalom, mati. Meskipun keduanya telah menyebabkan kesusahan bagi Daud dan keluarganya, mereka tetap adalah putra-putranya, dan kematian mereka membuatnya “GALAU”…..
Coba simak lagi kisah "galau" berikut ini.... Bagaimana mungkin “ngga” “Galau” kalau harus mengalami "tragedi" seperti yang dialami oleh “Joseph M. Scriven” yang lahir di Irlandia tahun 1819… dia terlahir dalam keluarga yang “berada” sehingga dia bisa bersekolah hingga universitas… kisah “galau”nya dimulai disaat dia akan menikah dengan seorang gadis Irlandia yang cantik…. Hanya sehari jelang perkawinan mereka… gadis tercintanya mengalami kecelakaan dan mati tenggelam… Hmmm Joseph menjadi “galau” dan semakin parah karena keluarganya tidak setuju “Joseph” ikut agama Kristen… Akhirnya di tahun 1844 “Joseph” pindah ke Canada…
Di Canada Joseph menjadi seorang guru di sebuah sekolah… dan akhirnya mengajar secara “private” di sebuah keluarga kaya… lalu berkenalan dengan sorang gadis saudara dari keluarga ini…. Sekali lagi akhirnya "Joseph" bertunangan dengan kekasihnya tersebut…tetapi karena sakit akhirnya tunangannya ini meninggal… “Joseph” menjadi semakin “galau”…..
Dalam “kegalauan” yang semakin menjadi akhirnya Joseph menyingkir ke pinggiran kota… dia tinggal di sebuah pondok kecil di tepi danau. Hidupnya semakin bersahaja… uang dan tenaganya didedikasikan dan digunakan untuk membantu orang-orang miskin…
Sepuluh tahun setelah Joseph hijrah ke Canada… dia mendapat kabar bahwa ibunya sakit di Irlandia… Karena tidak sempat pulang ke Irlandia, di kamarnya Joseph menulis syair tentang Yesus yang adalah kawan yang sejati bagi orang yang lemah… syair ini dia tuliskan untuk menghibur ibunya…
Syair itulah yang sampai sekarang sangat sering dinyanyikan dalam ibadah di seluruh dunia… syair tersebut diberi judul “Yesus Kawan Yang Sejati”…dulu dikenal dengan judul "Yesus ada sobat kita"...syairnya sebagai berikut...:
-------
YESUS KAWAN YANG SEJATI BAGI KITA YANG LEMAH
TIAP HAL BOLEH DIBAWA DALAM DOA PADA-NYA
OH BETAPA KITA SUSAH DAN PERCUMA BERLELAH
BILA KURANG PASRAH DIRI DALAM DOA PADA-NYA
JIKA OLEH PENCOBAAN KACAU BALAU HIDUPMU
JANGAN KAU BERPUTUS ASA, PADA TUHAN BERSERU
YESUS KAWAN YANG SETIA TIDAK ADA TARANYA
IA TAHU KELEMAHANMU, NAIKKAN DOA PADA-NYA
ADAKAH HATIMU SARAT, JIWA RAGAMU LELAH
YESUSLAH PENOLONG KITA, NAIKKAN DOA PADA-NYA
BIAR KAWAN LAIN MENGHILANG, YESUS KAWAN YANG BAKA
IA MAU MENGHIBUR KITA ATAS DOA PADA-NYA
-------
Yang luar biasa dari kisah “Joseph M. Scriven” diatas adalah.. dia mengatasi “kegalauan”-nya justru dengan cara menghibur dan menolong orang-orang yang lemah dan miskin…. mungkin juga mereka yang ditolongnya sedang "GALAU"... Hmmm... apa yang dilakukan "Joseph" mungkin dapat disimpulkan seperti ini..: "Cara menghadapi "KEGALAUAN" adalah dengan menolong orang "GALAU"...
"Joseph" sebenarnya menulis syair dari apa yang dia praktekkan yaitu menjadi "kawan yang sejati" bagi yang lemah... yang diilhami dari pengalaman pribadinya bersama "Yesus" yang menjadi "Kawan Sejati" baginya...
Ternyata Ubai-Idol benar… “GALAU” = “God always listening and understand"
Jangan lupa… Kalau “KE-GALAU-AN” menyerang… ingat “What A Friend We Have In Jesus”…. Yesus adalah sobat kita….
vzp@home-260414
25 April 2014
"FINDING NEMO"
Saya beberapa kali menemani Dean anak saya menonton film ini. "Finding
Nemo" menjadi salah satu film favorit Dean ... sudah berulang kali kami
menonton sampai tuntas... tapi anehnya "ngga" membosankan... Walaupun
ini hanya sebuah film animasi 3 dimensi, tetapi film yang diproduksi
oleh "pixar" -pembuat film -film animasi "jempolan"-... terasa "hidup"
dan sanggup membawa kita masuk kedunia
bawa laut.... alamnya "Nemo" si ikan mungil... Film ini bercerita
tentang "Nemo" si ikan kecil jenis "clowfish".... "Nemo" dengan gayanya
yang "sok tahu" dan "gengsi tinggi" "melanggar" larangan ayahnya... Si
kecil yang "bandel" ini... mendekati sebuah "boat"... akhirnya "nemo"
tertangkap oleh seorang penyelam..... dan dibawa sampai ke "Sydney" dan
dipiara oleh seorang dokter gigi....
Mengetahui si "Nemo" hilang..., ayahnya "Merlin" berusaha sekuat tenaga dan berbagai cara untuk kembali menemukan "buah hati"nya... Singkat cerita dengan ditemani oleh "Dory" seekor ikan betina berjenis "Regal Blue Tang".... mereka mulai melakukan misi "penyelamatan" .... Walaupun "Merlin" dan "Dory" harus menempuh ganasnya samudra dan mahkluk pemangsa ikan yang kapan saja siap memangsa mereka..... dan harus menempuh perjalanan yang jauh tanpa mengetahui arah yang pasti... juga harus menghadapi arus bawa laut yang "deras"...... mereka tetap melaksanakan misi pencarian si buah hati tercinta... Pasti... para orang-tua... memahami benar perasaan dan isi hati "Merlin" ayahnya "Nemo".... Mungkin anda masih ingat kasus penculikan seorang bayi di sebuah Rumah Sakit di Bandung beberapa waktu lalu... Si ibu bayi tersebut sampai memutuskan.. tidak akan keluar dari rumah sakit sebelum bayi kesayangannya ditemukan... Kita juga saksikan bagaimana terpukulnya ayah si bayi.... pasti kita juga ikut prihatin..... Hmmm... mengapa orang tua mengalami kegalauan seperti itu?... Jawabannya... semuanya karena cinta...
Kembali ke cerita "Nemo"... akhirnya lewat perjuangan yang keras dan melewati berbagai rintangan dan hambatan... "Merlin" dan "Dory" berhasil menemukan "Nemo".,, Saat mereka bertemu mereka berpelukan dan larut dalam kegembiraan yang luar biasa....
Paling tidak, kisah "Nemo" mengandung 2 pelajaran penting yang bisa dijadikan sebagai pelajaran buat saya....
Pertama, akibat dari tidak mengikuti perintah ayahnya akhirnya si "Nemo" mengalami masalah besar.... hampir saja membuat dia berpisah dengan ayahnya bahkan hampir saja merengut nyawanya .... Hmmm .. ternyata mengikuti nasihat orang tua itu benar-benar sangat penting untuk setiap anak... Diatas semua itu ... kita juga harus berserah penuh dan mengikuti "kehendak Allah" kalau kita tidak mau tersesat dan terjebak dalam berbagai permasalahan di dunia ini.... Kehendak Tuhan itu terpampang secara jelas di dalam FirmanNya... seperti Kata pemazmur..."Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku"... Kalau saja semua kita bersedia dan mau mengikuti FirmanNya dapat dipastikan tidak akan pernah tersesat.....
Kedua, Merlin" dan "Dory membukakann mata saya untuk belajar bahwa kasih orang-tua kepada anaknya itu sangat luar biasa tiada tandingnya... kalau orang-tua saja rela berkorban seperti itu... apalagi Tuhan yang telah tersalib... mati... dan bangkit untuk kita.... Kalau kita cermati dengan seksama... bagaimana Allah melakukan misi penyelamatan atas manusia... kita pasti akan "berdecak" kagum.... Betapa tidak Dia rela turun ke dunia, menjadi sama dengan manusia... menderita... dihina... diludahi... ditikam... digantung... lalu dipaku dan mati... untuk kemudian bangkit...... itulah yang dilakukanNya bagi kita... Semuanya karena cinta....
Saya sangat yakin... pasti tidak ada seorangpun yang "pingin" tersesat... apalagi mau disesatkan.... Juga... saya sangat yakin kita semua "pingin" dicintai... dan mencintai..
So... ikutilah "Petunjuk hidup" yang akan menuntun kita pada "keselamatan" yakni "Firman Tuhan"... dan miliki dan nikmati "cinta sempurna" dengan" bersandar" hanya pada Allah... sebab Allah adalah kasih....
vzp@bus-cgk-dpk-250414
Mengetahui si "Nemo" hilang..., ayahnya "Merlin" berusaha sekuat tenaga dan berbagai cara untuk kembali menemukan "buah hati"nya... Singkat cerita dengan ditemani oleh "Dory" seekor ikan betina berjenis "Regal Blue Tang".... mereka mulai melakukan misi "penyelamatan" .... Walaupun "Merlin" dan "Dory" harus menempuh ganasnya samudra dan mahkluk pemangsa ikan yang kapan saja siap memangsa mereka..... dan harus menempuh perjalanan yang jauh tanpa mengetahui arah yang pasti... juga harus menghadapi arus bawa laut yang "deras"...... mereka tetap melaksanakan misi pencarian si buah hati tercinta... Pasti... para orang-tua... memahami benar perasaan dan isi hati "Merlin" ayahnya "Nemo".... Mungkin anda masih ingat kasus penculikan seorang bayi di sebuah Rumah Sakit di Bandung beberapa waktu lalu... Si ibu bayi tersebut sampai memutuskan.. tidak akan keluar dari rumah sakit sebelum bayi kesayangannya ditemukan... Kita juga saksikan bagaimana terpukulnya ayah si bayi.... pasti kita juga ikut prihatin..... Hmmm... mengapa orang tua mengalami kegalauan seperti itu?... Jawabannya... semuanya karena cinta...
Kembali ke cerita "Nemo"... akhirnya lewat perjuangan yang keras dan melewati berbagai rintangan dan hambatan... "Merlin" dan "Dory" berhasil menemukan "Nemo".,, Saat mereka bertemu mereka berpelukan dan larut dalam kegembiraan yang luar biasa....
Paling tidak, kisah "Nemo" mengandung 2 pelajaran penting yang bisa dijadikan sebagai pelajaran buat saya....
Pertama, akibat dari tidak mengikuti perintah ayahnya akhirnya si "Nemo" mengalami masalah besar.... hampir saja membuat dia berpisah dengan ayahnya bahkan hampir saja merengut nyawanya .... Hmmm .. ternyata mengikuti nasihat orang tua itu benar-benar sangat penting untuk setiap anak... Diatas semua itu ... kita juga harus berserah penuh dan mengikuti "kehendak Allah" kalau kita tidak mau tersesat dan terjebak dalam berbagai permasalahan di dunia ini.... Kehendak Tuhan itu terpampang secara jelas di dalam FirmanNya... seperti Kata pemazmur..."Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku"... Kalau saja semua kita bersedia dan mau mengikuti FirmanNya dapat dipastikan tidak akan pernah tersesat.....
Kedua, Merlin" dan "Dory membukakann mata saya untuk belajar bahwa kasih orang-tua kepada anaknya itu sangat luar biasa tiada tandingnya... kalau orang-tua saja rela berkorban seperti itu... apalagi Tuhan yang telah tersalib... mati... dan bangkit untuk kita.... Kalau kita cermati dengan seksama... bagaimana Allah melakukan misi penyelamatan atas manusia... kita pasti akan "berdecak" kagum.... Betapa tidak Dia rela turun ke dunia, menjadi sama dengan manusia... menderita... dihina... diludahi... ditikam... digantung... lalu dipaku dan mati... untuk kemudian bangkit...... itulah yang dilakukanNya bagi kita... Semuanya karena cinta....
Saya sangat yakin... pasti tidak ada seorangpun yang "pingin" tersesat... apalagi mau disesatkan.... Juga... saya sangat yakin kita semua "pingin" dicintai... dan mencintai..
So... ikutilah "Petunjuk hidup" yang akan menuntun kita pada "keselamatan" yakni "Firman Tuhan"... dan miliki dan nikmati "cinta sempurna" dengan" bersandar" hanya pada Allah... sebab Allah adalah kasih....
vzp@bus-cgk-dpk-250414
24 April 2014
"TANASE"
Saya bangga sebagai bangsa Indonesia... walaupun ada banyak hal yang
kadang membuat kita "trenyuh"... tetapi saya pikir kita juga tidak bisa
menutup mata bahwa bangsa ini juga diberkati dengan sangat luar biasa
oleh Tuhan... Kalau kita mau jujur, kita bisa melihat banyak sekali
"kelebihan" dan "kehebatan" yang dimiliki bangsa ini.... Kalau anda
masih ingat dengan group band "Koes Plus"...
tentu anda akan ingat juga dengan lagu mereka yang "berseri" yang
kesemuanya diberi judul "Nusantara"... Saya masih ingat betul dengan
sebait kalimat dari salah satu lagu mereka yang sederhana tetapi
merupakan "evergreen hits".... Inilah penggalan salah satu baitnya ::
Bukan lautan hanya kolam susu
Kail dan jala cukup menghidupimu
Tiada badai tiada topan kau temui
Ikan dan udang menghampiri dirimu
Wow... keren... bukankah lagu itu bercerita tentang betapa kayanya negeri kita ??....
Saya termasuk orang yang kagum dengan seni budaya yang sangat beragam di bumi pertiwi ini.... Salah satunya adalah kekayaan dan keaneka ragaman musik daerah yang berlimpah dari sabang sampai merauke... Lagu -lagu tradisional dari daerah yang satu ke daerah yang lain memiliki kekhasan yang khusus... .. inilah anugerah Tuhan sekaligus kebanggaan kita... Salah satu lagu daerah Maluku yang cukup dikenal di bumi nusantara ini adalah "Tanase".... Hmmmm.... anda pasti langsung teringat akan pelantun lagu ini... siapa lagi kalau bukan si "kribo" almarhum Melki Goeslaw bersama rekan-rekannya yang tergabung dalam group vokal "Andarinyo"... Lagu "Tanase" seakan hidup kalau dinyanyikan "Andarinyo" dengan suara dan gaya mereka yang khas...
Supaya klop dan biar ingatan anda “fresh..” lagi, dibawah ini adalah syair lagu “TANASE”..
e tanase tanase bay bay
e tanase tanase tanase tikam matae
juru mudi tomang putar haluan
e tanase tanase timbul di bulan bulan
e tanase tanase tanase tikam matae
jang pawela panggayoh panggayoh hasa hasa
e tanase tanase e tanase tanase
e tanase tanase e tanase tanase
e tanase bay bay
"Tanase" dalam bahasa Ambon berarti "Jurumudi" kapal nelayan.... Tugas "Tanase" bukan seperti "jurumudi" pada umumnya, yakni hanya mengemudikan "kapal" saja... tetapi dia juga bertugas mengarahakan kapal menuju lokasi dimana terdapat banyak ikan.... Tentu saja "tanase" memiliki keahlian khusus yang jarang dimiliki kebanyakan orang... Betapa tidak... salah satu keahlian yang dimilikinya adalah mampu "membaca" riak gelombang laut yang menandakan adanya kawanan ikan.... Nah... bisa dibayangkan kan bagaimana kalau sebuah kapal nelayan tidak memilki seorang "tanase" yang handal... ??? Pastinya hasil tangkapan kemungkinan besar akan nihil... dan tidak ada ikan yang bisa ditangkap.... ujung-ujungnya... penghasilan yang ditunggu-tunggu keluarga di rumah juga "nihil" alias "dapur bisa ngga ngebul...."
Bukankah seringkali dalam mengarungi samudra hidup kita, kita menghadapi situasi dimana "tangkapan" kita nihil....??? Tidak ada "ikan" yang bisa kita bawa pulang untuk dijual.. atau dimakan.... Lautan kehidupan ini seakan tidak bersahabat dengan kita sehingga semua usaha dan kerja kita seakan tidak ada gunanya.... Kadang-kadang situasi seperti ini membuat kita tertekan dan hilang akal... apalagi yang harus dilakukan?????
Saudaraku.... kalau kita "terjebak" dalam situasi seperti ini... jangan lupa ... panggillah "Tanase Agung" sang juruslamat yang luar biasa ... yang pesanNya sangat jelas untuk semua manusia... untuk anda dan saya..."Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu"....
Sebagai "Tanase Agung" Dia tahu apa yang kita mau... Dia mengerti apa yang terbaik bagi kita.... Kalau samudra hidup ini semakin bergelora... dan beban hidup menumpuk dan membuat kita lesuh... datang saja pada Dia... sambil kidungkan Kidung Jemaat 358 :
------
Semua yang letih lesu, berdosa, bercela,
terima rahmat Tuhanmu, percaya sabdaNya.
Datang saja pada Yesus; kini saatnya!
Datang saja pada Yesus, t'rima rahmatNya.
------
Ketika Yesus menampakkan diri kepada para murid di danau Tiberias... saat itu tidak ada lauk untuk dimakan.... lalu Sang " Tanase Agung" itu berkata : " "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh." Lalu mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan."....
Saudaraku... jangan pernah sia-siakan dan melupakan Sang"Tanase Agung" disaat mengarungi ganasnya samudra hidup ini....
vzp@commuter-line-Tangerang-Se ntiong-240414
Bukan lautan hanya kolam susu
Kail dan jala cukup menghidupimu
Tiada badai tiada topan kau temui
Ikan dan udang menghampiri dirimu
Wow... keren... bukankah lagu itu bercerita tentang betapa kayanya negeri kita ??....
Saya termasuk orang yang kagum dengan seni budaya yang sangat beragam di bumi pertiwi ini.... Salah satunya adalah kekayaan dan keaneka ragaman musik daerah yang berlimpah dari sabang sampai merauke... Lagu -lagu tradisional dari daerah yang satu ke daerah yang lain memiliki kekhasan yang khusus... .. inilah anugerah Tuhan sekaligus kebanggaan kita... Salah satu lagu daerah Maluku yang cukup dikenal di bumi nusantara ini adalah "Tanase".... Hmmmm.... anda pasti langsung teringat akan pelantun lagu ini... siapa lagi kalau bukan si "kribo" almarhum Melki Goeslaw bersama rekan-rekannya yang tergabung dalam group vokal "Andarinyo"... Lagu "Tanase" seakan hidup kalau dinyanyikan "Andarinyo" dengan suara dan gaya mereka yang khas...
Supaya klop dan biar ingatan anda “fresh..” lagi, dibawah ini adalah syair lagu “TANASE”..
e tanase tanase bay bay
e tanase tanase tanase tikam matae
juru mudi tomang putar haluan
e tanase tanase timbul di bulan bulan
e tanase tanase tanase tikam matae
jang pawela panggayoh panggayoh hasa hasa
e tanase tanase e tanase tanase
e tanase tanase e tanase tanase
e tanase bay bay
"Tanase" dalam bahasa Ambon berarti "Jurumudi" kapal nelayan.... Tugas "Tanase" bukan seperti "jurumudi" pada umumnya, yakni hanya mengemudikan "kapal" saja... tetapi dia juga bertugas mengarahakan kapal menuju lokasi dimana terdapat banyak ikan.... Tentu saja "tanase" memiliki keahlian khusus yang jarang dimiliki kebanyakan orang... Betapa tidak... salah satu keahlian yang dimilikinya adalah mampu "membaca" riak gelombang laut yang menandakan adanya kawanan ikan.... Nah... bisa dibayangkan kan bagaimana kalau sebuah kapal nelayan tidak memilki seorang "tanase" yang handal... ??? Pastinya hasil tangkapan kemungkinan besar akan nihil... dan tidak ada ikan yang bisa ditangkap.... ujung-ujungnya... penghasilan yang ditunggu-tunggu keluarga di rumah juga "nihil" alias "dapur bisa ngga ngebul...."
Bukankah seringkali dalam mengarungi samudra hidup kita, kita menghadapi situasi dimana "tangkapan" kita nihil....??? Tidak ada "ikan" yang bisa kita bawa pulang untuk dijual.. atau dimakan.... Lautan kehidupan ini seakan tidak bersahabat dengan kita sehingga semua usaha dan kerja kita seakan tidak ada gunanya.... Kadang-kadang situasi seperti ini membuat kita tertekan dan hilang akal... apalagi yang harus dilakukan?????
Saudaraku.... kalau kita "terjebak" dalam situasi seperti ini... jangan lupa ... panggillah "Tanase Agung" sang juruslamat yang luar biasa ... yang pesanNya sangat jelas untuk semua manusia... untuk anda dan saya..."Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu"....
Sebagai "Tanase Agung" Dia tahu apa yang kita mau... Dia mengerti apa yang terbaik bagi kita.... Kalau samudra hidup ini semakin bergelora... dan beban hidup menumpuk dan membuat kita lesuh... datang saja pada Dia... sambil kidungkan Kidung Jemaat 358 :
------
Semua yang letih lesu, berdosa, bercela,
terima rahmat Tuhanmu, percaya sabdaNya.
Datang saja pada Yesus; kini saatnya!
Datang saja pada Yesus, t'rima rahmatNya.
------
Ketika Yesus menampakkan diri kepada para murid di danau Tiberias... saat itu tidak ada lauk untuk dimakan.... lalu Sang " Tanase Agung" itu berkata : " "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh." Lalu mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan."....
Saudaraku... jangan pernah sia-siakan dan melupakan Sang"Tanase Agung" disaat mengarungi ganasnya samudra hidup ini....
vzp@commuter-line-Tangerang-Se
23 April 2014
"THE LAST LECTURE”
Saat istirahat siang ini... tiba-tiba saya tergelitik oleh usia yang
semakin “banyak”... betapa tidak hari ini, Tuhan sudah "mengzinkan” saya
untuk meniti dan mengisi hidup ini selama 50 tahun 1 bulan dan 1
hari.... Terima kasih Tuhan atas semua berkat dan karunia yang Engkau
limpahkan dalam hidup ku ...... juga dalam hidup keluarga ku....
Iseng-iseng saya “searching” di google hanya sekedar pingin tahu berapa sih.. usia “harapan hidup” orang Indonesia... ternyata menurut data statistik pada Tahun 2005 usia “harapan hidup” rata-rata orang Indonesia mencapai 67 Tahun lebih....
Hmmmmm pikiran ini jadi terus menerawang dan berandai-andai... Ini bukan untuk mendahului Tuhan loh !... Ini hanya sekedar “iseng”... “pingin” tahu “kira-kira” sudah berapa jauhkah dan sudah sampai dimana saya melangkah di “hidup” ini.... Mohon anda jangan salah persepsi ya.... saya hanya “iseng” dan sama sekali tidak bermaksud untuk “menyesali hidup” ini... apalagi untuk mendahului Tuhan.... wong... sampai saat ini saya merasakan “berkat Tuhan” yang luar biasa buat saya kok... Ayo lanjut “iseng-iseng”-nya.... Kalau usia “harapan hidup” rata-rata orang Indonesia 67 tahun.... berarti “kira-kira”... sekali lagi saya ulangi.. berarti “kira-kira” sisa “harapan hidup” saya 17 Tahun lagi.... Hmmm itu “kira-kira” loh... bisa lebih cepat... bisa juga lebih lama ... ya... semuanya tergantung Yang Empunya Hidup ini..... “up to You... God...” apapun ku serahkan kedalam tanganMu....
Hmmm... lalu apa sih hubungan hitung-hitungan “iseng” diatas dengan Judul tulisan ini.. “The Last Lecture”... ?? Nah... penasaran??? Kalau penasaran baca saja terus tulisan ini....
Kira-kira 5 tahun yang lalu istri saya membeli sebuah buku yang berjudul “Pesan Terakhir”... ini adalah buku yang diterjemahkan dari buku asli “The Last Lecture” yang ditulis oleh “Randy Pausch” seoranga Professor di Carnigie Mellon University... Tadinya saya kurang tertarik dengan buku ini... tetapi setelah dibaca ternyata buku ini sangat menarik... Sebenarnya buku ini berisi tentang “Pesan Terakhir” dari Randy saat dia diminta oleh rekan-rekan sejawatnya untuk menyampaikan “Last Lecture” di hadapan mereka... mengapa disebut “last lecture” ternyata karena Randy sudah di vonis dokter hanya akan bisa bertahan hidup sekitar “6 bulan” lagi.... hal ini disebabkan di tubuh Randy ternyata sudah bersarang sekitar 10 tumor ganas...
Yang disampaikan Randy dalam “Last Lecture” adalah tentang mimpi-mimpi masa kecilnya yang diwujudkan... Video tentang pesan terakhir dari Randy ini langsung menjadi “trending video” yang diakses saat itu oleh sekitar 6 juta orang di “You Tube”.. Sebenarnya apa yang dilakukan Randy ini adalah sebagai “pesan” yang akan dia tinggalkan untuk ke-3 buah hatinya, Logan, Chloe, dan Dylan. Dia ingin mewariskan sesuatu yang berharga untuk mereka, karena Randy tahu bahwa dia tidak akan bisa bersama anak-anaknya saat mereka dewasa nanti.... Randy tidak berputus-asa setelah mendengar vonis dokter tersebut, tetapi dengan positif dia bekerja keras mempersiapkan segala sesuatunya untuk ditinggalkan kepada keluarganya... anak-anak dan istrinya... dia siapkan asuransi..., rumah baru... dan yang luar biasa... dia persiapkan “pesan terakhir” ini yang dia sampaikan didepan sejawatnya.... Randy tidak pernah meratapi jalan hidupnya... melainkan mengisi sisa hidupnya dengan hal-hal yang bermanfaat. Dengan semangat yang tinggi dan pikiran yang positif tersebut dia masih bisa hidup lebih dari perkiraan para dokter... namun akhirnya Randi dipanggil pulang pada usia 47 tahun tanggal 25 Juli 2008....
Di buku “Pesan Terakhir” juga dilengkapi dengan sekeping dvd video yang berisi saat Randy menyampaikan “last lecture”.... Kalau anda menonton video ini dapat dipastikan anda akan termotivasi untuk memanfaatkan waktu “karunia Tuhan” yang masih ada ini....
Nah... itulah hubungannya hitungan "iseng" umur saya dengan judul diatas "The Last Lecture".... Bukan soal berapa lama lagi usia kita di dunia ini... tetapi apa lagi hal bermanfaat yang harus kita lakukan mengisi sisa usia kita...
Jadi teringat nasihat Paulus kepada para "hamba" : "Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia"..
Wow... kalau saja kita isi sisa usia dengan melakukan hal-hal sekecil apapun dengan segenap hati seperti untuk Tuhan... Pasti manfaat dan dampaknya sangat "luar biasa"....
vzp@bus-cgk-kmo-230414
Iseng-iseng saya “searching” di google hanya sekedar pingin tahu berapa sih.. usia “harapan hidup” orang Indonesia... ternyata menurut data statistik pada Tahun 2005 usia “harapan hidup” rata-rata orang Indonesia mencapai 67 Tahun lebih....
Hmmmmm pikiran ini jadi terus menerawang dan berandai-andai... Ini bukan untuk mendahului Tuhan loh !... Ini hanya sekedar “iseng”... “pingin” tahu “kira-kira” sudah berapa jauhkah dan sudah sampai dimana saya melangkah di “hidup” ini.... Mohon anda jangan salah persepsi ya.... saya hanya “iseng” dan sama sekali tidak bermaksud untuk “menyesali hidup” ini... apalagi untuk mendahului Tuhan.... wong... sampai saat ini saya merasakan “berkat Tuhan” yang luar biasa buat saya kok... Ayo lanjut “iseng-iseng”-nya.... Kalau usia “harapan hidup” rata-rata orang Indonesia 67 tahun.... berarti “kira-kira”... sekali lagi saya ulangi.. berarti “kira-kira” sisa “harapan hidup” saya 17 Tahun lagi.... Hmmm itu “kira-kira” loh... bisa lebih cepat... bisa juga lebih lama ... ya... semuanya tergantung Yang Empunya Hidup ini..... “up to You... God...” apapun ku serahkan kedalam tanganMu....
Hmmm... lalu apa sih hubungan hitung-hitungan “iseng” diatas dengan Judul tulisan ini.. “The Last Lecture”... ?? Nah... penasaran??? Kalau penasaran baca saja terus tulisan ini....
Kira-kira 5 tahun yang lalu istri saya membeli sebuah buku yang berjudul “Pesan Terakhir”... ini adalah buku yang diterjemahkan dari buku asli “The Last Lecture” yang ditulis oleh “Randy Pausch” seoranga Professor di Carnigie Mellon University... Tadinya saya kurang tertarik dengan buku ini... tetapi setelah dibaca ternyata buku ini sangat menarik... Sebenarnya buku ini berisi tentang “Pesan Terakhir” dari Randy saat dia diminta oleh rekan-rekan sejawatnya untuk menyampaikan “Last Lecture” di hadapan mereka... mengapa disebut “last lecture” ternyata karena Randy sudah di vonis dokter hanya akan bisa bertahan hidup sekitar “6 bulan” lagi.... hal ini disebabkan di tubuh Randy ternyata sudah bersarang sekitar 10 tumor ganas...
Yang disampaikan Randy dalam “Last Lecture” adalah tentang mimpi-mimpi masa kecilnya yang diwujudkan... Video tentang pesan terakhir dari Randy ini langsung menjadi “trending video” yang diakses saat itu oleh sekitar 6 juta orang di “You Tube”.. Sebenarnya apa yang dilakukan Randy ini adalah sebagai “pesan” yang akan dia tinggalkan untuk ke-3 buah hatinya, Logan, Chloe, dan Dylan. Dia ingin mewariskan sesuatu yang berharga untuk mereka, karena Randy tahu bahwa dia tidak akan bisa bersama anak-anaknya saat mereka dewasa nanti.... Randy tidak berputus-asa setelah mendengar vonis dokter tersebut, tetapi dengan positif dia bekerja keras mempersiapkan segala sesuatunya untuk ditinggalkan kepada keluarganya... anak-anak dan istrinya... dia siapkan asuransi..., rumah baru... dan yang luar biasa... dia persiapkan “pesan terakhir” ini yang dia sampaikan didepan sejawatnya.... Randy tidak pernah meratapi jalan hidupnya... melainkan mengisi sisa hidupnya dengan hal-hal yang bermanfaat. Dengan semangat yang tinggi dan pikiran yang positif tersebut dia masih bisa hidup lebih dari perkiraan para dokter... namun akhirnya Randi dipanggil pulang pada usia 47 tahun tanggal 25 Juli 2008....
Di buku “Pesan Terakhir” juga dilengkapi dengan sekeping dvd video yang berisi saat Randy menyampaikan “last lecture”.... Kalau anda menonton video ini dapat dipastikan anda akan termotivasi untuk memanfaatkan waktu “karunia Tuhan” yang masih ada ini....
Nah... itulah hubungannya hitungan "iseng" umur saya dengan judul diatas "The Last Lecture".... Bukan soal berapa lama lagi usia kita di dunia ini... tetapi apa lagi hal bermanfaat yang harus kita lakukan mengisi sisa usia kita...
Jadi teringat nasihat Paulus kepada para "hamba" : "Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia"..
Wow... kalau saja kita isi sisa usia dengan melakukan hal-hal sekecil apapun dengan segenap hati seperti untuk Tuhan... Pasti manfaat dan dampaknya sangat "luar biasa"....
vzp@bus-cgk-kmo-230414
22 April 2014
"BUMI"
Kita semua pasti tidak akan "betah" jika rumah kita tidak nyaman...,
kotor dan berantakan... pengap dan berdebu... Siapa yang betah hidup di
tempat tinggal yang seperti itu.... Tempat tinggal yang "nyaman".. itu
bukan soal elit atau tidak lokasinya... itu juga bukan soal besar atau
kecilnya bangunannya... itu bukan juga soal siapa yang yang tinggal
didalamnya... apakah dia "pejabat tinggi"
atau hanya seorang "tukang becak"..... semuanya sama-sama bisa
"menciptakan" tempat tinggal yang "tidak nyaman" atau yang "nyaman"
itu hanya soal "kemauan kita" dan disiplin kita untuk membuat nyaman
rumah tempat kita hidup....
Kita semua tinggal disini... di planet "bumi" ini... sering kita temukan slogan yang berbunyi... " Bumi rumah kita bersama"... Tidak sekedar kita mendiaminya... tetapi kita juga diberi makan olehnya... bahkan kita diberi kehidupan olehnya... Disini kita tinggal...., disini kita hidup... disini di bumi ini "rumah kita" bersama...
Alangkah indahnya jika kita melihat "rumah bumi" kita yang berwajah cerah... seperti yang dilukiskan Pdt Fridolin Ukur dalam puisinya ....
--------
"NEGERI BERWAJAH CERAH"
Kami hidup atas bumi begini indah
PEMBERIANMU YA TUHAN !
bumi yang bukan bertunggal warna
TERIMA KASIH YA TUHAN !
Kami hidup atas negri berwajah cerah
PEMBERIANMU YA TUHAN !
untuk menyinta yang 120 juta
TERIMA KASIH YA TUHAN !
Matahari membawa satu hari lagi
bukan untuk berperang atau bermimpi;
Memeta pada sinar pagi yang merekah
tantangan hidup, perjuangan tak kenal menyerah.
Di awal hari terentang panjang
Kami mohon kehampiranMu : menuang sayang
Sebelum kami nyanyikan lagu kehidupan,
kini dan yang bakal datang.
Sebelum kami kidungkan lagu perjuangan
Mazmur cinta dan pengabdian.
-----------
Kalau saat ini bumi terasa semakin tidak bersahabat lagi dan membuat kita semakin tidak nyaman... jangan salahkan bumi... tapi lihatlah ke sekeliling ... apakah kita punya andil disanakah?????
Alam semesta dan bumi didalamnya diciptakan Tuhan dengan "sangat sempurna" semuanya membentuk keterpaduan yang luar biasa... saling mengisi... saling bergantung... memadu dalam satu kesatuan yang namanya "ekosistem"... Luar biasa Karunia Sang Pencipta... Dia menempatkan kita di dalam bumi yang lengkap.... Dia memberi kuasa sekaligus tanggung jawab untuk "menguasai" alam ini... Nah.. sebagai "penguasa" dan "penanggung-jawab"... kitalah yang harus menjawab... mengapa Bumi semakin tidak "nyaman"....
Hari ini 22 April dunia merayakan "Hari Bumi"..... hari peringatan untuk kita semua penghuni "Rumah Bumi" ini... agar semakin "peduli" akan kelestarian alam semesta dan bumi.... karna bumi adalah rumah kita bersama... anugerah dari Sang Pencipta....
Setelah manusia dicipatkan Alkitab menyaksikan :"Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."...
Allah memberkati manusia untuk memenuhi dan menguasai bumi.....
Selamat hari bumi... selamat menguasai bumi anugrah Allah dengn penuh tanggung-jawab....
vzp@bus-cgk-dpk-220414
Kita semua tinggal disini... di planet "bumi" ini... sering kita temukan slogan yang berbunyi... " Bumi rumah kita bersama"... Tidak sekedar kita mendiaminya... tetapi kita juga diberi makan olehnya... bahkan kita diberi kehidupan olehnya... Disini kita tinggal...., disini kita hidup... disini di bumi ini "rumah kita" bersama...
Alangkah indahnya jika kita melihat "rumah bumi" kita yang berwajah cerah... seperti yang dilukiskan Pdt Fridolin Ukur dalam puisinya ....
--------
"NEGERI BERWAJAH CERAH"
Kami hidup atas bumi begini indah
PEMBERIANMU YA TUHAN !
bumi yang bukan bertunggal warna
TERIMA KASIH YA TUHAN !
Kami hidup atas negri berwajah cerah
PEMBERIANMU YA TUHAN !
untuk menyinta yang 120 juta
TERIMA KASIH YA TUHAN !
Matahari membawa satu hari lagi
bukan untuk berperang atau bermimpi;
Memeta pada sinar pagi yang merekah
tantangan hidup, perjuangan tak kenal menyerah.
Di awal hari terentang panjang
Kami mohon kehampiranMu : menuang sayang
Sebelum kami nyanyikan lagu kehidupan,
kini dan yang bakal datang.
Sebelum kami kidungkan lagu perjuangan
Mazmur cinta dan pengabdian.
-----------
Kalau saat ini bumi terasa semakin tidak bersahabat lagi dan membuat kita semakin tidak nyaman... jangan salahkan bumi... tapi lihatlah ke sekeliling ... apakah kita punya andil disanakah?????
Alam semesta dan bumi didalamnya diciptakan Tuhan dengan "sangat sempurna" semuanya membentuk keterpaduan yang luar biasa... saling mengisi... saling bergantung... memadu dalam satu kesatuan yang namanya "ekosistem"... Luar biasa Karunia Sang Pencipta... Dia menempatkan kita di dalam bumi yang lengkap.... Dia memberi kuasa sekaligus tanggung jawab untuk "menguasai" alam ini... Nah.. sebagai "penguasa" dan "penanggung-jawab"... kitalah yang harus menjawab... mengapa Bumi semakin tidak "nyaman"....
Hari ini 22 April dunia merayakan "Hari Bumi"..... hari peringatan untuk kita semua penghuni "Rumah Bumi" ini... agar semakin "peduli" akan kelestarian alam semesta dan bumi.... karna bumi adalah rumah kita bersama... anugerah dari Sang Pencipta....
Setelah manusia dicipatkan Alkitab menyaksikan :"Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."...
Allah memberkati manusia untuk memenuhi dan menguasai bumi.....
Selamat hari bumi... selamat menguasai bumi anugrah Allah dengn penuh tanggung-jawab....
vzp@bus-cgk-dpk-220414
21 April 2014
"EMANSIPASI"
Dari judul tulisan ini pasti anda sudah bisa menebak... tulisan ini
pasti ada hubungannya dengan "Hari Kartini" yang diperingati setiap
tanggal 21 April...
Kartini termasuk satu dari lima wanita Indonesia yang dikisahkan di buku yang berjudul “Women Who Changed The World” yang ditulis oleh Rosalind Horton dan Sally Simmons yang diterjermahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Haris Munandar dengan judul "Wanita-wanita yang Mengubah Dunia”.
Kiprah Kartini pasti sudah kita ketahui semua... beliau adalah tokoh feminis dan pendidikan yang dikenal sebagai simbol "emansipasi" perempuan di Indonesia.
Saya tergoda untuk mencari tahu apa sih sebenarnya arti kata "EMANSIPASI" yang selalu melekat kepada Ibu Kartini... Kamus besar Bahasa Indonesia menjelaskan "emansipasi" memiliki 2 arti : 1. Pembebasan dari perbudakan; 2 Persamaan hak dl berbagai aspek kehidupan masyarakat (seperti persamaan hak kaum wanita dng kaum pria).
Menurut "The new international encyclopaedia" kata "EMANSIPASI" atau dalam bahasa Inggris " EMANCIPATION" berasal dari kata latin "emancipatio" yang berakar dari "emancipare" yang memiliki arti "untuk memerdekakan".
Ooo... ternyata "emansipasi" itu bukan hanya berarti "persamaan hak" tetapi juga berarti "memerdekakan" atau "membebaskan" dari "keterkungkungan". Seperti Ibu Kartini, beliau berusaha "memerdekakan" atau " "membebaskan" kaum wanita dari "keterkungkungan" hak untuk mendapatkan pendidikan yang tinggi...
Lebih dari itu, di kitab Roma, Paulus menyampaikan tentang "kemerdekaan" (Yunani : ... "eleutheroo") ... kata Paulus... "Kamu telah di"merdekakan" dari dosa dan menjadi hamba kebenaran".....
Kalau kita perhatikan dengan seksama... kalimat yang Paulus sampaikan diatas mungkin dapat disederhanakan seperti ini... "Sebelumnya kita adalah "hamba dosa" kemudian "dimerdekakan" menjadi "hamba kebenaran"...
Yang "menggelitik" saya adalah... dari "hamba"... di"merdekakan" menjadi "hamba"... ternyata masih tetap "hamba"..... sebelumnya "hamba dosa" kemudian menjadi "hamba kebenaran"...
Weleh...weleh... ternyata maksudnya di"memerdekakan" dari "hamba dosa" tidak serta-merta menjadi manusia "bebas" sebebas-bebasnya tanpa tanggung-jawab... karena sekarang telah menjadi "hamba kebenaran", berarti ya harus hidup dalam"kebenaran".....
So... buat semua "perempuan"... selamat menikmati berkat "kepandaian" yang diperjuangkan oleh Ibu Kartini.. tetapi... berkat "kepandaian" itu harus dijaga hanya untuk "kebenaran"... bukan untuk perbuatan "dosa" karena anda sekarang adalah "hamba kebenaran".....
Selamat Hari Kartini untuk semua "perempuan"... tanpa Kartini... mungkin saja anda tidak sepandai seperti sekarang..... hahaha.... dan ....
Selamat menikmati "kemerdekaan" sebagai "hamba kebenaran".....
vzp@home-210414
Kartini termasuk satu dari lima wanita Indonesia yang dikisahkan di buku yang berjudul “Women Who Changed The World” yang ditulis oleh Rosalind Horton dan Sally Simmons yang diterjermahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Haris Munandar dengan judul "Wanita-wanita yang Mengubah Dunia”.
Kiprah Kartini pasti sudah kita ketahui semua... beliau adalah tokoh feminis dan pendidikan yang dikenal sebagai simbol "emansipasi" perempuan di Indonesia.
Saya tergoda untuk mencari tahu apa sih sebenarnya arti kata "EMANSIPASI" yang selalu melekat kepada Ibu Kartini... Kamus besar Bahasa Indonesia menjelaskan "emansipasi" memiliki 2 arti : 1. Pembebasan dari perbudakan; 2 Persamaan hak dl berbagai aspek kehidupan masyarakat (seperti persamaan hak kaum wanita dng kaum pria).
Menurut "The new international encyclopaedia" kata "EMANSIPASI" atau dalam bahasa Inggris " EMANCIPATION" berasal dari kata latin "emancipatio" yang berakar dari "emancipare" yang memiliki arti "untuk memerdekakan".
Ooo... ternyata "emansipasi" itu bukan hanya berarti "persamaan hak" tetapi juga berarti "memerdekakan" atau "membebaskan" dari "keterkungkungan". Seperti Ibu Kartini, beliau berusaha "memerdekakan" atau " "membebaskan" kaum wanita dari "keterkungkungan" hak untuk mendapatkan pendidikan yang tinggi...
Lebih dari itu, di kitab Roma, Paulus menyampaikan tentang "kemerdekaan" (Yunani : ... "eleutheroo") ... kata Paulus... "Kamu telah di"merdekakan" dari dosa dan menjadi hamba kebenaran".....
Kalau kita perhatikan dengan seksama... kalimat yang Paulus sampaikan diatas mungkin dapat disederhanakan seperti ini... "Sebelumnya kita adalah "hamba dosa" kemudian "dimerdekakan" menjadi "hamba kebenaran"...
Yang "menggelitik" saya adalah... dari "hamba"... di"merdekakan" menjadi "hamba"... ternyata masih tetap "hamba"..... sebelumnya "hamba dosa" kemudian menjadi "hamba kebenaran"...
Weleh...weleh... ternyata maksudnya di"memerdekakan" dari "hamba dosa" tidak serta-merta menjadi manusia "bebas" sebebas-bebasnya tanpa tanggung-jawab... karena sekarang telah menjadi "hamba kebenaran", berarti ya harus hidup dalam"kebenaran".....
So... buat semua "perempuan"... selamat menikmati berkat "kepandaian" yang diperjuangkan oleh Ibu Kartini.. tetapi... berkat "kepandaian" itu harus dijaga hanya untuk "kebenaran"... bukan untuk perbuatan "dosa" karena anda sekarang adalah "hamba kebenaran".....
Selamat Hari Kartini untuk semua "perempuan"... tanpa Kartini... mungkin saja anda tidak sepandai seperti sekarang..... hahaha.... dan ....
Selamat menikmati "kemerdekaan" sebagai "hamba kebenaran".....
vzp@home-210414
20 April 2014
"LEGACY"
Selama kampanye "PILEG" yang
lalu,.... salah seorang "CAPRES" dari salah satu partai berkampanye
lewat media televisi, dalam salah satu kampanye, beliau menyampaikan
bahwa semua "mantan" presiden Indonesia meninggalkan"LEGACY" masing-masing...
Presiden pertama, Bung Karno membangun "pondasi bangsa ini" yaitu rasa
"persatuan dan kesatuan" bangsa Indonesia. Pa Harto sebagai presiden
ke-2 "LEGACY"-nya adalah kemajuan pembangunan, sehingga beliau disebut
"bapak pembangunan". Kemudian walaupun dengan masa tugas yang pendek,
Presiden Habibie meletakkan dasar-dasar "demokrasi Indonesia". Presiden
Gus Dur meninggalkan "legacy" berupa "kesetaraan Egalitarianisme".
Sedangkan di era Presiden Megawati tercipta "otonomi daerah". SBY
sebagai presiden sampai saat ini berhasil menerapkan "penegakkan hukum"
tanpa pandang bulu.
Nah.. apa sih sebenarnya arti "LEGACY" ? Ya ... benar... "legacy" adalah "warisan" atau "peninggalan". Kata "Warisan" berasal dari bahasa Arab yang berarti : ‘berpindahnya sesuatu dari seseorang kepada orang lain’. Atau dari suatu kaum kepada kaum lain".
Hampir semua pemimpin apalagi di tingkat dunia selalu ingin meninggalkan "legacy"-nya sebagai "hasil" dan "monumen" kepemimpinannya.
"LEGACY" bukan hanya monopoli para pemimpin besar saja... cobalah anda ingat-ingat kenangan anda bersama orang tua atau saudara-saudara anda... pasti selalu ada "legacy" yang ditinggalakn orang-orang yang "membimbing" dan membesarkan kita....
Ketika kelas 1 SMP, suatu malam Papa mengajak saya naik motor milik paman pergi ke Lapangan merdeka Ambon di depan kantor gubernur maluku... ternyata papa mau "ngajarin" saya naik motor... wah... sepeda saja saya belum bisa... eeee...malah disuruh belajar naik motor.... Sudah bisa ketebak.. apa yang terjadi selanjutnya... saya jatuh beberapa kali sampai kakiku agak memar dan alhasil.. motor paman berantakan... kaca spion patah... dan beberapa lampu pecah berantakan... Tapi.. hasilnya, paling "ngga" malam itu saya sudah mulai bisa mengendalikan keseimbangan dan mengatur kecepatan gas... Hal ini berlanjut beberapa kali di hari-hari kemudian.... Akhirnya... voila... saya ternyata bisa mengendarai motor tanpa melewati tahapan belajar naik sepeda..... Satu hal yang saya pelajari... apapun kita bisa lakukan... asal saja belajar dengan tekun dan sungguh-sungguh... itulah salah satu "LEGACY" yang papa tinggalkan untuk saya... "tidak ada yang mustahil..."
Cobalah anda "flash back" ke masa lalu anda.... dapat dipastikan ada "legacy" yang ditinggalkan orang-tua anda.... itulah yang membentuk kita.....
Hari ini kita rayakan Paskah Kristus.... hari kebangkitan Sang Juruselamat... hari yang menandakan Dia telah menang dan mengalahkan maut.... terbukti sudah semua yang Dia firmankan... bahwa pada hari yang ke-3 setelah kematianNya, Dia akan bangkit....
Purnah sudah tugas pelayananNya di dunia... Dia bangkit... dan akan kembali ke singgasanaNya di Surga.... Paskah pelayananNya di dunia... sudah pasti ada "LEGACY" yang ditinggalkanNya bagi dunia..........
Tanggal 17 April 2014 yang lalu, dalam "misa malam" di Vatican city, Paus Fransiscus membasuh kaki 12 orang penyandang cacat... seperti yang Yesus lakukan kepada ke-12 muridNya... diantara ke-12 penyandang cacat tersebut, ada 4 orang wanita dan 8 orang pria. 9 diantaranya orang Italia, seorang muslim asal Libia, seorang wanita asal Etiopia dan seorang anak muda dari "Cape verde"... Setelah mencuci kaki para penyandang cacat tersebut Paus berkata :"Ini adalah "legacy" yang Yesus tinggalkan untuk kita, Dia ingin ini dilanjutkan melalui pelayanan kasih seorang kepada yang lain"...
Yesus ingin semua orang saling "melayani dan mengasihi" seperti yang sudah Dia contohkan....
Kata Yesus : "Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
Masih ingatkah saudara lagu dibawah ini??? Ayo kita nyanyikan sambil menghayati maknanya....
Melayani... melayani... lebih sungguh....
Melayani... melayani... lebih sungguh....
Tuhan lebih dulu... melayani kepadamu...
Melayani... melayani... lebih sungguh....
-------
Mengasihi... mengasihi... lebih sungguh....
Mengasihi... mengasihi... lebih sungguh....
Tuhan lebih dulu... mengasihi kepadamu...
Mengasihi... mengasihi... lebih sungguh....
--------
Selamat Paskah.... "He is risen".... Selamat melayani....
Jangan lupa tinggalkan "legacy" anda....
vzp@wisma-dewo-200414
Nah.. apa sih sebenarnya arti "LEGACY" ? Ya ... benar... "legacy" adalah "warisan" atau "peninggalan". Kata "Warisan" berasal dari bahasa Arab yang berarti : ‘berpindahnya sesuatu dari seseorang kepada orang lain’. Atau dari suatu kaum kepada kaum lain".
Hampir semua pemimpin apalagi di tingkat dunia selalu ingin meninggalkan "legacy"-nya sebagai "hasil" dan "monumen" kepemimpinannya.
"LEGACY" bukan hanya monopoli para pemimpin besar saja... cobalah anda ingat-ingat kenangan anda bersama orang tua atau saudara-saudara anda... pasti selalu ada "legacy" yang ditinggalakn orang-orang yang "membimbing" dan membesarkan kita....
Ketika kelas 1 SMP, suatu malam Papa mengajak saya naik motor milik paman pergi ke Lapangan merdeka Ambon di depan kantor gubernur maluku... ternyata papa mau "ngajarin" saya naik motor... wah... sepeda saja saya belum bisa... eeee...malah disuruh belajar naik motor.... Sudah bisa ketebak.. apa yang terjadi selanjutnya... saya jatuh beberapa kali sampai kakiku agak memar dan alhasil.. motor paman berantakan... kaca spion patah... dan beberapa lampu pecah berantakan... Tapi.. hasilnya, paling "ngga" malam itu saya sudah mulai bisa mengendalikan keseimbangan dan mengatur kecepatan gas... Hal ini berlanjut beberapa kali di hari-hari kemudian.... Akhirnya... voila... saya ternyata bisa mengendarai motor tanpa melewati tahapan belajar naik sepeda..... Satu hal yang saya pelajari... apapun kita bisa lakukan... asal saja belajar dengan tekun dan sungguh-sungguh... itulah salah satu "LEGACY" yang papa tinggalkan untuk saya... "tidak ada yang mustahil..."
Cobalah anda "flash back" ke masa lalu anda.... dapat dipastikan ada "legacy" yang ditinggalkan orang-tua anda.... itulah yang membentuk kita.....
Hari ini kita rayakan Paskah Kristus.... hari kebangkitan Sang Juruselamat... hari yang menandakan Dia telah menang dan mengalahkan maut.... terbukti sudah semua yang Dia firmankan... bahwa pada hari yang ke-3 setelah kematianNya, Dia akan bangkit....
Purnah sudah tugas pelayananNya di dunia... Dia bangkit... dan akan kembali ke singgasanaNya di Surga.... Paskah pelayananNya di dunia... sudah pasti ada "LEGACY" yang ditinggalkanNya bagi dunia..........
Tanggal 17 April 2014 yang lalu, dalam "misa malam" di Vatican city, Paus Fransiscus membasuh kaki 12 orang penyandang cacat... seperti yang Yesus lakukan kepada ke-12 muridNya... diantara ke-12 penyandang cacat tersebut, ada 4 orang wanita dan 8 orang pria. 9 diantaranya orang Italia, seorang muslim asal Libia, seorang wanita asal Etiopia dan seorang anak muda dari "Cape verde"... Setelah mencuci kaki para penyandang cacat tersebut Paus berkata :"Ini adalah "legacy" yang Yesus tinggalkan untuk kita, Dia ingin ini dilanjutkan melalui pelayanan kasih seorang kepada yang lain"...
Yesus ingin semua orang saling "melayani dan mengasihi" seperti yang sudah Dia contohkan....
Kata Yesus : "Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
Masih ingatkah saudara lagu dibawah ini??? Ayo kita nyanyikan sambil menghayati maknanya....
Melayani... melayani... lebih sungguh....
Melayani... melayani... lebih sungguh....
Tuhan lebih dulu... melayani kepadamu...
Melayani... melayani... lebih sungguh....
-------
Mengasihi... mengasihi... lebih sungguh....
Mengasihi... mengasihi... lebih sungguh....
Tuhan lebih dulu... mengasihi kepadamu...
Mengasihi... mengasihi... lebih sungguh....
--------
Selamat Paskah.... "He is risen".... Selamat melayani....
Jangan lupa tinggalkan "legacy" anda....
vzp@wisma-dewo-200414
19 April 2014
"REAL FRIEND"
Anda pernah dengar tentang "mayat berjalan sendiri menuju kubur"?...
Mungkin ini adalah satu-satunya tradisi di seantero dunia, dimana
"mayat" berjalan sendiri menuju liang lahatnya. Anda terperanjat...?
sama... saya juga kaget.... benar-benar baru tahu tradisi yang sangat
unik ini...
"ALUK TODOLO" adalah tradisi "mayat berjalan" di Mamasa Toraja Barat. Ini ritual yang penuh dengan "misteri"... hanya orang-orang teretentu saja yang bisa melakukan ritual ini. Sebelum melakukan ritual ini biasanya keluarga wajib memberitahukan kepada warga lain bahwa akan ada ritual "mayat berjalan" supaya "mayat berjalan" tersebut jangan disapa, karena kalau disapa, mayatnya akan "jatuh" .... Bisa dibayangkan kalau tidak dikasih tahu... hiiiii .....
Wah... seandainya ritual ini dilaksanakan di Jakarta "gimana" jadinya ya?... Kebayang kan... pasti macet dimana-mana.... dan mungkin "sontak" jalan pada sepiiii.... pada kaburrrrr.... Tapi dilain pihak mungkin akan lebih efisien karena "ngga" perlu ambulans atau mobil jenasah lagi.... hmmmm pengeluaran "komisi kedukaan" akan lebih irit..... maaf... ini hanya berandai-andai loh..... guyonn...
Nah... bagaimana dengan anda?.... Jika ada sanak-saudara kita yang wafat, pasti dengan perasaan sedih... kita akan berusaha melakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan sebagai bentuk "penghormatan terakhir" bagi almarhum/ah... mulai dari memakaikan pakaian terbaik yang dimiliki.... menyediakan peti mayat terbaik yang mampu di sediakan..... memberitahukan kepada sebanyak mungkin keluarga dan kerabat agar semuanya bisa berkumpul jika memungkinkan... dikuburkan di kuburan terbaik semampunya, kalau punya banyak duit pasti memilih sekelas "san diego memorial park" di kawasan bogor... Saya yakin tidak ada yang sudi melihat mayat saudara sendiri yang terlantar tak terurus.....
Lalu... bagaimana dengan mayat Yesus yang wafat di kayu salib di jumat agung kemarin????..... hampir semua muridnya yang merupakan "orang dekatNya" seakan tidak peduli.... mungkin mereka takut ketahuan bahwa mereka adalah pengikut-Nya.... akhirnya bersembunyi dan tidak peduli dengan mayat "Sang Guru" mereka..... tragis..
Untung ada 2 orang pengikut Yesus yang akhirnya memberanikan diri mengurus mayatNya.. mereka adalah Simon orang Arimatea dan Nikodemus anggota sanhedrin yang sempat berdialog dengan Yesus tentang "kelahiran baru"...
Simon memberanikan diri meminta ijin dari Pilatus untuk menurunkan mayat Yesus... Nikodemus..orang pertama yang datang dengan membawa rempah-rempah... campuran minyak mur dan minyak gaharu hampir seberat 30 kg...
Wow... hanya 2 sahabat Yesus yang peduli dan mau memperhatikan mayatNya.....
Walter Winchell berkata : "A real friend is one who walks in when the rest of the world walks out."..... "Teman sesungguhnya adalah orang yang berjalan di saat seluruh dunia meninggalkanmu".....
Kitab Amsal 17:17 mengatakan :"Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran "...
Lebih dari semuanya... Yesus rela menyerahkan Nyawaya untuk sahabat-sahabatNya... Dialah "sahabat sejati" bagi semua orang... bagi anda dan saya...
Selamat menyongsong Paskah... selamat menjadi "sahabat sejati"...
vzp@home-190414
"ALUK TODOLO" adalah tradisi "mayat berjalan" di Mamasa Toraja Barat. Ini ritual yang penuh dengan "misteri"... hanya orang-orang teretentu saja yang bisa melakukan ritual ini. Sebelum melakukan ritual ini biasanya keluarga wajib memberitahukan kepada warga lain bahwa akan ada ritual "mayat berjalan" supaya "mayat berjalan" tersebut jangan disapa, karena kalau disapa, mayatnya akan "jatuh" .... Bisa dibayangkan kalau tidak dikasih tahu... hiiiii .....
Wah... seandainya ritual ini dilaksanakan di Jakarta "gimana" jadinya ya?... Kebayang kan... pasti macet dimana-mana.... dan mungkin "sontak" jalan pada sepiiii.... pada kaburrrrr.... Tapi dilain pihak mungkin akan lebih efisien karena "ngga" perlu ambulans atau mobil jenasah lagi.... hmmmm pengeluaran "komisi kedukaan" akan lebih irit..... maaf... ini hanya berandai-andai loh..... guyonn...
Nah... bagaimana dengan anda?.... Jika ada sanak-saudara kita yang wafat, pasti dengan perasaan sedih... kita akan berusaha melakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan sebagai bentuk "penghormatan terakhir" bagi almarhum/ah... mulai dari memakaikan pakaian terbaik yang dimiliki.... menyediakan peti mayat terbaik yang mampu di sediakan..... memberitahukan kepada sebanyak mungkin keluarga dan kerabat agar semuanya bisa berkumpul jika memungkinkan... dikuburkan di kuburan terbaik semampunya, kalau punya banyak duit pasti memilih sekelas "san diego memorial park" di kawasan bogor... Saya yakin tidak ada yang sudi melihat mayat saudara sendiri yang terlantar tak terurus.....
Lalu... bagaimana dengan mayat Yesus yang wafat di kayu salib di jumat agung kemarin????..... hampir semua muridnya yang merupakan "orang dekatNya" seakan tidak peduli.... mungkin mereka takut ketahuan bahwa mereka adalah pengikut-Nya.... akhirnya bersembunyi dan tidak peduli dengan mayat "Sang Guru" mereka..... tragis..
Untung ada 2 orang pengikut Yesus yang akhirnya memberanikan diri mengurus mayatNya.. mereka adalah Simon orang Arimatea dan Nikodemus anggota sanhedrin yang sempat berdialog dengan Yesus tentang "kelahiran baru"...
Simon memberanikan diri meminta ijin dari Pilatus untuk menurunkan mayat Yesus... Nikodemus..orang pertama yang datang dengan membawa rempah-rempah... campuran minyak mur dan minyak gaharu hampir seberat 30 kg...
Wow... hanya 2 sahabat Yesus yang peduli dan mau memperhatikan mayatNya.....
Walter Winchell berkata : "A real friend is one who walks in when the rest of the world walks out."..... "Teman sesungguhnya adalah orang yang berjalan di saat seluruh dunia meninggalkanmu".....
Kitab Amsal 17:17 mengatakan :"Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran "...
Lebih dari semuanya... Yesus rela menyerahkan Nyawaya untuk sahabat-sahabatNya... Dialah "sahabat sejati" bagi semua orang... bagi anda dan saya...
Selamat menyongsong Paskah... selamat menjadi "sahabat sejati"...
vzp@home-190414
18 April 2014
"IT'S FINISHED"...
Didalam kamus "online" http:// www.merriam-webster.com/
arti kata "finish" dijelaskan dengan lengkap. Paling tidak kata ini
memiliki 2 arti, yakni : "to reach the end of (something) dan "to stop
doing (something) because it is completed".
Dalam pengertian yang pertama "menggapai akhir dari sesuatu" memberikan gambaran bagi kita bahwa sesuatu dikatakan "finish" kalau sudah tiba atau bahkan melewati garis akhir. Misalnya dalam sebuah pertandingan yang mempertandingkan "kecepatan" seperti balapan mobil atau lomba lari dll......, peserta dikatakan sudah menyelesaikan pertandingan hanya jika sudah tiba dan melewati "finish line"... kalau belum tiba di "finish line" itu artinya si atlet belum menyelesaikan lombanya... Menjadi juara memang menjadi dambaan semua atlet, tetapi terlebih penting lagi harus dapat "menyelesaikan" pertandingan....
Sedangkan dalam pengertian yang kedua :"menghentikan suatu pekerjaan karena semua "task" atau tugas sudah tuntas diselesaikan...
Artinya... tidak hanya harus sampai "garis akhir" tetapi semua "task" atau "tugas" diselesaikan secara tuntas dengan baik... Kalau hanya sampai di "garis akhir" tetapi tugasnya kurang sempurna dikerjakan..., maka hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan... itu artinya "selesai tetapi tidak sempurna"... alias "mubasirrrrrr"....
Dulu.... ketika masih pemuda..., saat jelang natal saya pernah diberi tugas di seksi acara... saat itu kita sedang mempersiapkan sebuah drama natal... Naskah drama sudah tersedia..... para pemeran dari berbagai pelkat sudah bersedia....... eeehhh saat latihan selalu saja pemeran yang hadir tidak lengkap... karena terjadi beberapa kali dan hari perayaan semakin dekat... akhirnya saking "kesel" saya sempat putuskan untuk membatalkan Drama tersebut... Untung saat itu ada "Oom Hollo" yang menasihati saya... saya masih ingat benar nasihat beliau.. : "Vil, kamu tidak boleh patah semangat... Oom yakin kamu pasti bisa..." Saya sempat memberi alasan.. "Habis gimana dong Oom...?, waktunya sudah semakin "mepet", tapi latihannya ngga pernah lengkap...." Lalu "Oom Hollo" menambahkan: "Lakukan saja sebisa kamu sampai selesai... kamu pasti bisa..". Karena ditopang dan diberi motivasi seperti itu, akhirnya latihan dramanya tetap dilanjutkan dan pada hari "H" berhasil dipentaskan. Wow... sebuah pelajaran yang sangat berharga dari "Oom Hollo" yang selalu saya kenang.... Asal kita sedia mengerjakan pekerjaanNya dengan setia maka pasti Dia akan menopang dan menolong sampai selesai...
Paulus berkata : "Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman"... Cobalah anda perhatikan baik-baik...., ada dua hal yang digapai Paulus... yaitu "garis akhir" dan "iman yang terpelihara".....
Di "Jumat Agung", saat menyelesaikan "tugas agungNya" dalam misi penyelamatan dunia, Yesus menutup dengan suara lirih dari atas "kayu silang terkutuk" ......: "It is finished".... "sudah selesai".... Silahkan simak dengan seksama apa yang Yesus lakukan... Yesus menyelesaikan tugasnya sampai "garis akhir" yang ditentukan bagiNya... dan .... Dia dengan setia menyelesaikan tugasnya sampai tergenapi semua tahapan "nubuatan-nubuatan" dalam Alkitab..... Yesus bukan saja menyelesaikan sampai "garis. akhir"... tetapi juga melakukannya sampai "tuntas" dengan"sempurna".
Saudaraku... marilah kita kerjakan "pekerjaan baik" yang telah ditentukan-Nya bagi kita sampai di "garis akhir" dengan "tuntas" dan "sempurna".... jangan berhenti.... jangan setengah-setengah.... Kita hanyalah "pekerja".... Dia sebagai pemilik "pekerjaan" itu akan meneguhkan dan memberkati kita.... Lakukanlah sampai "it's finished"....
Selamat Jumat Agung... Selamat melakukan sampai selesai......
vzp@cr7-180414
Dalam pengertian yang pertama "menggapai akhir dari sesuatu" memberikan gambaran bagi kita bahwa sesuatu dikatakan "finish" kalau sudah tiba atau bahkan melewati garis akhir. Misalnya dalam sebuah pertandingan yang mempertandingkan "kecepatan" seperti balapan mobil atau lomba lari dll......, peserta dikatakan sudah menyelesaikan pertandingan hanya jika sudah tiba dan melewati "finish line"... kalau belum tiba di "finish line" itu artinya si atlet belum menyelesaikan lombanya... Menjadi juara memang menjadi dambaan semua atlet, tetapi terlebih penting lagi harus dapat "menyelesaikan" pertandingan....
Sedangkan dalam pengertian yang kedua :"menghentikan suatu pekerjaan karena semua "task" atau tugas sudah tuntas diselesaikan...
Artinya... tidak hanya harus sampai "garis akhir" tetapi semua "task" atau "tugas" diselesaikan secara tuntas dengan baik... Kalau hanya sampai di "garis akhir" tetapi tugasnya kurang sempurna dikerjakan..., maka hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan... itu artinya "selesai tetapi tidak sempurna"... alias "mubasirrrrrr"....
Dulu.... ketika masih pemuda..., saat jelang natal saya pernah diberi tugas di seksi acara... saat itu kita sedang mempersiapkan sebuah drama natal... Naskah drama sudah tersedia..... para pemeran dari berbagai pelkat sudah bersedia....... eeehhh saat latihan selalu saja pemeran yang hadir tidak lengkap... karena terjadi beberapa kali dan hari perayaan semakin dekat... akhirnya saking "kesel" saya sempat putuskan untuk membatalkan Drama tersebut... Untung saat itu ada "Oom Hollo" yang menasihati saya... saya masih ingat benar nasihat beliau.. : "Vil, kamu tidak boleh patah semangat... Oom yakin kamu pasti bisa..." Saya sempat memberi alasan.. "Habis gimana dong Oom...?, waktunya sudah semakin "mepet", tapi latihannya ngga pernah lengkap...." Lalu "Oom Hollo" menambahkan: "Lakukan saja sebisa kamu sampai selesai... kamu pasti bisa..". Karena ditopang dan diberi motivasi seperti itu, akhirnya latihan dramanya tetap dilanjutkan dan pada hari "H" berhasil dipentaskan. Wow... sebuah pelajaran yang sangat berharga dari "Oom Hollo" yang selalu saya kenang.... Asal kita sedia mengerjakan pekerjaanNya dengan setia maka pasti Dia akan menopang dan menolong sampai selesai...
Paulus berkata : "Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman"... Cobalah anda perhatikan baik-baik...., ada dua hal yang digapai Paulus... yaitu "garis akhir" dan "iman yang terpelihara".....
Di "Jumat Agung", saat menyelesaikan "tugas agungNya" dalam misi penyelamatan dunia, Yesus menutup dengan suara lirih dari atas "kayu silang terkutuk" ......: "It is finished".... "sudah selesai".... Silahkan simak dengan seksama apa yang Yesus lakukan... Yesus menyelesaikan tugasnya sampai "garis akhir" yang ditentukan bagiNya... dan .... Dia dengan setia menyelesaikan tugasnya sampai tergenapi semua tahapan "nubuatan-nubuatan" dalam Alkitab..... Yesus bukan saja menyelesaikan sampai "garis. akhir"... tetapi juga melakukannya sampai "tuntas" dengan"sempurna".
Saudaraku... marilah kita kerjakan "pekerjaan baik" yang telah ditentukan-Nya bagi kita sampai di "garis akhir" dengan "tuntas" dan "sempurna".... jangan berhenti.... jangan setengah-setengah.... Kita hanyalah "pekerja".... Dia sebagai pemilik "pekerjaan" itu akan meneguhkan dan memberkati kita.... Lakukanlah sampai "it's finished"....
Selamat Jumat Agung... Selamat melakukan sampai selesai......
vzp@cr7-180414
17 April 2014
"CIUMAN PALSU"
Anda sedang kasmaran dalam "cinta"?, tetapi dipisahkan oleh jarak yang
jauh atau bahasa kerennya "Long distance Love" ....??? Don't worry....
be happy.... Tahukah anda sekarang ini dengan kemajuan tekhnologi kita
bisa mengirimkan "ciuman" kita kepada siapa saja ? Ngga percaya.... ???
Silahkan masuk saja ke http://kisses.burberry.com/. voila..... ciuman anda bisa dikirim via "message"
secara online kemana saja... ckckckckckckkkk semakin canggih saja dunia
ini... teknolgi ini adalah hasil kerja-sama Google dan Bruberry..
mereka menggunakan teknologi "facial recognation" yaitu teknologi
pengenalan wajah yang dapat mendeteksi garis bibir pengguna melalui
"webcam" dan kemudian hasil scan tersebut dikirim melalui "message" ke
penerima.... Wow... luar biasa... tinggal tempelkan bibir anda.. dan
ciuman andapun terkirim ke siapa saja dan kemana saja... terutama kepada
orang tercinta yang jauh disana.... dalam hati saya berpikir... dosa
"ngga"ya ? cara ciuman seperti ini... hehehehe... Wah... pasti yang lagi
pacaran "jarak jauh" tambah semangat nih bacanya... hehehe....
Eeee.... selidik punya selidik... ternyata "katanya" ciuman yang dikirim menggunakan teknologi ini ternyata palsu.. Haaa ??? Katanya.... ya "katanya" ...... soalnya saya sendiri belum pernah mencoba... katanya hasil scan bentuk "bibir" yang dikirim via google chrome itu palsu, alias "bukan asli"... karena "katanya" ... ada yang pernah mencoba menaruh 2 jarinya untuk di scan, hasil scannya tetap saja berbentuk bibir..... Hahahahaaaa rupanya hanya "Ciuman Palsu"..... Ada-ada saja ya.....
Mengapa orang "mencium"?.... Karena ciuman itu adalah ekspresi rasa "cinta kasih" seseorang kepada orang lain. Di tradisi Israel, hal ini biasanya diekspresikan juga oleh seorang murid kepada gurunya....
Pernahkan anda mencium ???.. Hehehe... pastinya pernah dong..... karena kalau belummmm.... hmmm itu bisa menandakan anda sedang kehabisan "stock cinta kasih" di "gudang hati" anda atau lebih parah lagi... jangan-jangan anda termasuk kategori orang yang tidak memiliki cinta..... hiii.... "kaya" robot dong..... Hahaheeee... - sekali-sekali ketawa gaya ambon... ngga papa kan?... Tapi jangan asal main cium sana... cium sini..ya...! Kata Pendeta itu dosa loh......
Hmmmm tapi lain lagi dengan ciuman yang satu ini.... ciuman yang terjadi di "Taman Getsemani"... ciuman yang terjadi antara seorang "murid dan gurunya"... ciuman yang mebawa "petaka" untuk gurunya..... hmmm sebuah "Ciuman Palsu".... bukannya dibalut perasaan "cinta kasih" sebagaimana seharusnya... eehhh ternyata ciumannya menghantar Sang Guru ke jalan "kematian"....
Teganya... si pencium ini..... gurunya.... rabinya... Tuhannya.... di cium dan dijual seharga hanya 30 keping saja...
Saudaraku.... kalau anda mecium orang-orang yang anda kasihi, ciumlah dengan "Ciuman Sejati" bukan dengan "Ciuman Palsu"...
Marilah kita mencium Sang Guru kita... Tuhan yang berkorban... , menderita...., tersalib... mati... dan bangkit bagi kita dengan "Ciuman Cinta Kasih" bukan dengan "kepalsuan" dan "kemunafikan" karena cintaNya kepada kita lebih dahsyat dari cinta yang terbaik di dunia ini.....
Ekspresikanlah "cinta kasih" kita kepada Dia yang "terpaku" dan "terbantai" dengan "Ciuman sejati" melalui perbuatan baik kita kepada orang-orang disekitar kita...
Selamat memasuki "hari sengsara" Jumat Agung. Selamat mencium....
vzp@bus-cgk-dpk-170414
Eeee.... selidik punya selidik... ternyata "katanya" ciuman yang dikirim menggunakan teknologi ini ternyata palsu.. Haaa ??? Katanya.... ya "katanya" ...... soalnya saya sendiri belum pernah mencoba... katanya hasil scan bentuk "bibir" yang dikirim via google chrome itu palsu, alias "bukan asli"... karena "katanya" ... ada yang pernah mencoba menaruh 2 jarinya untuk di scan, hasil scannya tetap saja berbentuk bibir..... Hahahahaaaa rupanya hanya "Ciuman Palsu"..... Ada-ada saja ya.....
Mengapa orang "mencium"?.... Karena ciuman itu adalah ekspresi rasa "cinta kasih" seseorang kepada orang lain. Di tradisi Israel, hal ini biasanya diekspresikan juga oleh seorang murid kepada gurunya....
Pernahkan anda mencium ???.. Hehehe... pastinya pernah dong..... karena kalau belummmm.... hmmm itu bisa menandakan anda sedang kehabisan "stock cinta kasih" di "gudang hati" anda atau lebih parah lagi... jangan-jangan anda termasuk kategori orang yang tidak memiliki cinta..... hiii.... "kaya" robot dong..... Hahaheeee... - sekali-sekali ketawa gaya ambon... ngga papa kan?... Tapi jangan asal main cium sana... cium sini..ya...! Kata Pendeta itu dosa loh......
Hmmmm tapi lain lagi dengan ciuman yang satu ini.... ciuman yang terjadi di "Taman Getsemani"... ciuman yang terjadi antara seorang "murid dan gurunya"... ciuman yang mebawa "petaka" untuk gurunya..... hmmm sebuah "Ciuman Palsu".... bukannya dibalut perasaan "cinta kasih" sebagaimana seharusnya... eehhh ternyata ciumannya menghantar Sang Guru ke jalan "kematian"....
Teganya... si pencium ini..... gurunya.... rabinya... Tuhannya.... di cium dan dijual seharga hanya 30 keping saja...
Saudaraku.... kalau anda mecium orang-orang yang anda kasihi, ciumlah dengan "Ciuman Sejati" bukan dengan "Ciuman Palsu"...
Marilah kita mencium Sang Guru kita... Tuhan yang berkorban... , menderita...., tersalib... mati... dan bangkit bagi kita dengan "Ciuman Cinta Kasih" bukan dengan "kepalsuan" dan "kemunafikan" karena cintaNya kepada kita lebih dahsyat dari cinta yang terbaik di dunia ini.....
Ekspresikanlah "cinta kasih" kita kepada Dia yang "terpaku" dan "terbantai" dengan "Ciuman sejati" melalui perbuatan baik kita kepada orang-orang disekitar kita...
Selamat memasuki "hari sengsara" Jumat Agung. Selamat mencium....
vzp@bus-cgk-dpk-170414
16 April 2014
"ANAK DOMBA"
Di tahun 70-an ada seorang pendeta asal kalimantan yang sangat terkenal
dengan kopiah hitamnya. Beliau dikenal banyak orang karena sebulan
sekali tampil berkhotbah di mimbar protestan TVRI, satu-satunya stasiun
TV saat itu. Saat masih sebagai anggota Gerakan Pemuda, saya "kesemsem"
dengan buku kumpulan puisi yang beliau karang yaitu "Belas Tercurah".
Pdt. Fridolin Ukur pernah menjabat sebagai sekretaris umum GMKI -Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia-.
Dalam sebuah kesempatan pelatihan kepemimpinan kepada pengurus GMKI cabang Malang, saat pembukaan pelatihan tersebut, beliau mngutip injil Yohanes 9:4 : "Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus aku, selama masih siang. Akan datang malam, di mana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja”.
Salah seorang pengurus GMKI malang, Pdt Andar Ismail ingat benar apa yang disampaikan beliau seperti yang ditulis dalam buku "Selamat Bergereja" - Andar Ismail. Halaman 19-25 - : “Kalian adalah benih unggul. Masa hidup di kampus cuma lima tahun. Jangan sia-siakan masa lima tahun ini dengan bersantai atau berpacaran. Tetapi gunakan ini sebagai kesempatan menumbuhkan benih unggul di dalam dirimu. Kembangkan jiwa pengabdian dan kepemimpinanmu. Jadilah guru sekolah Minggu, pengurus pemuda, atau pengurus kepanduan. Lahap semua buku di perpustakaan. Baca semua koran dan simak problematik masyarakat. Siapkan diri menjadi pemikir yang kelak menyumbangkan pemikiran bagi masyarakat dan gereja. Jadilah mahasiswa unggul yang lulus cum-laude. Nanti jadilah jaksa yang kejujurannya unggul. Jadilah dokter yang terapinya unggul. Jadilah pendeta yang khotbahnya unggul. Apa pun profesimu, kamu mengerjakan pekerjaan Allah jika perilaku dan kinerjamu menjadi kesaksian yang patut diteladani.”
Wow....!!!! Sangat memotivasi geresai muda..... Kembali ke buku kumpulan puisi "Belas Tercurah"... rupanya Pdt. Fridolin juga sangat piawai menulis puisi.
Biasanya hari-hari jelang paskah seperti ini, memori saya berputar kembali "flash back" ke masa lalu... masa ketika masih menjadi anggota "gerakan pemuda".... masa ketika "idealisme" bertemu padu dengan "kreatifitas"... kala itu sebagai pemuda banyak hal yang kita lakoni...
Jelang paskah seperti ini... biasanya kita mulai mempersiapkan drama... tetapi... salah satu momen terindah yang terekam di sanubari saya adalah ikut membacakan puisi paskah...
Dulu, ada beberapa puisi yang ada di buku "Belas Tercurah", yang saya bacakan ketika Perayaan Paskah, ada juga yang dibacakan di Perayaan HUT kemerdekaan RI dan di Perayaan Natal.
Salah satu puisi tentang Paskah yang membekas di hati saya berjudul "Domba Paskah" yang ditulis Pdt. Fridolin tahun 1979 tepat di "hari sengsara". Saya ingat betul ketika membaca puisi ini sempat air mata saya berderai keluar, betapa tidak kata-kata yang beliau rangkai menjadi kalimat-kalimat indah dalam puisi ini, sangat sederhana tetapi dengan makna yang dalam sekali, sehingga sanggup menggambarkan situasi ketika Yesus Sang Domba Paskah disiksa..... di robek-robek oleh tangan-tangan rakus seperti "anjing kelaparan"...,
Saya ingat benar... saya membacakannya dengan kombinasi bahasa tubuh yang disesuaikan dengan makna kalimat-kalimat yang mengalir..... Dan saya benar-benar hanyut terbawa arus makna puisi tersebut..... Ini merupakan momen terindah yang selalu terpatri di sanubari saya...
Ketika acara Paskah tersebut selesai, saya ingat ada seorang "Oma" yang menghampiri saya dan berkata: "Puisinya bagus sekali......"
Beginilah bunyi puisi "Domba Paskah" yang terdapat didalam buku"Belas Tercurah" halaman 43. :
Domba Paskah
Kebencian, dendam dan dengki
ditudingkan padaNya
ai.., gampang sekali
dia cuma si anak domba
kegagalan, kemurungan dan kecewa
ditimpakan atas pundakNya
memang, enak saja ....
si domba tak buka suara
tangan-tangan rakus tambah serakah
jari-jari berkuku tajam penuh bisa
seperti anjing kelaparan rebutan sisa
merobek-robek Sang Domba Paskah
betapa hitamnya kesalahan dituduhkan padaNya
Ia singa..., Ia serigala...,
Ia penghujat...., Ia pedosa....
padahal ialah si Anak Domba
penanggung segala bencana!
pada tatapan mataNya
terkaca segala yang sempurna : c i n t a !
Bagus bukan ....?. Dalam puisi ini Pdt Fridolin dengan pas melukiskan Sang Domba yang dibenci..., yang dituding.... yang dirobek-robek.... yang dituduhkan.... Sementara Sang Domba tak buka suara.... pasrah... dimatanya terkaca "cinta".
Mengapa Domba yang digunakan sebagai kiasan untuk Yesus? karena domba adalah binatang yang selalu digunakan sebagai korban persembahan dalam ibadah-ibadah Israel... Domba adalah binatang yang jinak dan sangat tergantung pada tuannya, sehingga mudah dibawah kemana-mana... termasuk ketika dibawah ke tempat persembahan korban.. sang domba dengan pasrah hanya mengikuti....
Yesus Sang Domba Paskah hanya pasrah.... walaupun dihina.., dilecehkan... dan menanggung derita.. Karena Dia tau untuk apa Dia turun ke dunia... untuk "cinta tanpa pamrih" untuk menyelamtakan dunia... untuk anda... dan saya...
Lalu.... akhirnya.. dengan mata yang berkaca penuh "cinta" sang domba menutup dengan suara nyaring: "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku." Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya.
Selamat masa pra paskah.... Slamat menikmati "cinta Sang Domba Paskah"
vzp@home-dpk-160414
Pdt. Fridolin Ukur pernah menjabat sebagai sekretaris umum GMKI -Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia-.
Dalam sebuah kesempatan pelatihan kepemimpinan kepada pengurus GMKI cabang Malang, saat pembukaan pelatihan tersebut, beliau mngutip injil Yohanes 9:4 : "Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus aku, selama masih siang. Akan datang malam, di mana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja”.
Salah seorang pengurus GMKI malang, Pdt Andar Ismail ingat benar apa yang disampaikan beliau seperti yang ditulis dalam buku "Selamat Bergereja" - Andar Ismail. Halaman 19-25 - : “Kalian adalah benih unggul. Masa hidup di kampus cuma lima tahun. Jangan sia-siakan masa lima tahun ini dengan bersantai atau berpacaran. Tetapi gunakan ini sebagai kesempatan menumbuhkan benih unggul di dalam dirimu. Kembangkan jiwa pengabdian dan kepemimpinanmu. Jadilah guru sekolah Minggu, pengurus pemuda, atau pengurus kepanduan. Lahap semua buku di perpustakaan. Baca semua koran dan simak problematik masyarakat. Siapkan diri menjadi pemikir yang kelak menyumbangkan pemikiran bagi masyarakat dan gereja. Jadilah mahasiswa unggul yang lulus cum-laude. Nanti jadilah jaksa yang kejujurannya unggul. Jadilah dokter yang terapinya unggul. Jadilah pendeta yang khotbahnya unggul. Apa pun profesimu, kamu mengerjakan pekerjaan Allah jika perilaku dan kinerjamu menjadi kesaksian yang patut diteladani.”
Wow....!!!! Sangat memotivasi geresai muda..... Kembali ke buku kumpulan puisi "Belas Tercurah"... rupanya Pdt. Fridolin juga sangat piawai menulis puisi.
Biasanya hari-hari jelang paskah seperti ini, memori saya berputar kembali "flash back" ke masa lalu... masa ketika masih menjadi anggota "gerakan pemuda".... masa ketika "idealisme" bertemu padu dengan "kreatifitas"... kala itu sebagai pemuda banyak hal yang kita lakoni...
Jelang paskah seperti ini... biasanya kita mulai mempersiapkan drama... tetapi... salah satu momen terindah yang terekam di sanubari saya adalah ikut membacakan puisi paskah...
Dulu, ada beberapa puisi yang ada di buku "Belas Tercurah", yang saya bacakan ketika Perayaan Paskah, ada juga yang dibacakan di Perayaan HUT kemerdekaan RI dan di Perayaan Natal.
Salah satu puisi tentang Paskah yang membekas di hati saya berjudul "Domba Paskah" yang ditulis Pdt. Fridolin tahun 1979 tepat di "hari sengsara". Saya ingat betul ketika membaca puisi ini sempat air mata saya berderai keluar, betapa tidak kata-kata yang beliau rangkai menjadi kalimat-kalimat indah dalam puisi ini, sangat sederhana tetapi dengan makna yang dalam sekali, sehingga sanggup menggambarkan situasi ketika Yesus Sang Domba Paskah disiksa..... di robek-robek oleh tangan-tangan rakus seperti "anjing kelaparan"...,
Saya ingat benar... saya membacakannya dengan kombinasi bahasa tubuh yang disesuaikan dengan makna kalimat-kalimat yang mengalir..... Dan saya benar-benar hanyut terbawa arus makna puisi tersebut..... Ini merupakan momen terindah yang selalu terpatri di sanubari saya...
Ketika acara Paskah tersebut selesai, saya ingat ada seorang "Oma" yang menghampiri saya dan berkata: "Puisinya bagus sekali......"
Beginilah bunyi puisi "Domba Paskah" yang terdapat didalam buku"Belas Tercurah" halaman 43. :
Domba Paskah
Kebencian, dendam dan dengki
ditudingkan padaNya
ai.., gampang sekali
dia cuma si anak domba
kegagalan, kemurungan dan kecewa
ditimpakan atas pundakNya
memang, enak saja ....
si domba tak buka suara
tangan-tangan rakus tambah serakah
jari-jari berkuku tajam penuh bisa
seperti anjing kelaparan rebutan sisa
merobek-robek Sang Domba Paskah
betapa hitamnya kesalahan dituduhkan padaNya
Ia singa..., Ia serigala...,
Ia penghujat...., Ia pedosa....
padahal ialah si Anak Domba
penanggung segala bencana!
pada tatapan mataNya
terkaca segala yang sempurna : c i n t a !
Bagus bukan ....?. Dalam puisi ini Pdt Fridolin dengan pas melukiskan Sang Domba yang dibenci..., yang dituding.... yang dirobek-robek.... yang dituduhkan.... Sementara Sang Domba tak buka suara.... pasrah... dimatanya terkaca "cinta".
Mengapa Domba yang digunakan sebagai kiasan untuk Yesus? karena domba adalah binatang yang selalu digunakan sebagai korban persembahan dalam ibadah-ibadah Israel... Domba adalah binatang yang jinak dan sangat tergantung pada tuannya, sehingga mudah dibawah kemana-mana... termasuk ketika dibawah ke tempat persembahan korban.. sang domba dengan pasrah hanya mengikuti....
Yesus Sang Domba Paskah hanya pasrah.... walaupun dihina.., dilecehkan... dan menanggung derita.. Karena Dia tau untuk apa Dia turun ke dunia... untuk "cinta tanpa pamrih" untuk menyelamtakan dunia... untuk anda... dan saya...
Lalu.... akhirnya.. dengan mata yang berkaca penuh "cinta" sang domba menutup dengan suara nyaring: "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku." Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya.
Selamat masa pra paskah.... Slamat menikmati "cinta Sang Domba Paskah"
vzp@home-dpk-160414
15 April 2014
“Tembok Memalukan”
“Berliner Mauer” adalah bahasa Jerman yang berarti “Tembok Berlin”. Tembok yang dibangun oleh Republik Demokratik Jerman atau Jerman Timur pada tgl. 13 Agustus 1961 ini dibangun untuk memisahkan Berlin barat dan Berlin Timur.
Mengapa tembok ini dibangun ?? So pasti untuk memisahkan. Iya... tapi mengapa harus berpisah ? Ternyata karena adanya perbedaan.... Apa sih perbadaannya, sampai harus berpisah??? Ya perbedaan paham politik... Tragis juga ya akibat perbedaan paham politik bisa memisahkan “orang saudara”.....
Orang Jerman Timur menyebut tembok ini dengan sebutan "Benteng Proteksi" untuk memproteksi fasisme dari barat... eeehhh sebaliknya orang Jerman Barat menyebutnya "Tembok Memalukan", sebutan yang diberikan oleh walikota Berlin Willy Brandt.. hahahaha... saya pikir sebutan “Tembok Memalukan” itulah yang paling cocok untuk melukiskan betapa “tragisnya” perpisahan yang terjadi antar “basudara”....
Untungnya karena ada perubahan “peta perpolitikan” dunia akhirnya pada tgl. 9 Nov 1989, pemerintah Jerman Timur mengizinkan rakyatnya bepergian ke wilayah barat.... Dengan berjalannya waktu akhirnya ‘tembok memalukan” ini dihancurkan menyusul terjadinya “reunifikasi” Jerman pada tgl. 3 Oktober 1990. Setelah 29 tahun di pisahkan oleh si “tembok memalukan” akhirnya “basudara” Jerman bersatu kembali.......
Memang paling tidak nikmat, jika kebebasan dan kemerdekaan kita dibatasi... mungkin bukan dengan “tembok memalukan” seperti di Jerman, tetapi seringkali tanpa kita sadari ada banyak “tembok siluman” yang kita bangun disana-sini, sehingga seakan-akan kita terbelenggu dan terpisahkan.....
Dua minggu lagi usia Jemaat Eben Haezer memasuki 69 tahun.... Terima kasih Tuhan... karena Eben Haezer.... “Sampai disini Tuhan menolong...”. Bermula dari jemaat ini sudah ada beberapa jemaat yang didewasakan, sebut saja Bagian Jemaat Rawamangun yang didewasakan pada tgl.15 Mei 1969 menjadi Jemaat GPIB Nazareth; bagian Jemaat Rawasari yang didewasakan pada tgl. 10 Februari 1979 menjadi Jemaat GPIB Bethesda; bagian Jemaat Kampung Ambon yang didewasakan pada tahun 1979 menjadi Jemaat GPIB Marthin Luther dan bagian Jemaat Kramat 5 yang “memisahkan diri” menjadi Jemaat GPIB Gideon pada tgl. 30 November 1969.
Sebagai Gereja yang bertumbuh secara organik pelembagaan dan pendewasaan bagian jemaat adalah proses yang memang diharapkan terjadi sebagai gambaran bertumbuhnya sebuah gereja, tetapi dilain pihak kita juga melihat ada torehan “tinta hitam” yang membekas di “kain sejarah” eben haezer... seakan membentuk “tembok memalukan”... yakni terjadinya pemisahan dengan bagian Jemaat Kramat 5.... Saudara kita “Gideon”. 45 Tahun sudah “coretan” itu membekas....
Sejak tahun 1972 para “tetua” kita merintis langkah dan merenda komunikasi untuk “reunifikasi” kembali, proses ini terus berlanjut hingga sekarang. Di tahun-tahun terakhir ini “komunikasi intens” terus dibangun antar Majelis Jemaat dan antar PELKAT dalam “frame kebersamaan” untuk lebih mengkonkritkan derap menuju re-unifikasi...
Sudah masuk 3 generasi usaha mencari dan menghadirkan “reunifikasi”..., Para pelaku sejarah sudah tiada......., para “penyaksi” sejarah saat ini memimpin Jemaat, dan semoga jangan sampai “tembok memalukan” ini masih ternikmati oleh “gerenasi yang tidak tahu apa-apa.....”
Dengan berjalanya waktu yang telah memasuki babakan generasi ke-3, semua perbedaan sudah mencair dari kebekuan yang seakan membentuk “tembok memalukan” yang walaupun tidak terlihat tetapi terasa membatasi... Inilah waktu yang pas untuk menghilangkan “coretan” atau merobohkan “tembok memalukan” itu sehingga bercak noda sejarah yang “mengotori” sejarah pelayanan kembali terpulihkan dalam bingkai sejarah pemulihan yang menawan.
Mari kita mengukir sejarah baru... bukan sejarah yang melukai hati Tuhan.... tetapi sejarah yang menyukakan hati Tuhan...
Mari kita robohkan ‘tembok memalukan’ dan membangun ‘gapura kebanggaan’.... biarlah ini menjadi kesaksian yang manis untuk anak-cucu kita dan dunia...
Selamat masa pra-paskah, selamat merobohkan “tembok memalukan”.
vzp@bus-cgk-dpk 150414
14 April 2014
PALMA : Lambang "kemenangan" dibalik "kekalahan"
Sudahkah anda menonton film "Cars"? Sebuah film animasi yang diproduksi
"Pixar animation studios" dan dirilis oleh "Walt Disney Pictures" pada
juni 2006. Menonton film ini seakan kita menonton film "benaran" karena
terasa hidup, dan yang lebih menakjubkan lagi, saya menemukan pelajaran
berharga dari kisah film ini. Betapa tidak, film yang mengisahkan
sebuah dunia yang dihuni oleh berbagai jenis mobil ini bercerita
mengenai "persaingan" diantara tiga mobil balap di kejuaran "Piston
Cup". Pembalap veteran yang akan pensiun "strip-The King- weathers;
pembalap yang selalu menempati posisi "runner-up" dan sangat "licik"
"Hick Chick" dan pembalap pendatang baru "Lighting Mc Queen". Ketiganya
memasuki garis finish bersamaan sehingga untuk menentukan pemenangnya
harus dilakukan balapan ulang seminggu kemudian di "Los Angeles
International Speedway" sebagai "penentuan" siapa yang akan keluar
sebagai "jawara piston cup".
Singkat cerita, di saat -saat akhir balapan penentuan itu, Mc Queen si pembalap baru mampu mengatasi taktik kotor "Hick Chick dan mampu memimpin perlombaan. Pada putaran akhir, Chick yang muak berada di posisi kedua, sengaja menyeruduk sang veteran "The King", membuatnya keluar jalur dan terguling mengalami kecelakaan yang mengerikan dan mengagetkan semua penonton.... Mc Queen yang sedang berada didepan dan akan segera memenangkan perlombaan dalam beberapa detik, ketika melihat kecelakaan yang dialami oleh "The King" dengan serentak "mengerem" lalu berhenti hanya sejengkal dibelakang garis finish dan mundur kembali' lalu menolong mendorong "The King" hingga melintasi garis finish sehingga "The King" dapat menyelesaikan lomba terakhirnya dan pensiun dengan terhormat. Karena peristiwa ini, si licik" "Hick Chick" lah yang menggapai garis finis duluan dan menjadi "pemenang". Kisah selanjutanya ketika "dilakukan penyerahan piala piston kepada "Hick Chicks" semua penonton mencemoohnya dan bahkan melemparinya.... gelar juaranya menjadi tidak berarti... Justru sebaliknya Mc Queen disanjung oleh pers dan bahkan oleh semua penonton..... Sebuah "kemenangan" dibalik "kekalahan".
Hari minggu kemarin, di Gereja-gereja katolik dipenuhi dengan warga gereja yang membawa daun palem atau daun Palma. Di hampir semua gereja, Firman Tuhan yang menjadi bahan renungan di hari minggu yang disebut "Minggu palem" ini adalah seputar kisah Yesus memasuki kota Yerusalem. Dikisahkan sambil melambaikan "daun palma" dan teriakan "hosana....." orang banyak menyambut Yesus sambil menggelar karpet dari hamparan pakaian mereka serta ranting hijau yang bertebaran...... "Hosana...." Hosana......"
Ternyata dalam tradisi kekristenan "daun palma" merupakan simbol "kemenangan". Tradisi kuno menggambarkan palem sebagai Lambang kemenangan para "martir" atas kematian syahid. Yesus sering menunjukkan hubungan "daun palma" sebagai simbol "kemenangan" atas dosa dan kematian.
Wow...! ternyata kalau kita perhatikan baik-baik... justru "kemenangan" yang dilambangkan oleh "daun palma" itu adalah "kemenangan" yang lahir dari sebuah peristiwa "kekalahan"... Apa maksudnya ???? Iya... coba perhatikan baik-baik, bukankah justru ada "kemenangan" dibalik "kematian para martir" atau dalam kisah Yesus justru "kemenangan itu terjadi dibalik peristiwa "kematianNya".
Saudaraku, kalau kita mengalami "kekalahan" karena "kebenaran" yang kita junjung, jangan pernah takut dan galau, karena dibalik "kekalahan kita" terselip "kemenangan" sejati.
Selamat menikmati "kemenangan" dibalik "kematian Yesus" di kayu silang terkutuk.
vzp@bus-cgk-dpk-140414
Singkat cerita, di saat -saat akhir balapan penentuan itu, Mc Queen si pembalap baru mampu mengatasi taktik kotor "Hick Chick dan mampu memimpin perlombaan. Pada putaran akhir, Chick yang muak berada di posisi kedua, sengaja menyeruduk sang veteran "The King", membuatnya keluar jalur dan terguling mengalami kecelakaan yang mengerikan dan mengagetkan semua penonton.... Mc Queen yang sedang berada didepan dan akan segera memenangkan perlombaan dalam beberapa detik, ketika melihat kecelakaan yang dialami oleh "The King" dengan serentak "mengerem" lalu berhenti hanya sejengkal dibelakang garis finish dan mundur kembali' lalu menolong mendorong "The King" hingga melintasi garis finish sehingga "The King" dapat menyelesaikan lomba terakhirnya dan pensiun dengan terhormat. Karena peristiwa ini, si licik" "Hick Chick" lah yang menggapai garis finis duluan dan menjadi "pemenang". Kisah selanjutanya ketika "dilakukan penyerahan piala piston kepada "Hick Chicks" semua penonton mencemoohnya dan bahkan melemparinya.... gelar juaranya menjadi tidak berarti... Justru sebaliknya Mc Queen disanjung oleh pers dan bahkan oleh semua penonton..... Sebuah "kemenangan" dibalik "kekalahan".
Hari minggu kemarin, di Gereja-gereja katolik dipenuhi dengan warga gereja yang membawa daun palem atau daun Palma. Di hampir semua gereja, Firman Tuhan yang menjadi bahan renungan di hari minggu yang disebut "Minggu palem" ini adalah seputar kisah Yesus memasuki kota Yerusalem. Dikisahkan sambil melambaikan "daun palma" dan teriakan "hosana....." orang banyak menyambut Yesus sambil menggelar karpet dari hamparan pakaian mereka serta ranting hijau yang bertebaran...... "Hosana...." Hosana......"
Ternyata dalam tradisi kekristenan "daun palma" merupakan simbol "kemenangan". Tradisi kuno menggambarkan palem sebagai Lambang kemenangan para "martir" atas kematian syahid. Yesus sering menunjukkan hubungan "daun palma" sebagai simbol "kemenangan" atas dosa dan kematian.
Wow...! ternyata kalau kita perhatikan baik-baik... justru "kemenangan" yang dilambangkan oleh "daun palma" itu adalah "kemenangan" yang lahir dari sebuah peristiwa "kekalahan"... Apa maksudnya ???? Iya... coba perhatikan baik-baik, bukankah justru ada "kemenangan" dibalik "kematian para martir" atau dalam kisah Yesus justru "kemenangan itu terjadi dibalik peristiwa "kematianNya".
Saudaraku, kalau kita mengalami "kekalahan" karena "kebenaran" yang kita junjung, jangan pernah takut dan galau, karena dibalik "kekalahan kita" terselip "kemenangan" sejati.
Selamat menikmati "kemenangan" dibalik "kematian Yesus" di kayu silang terkutuk.
vzp@bus-cgk-dpk-140414
13 April 2014
"SAAT TEDUH"
Hari sabtu kemarin, di hampir semua media televisi dipenuhi dengan
berita "komunikasi politik" yang dilakukan antar partai politik. Para
punggawa partai saling mengunjungi untuk mengkomunikasikan
kemungkinan-kemungkinan kerja-sama atau koalisi menuju pemilihan RI-1
nanti.
Komunikasi memegang peranan yang sangat penting dalam semua aspek kehidupan. bukan saja di bidang politik, tetapi mulai dari keluarga, antar suami-istri, antar tetangga sampai bidang bisnis sekalipun. Komunikasi berperan untuk membangun relasi antar individu atau antar kelompok.
Kata komunikasi berakar dari kata latin "communis" yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih, komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa latin "communico" yang artinya membagi (“cherry dalam stuart, 1983” pengantar ilmu komunikasi, prof.Dr.H. Hafied cangara,M.Sc.,2007)
Mungkin tidaklah berlebihan kalau dikatakan "komunikasi itu menjadi salah satu kebutuhan penting bagi manusia". Hal ini tentu tidak terlepas dari peran manusia sebagai makhluk sosial sehingga kebutuhan untuk menjalin hubungan dengan sesamanya menjadi sangat penting.
Selain sebagai makhluk sosial, manusia juga diciptakan sebagai "makhluk religius" yaitu mempunyai ketergantungan dengan Sang Pencipta. Sehingga kebutuhan untuk berinteraksi dengan Sang Pencipta juga menjadi penting, bahkan boleh dikatakan "terpenting" bagi semua orang. Banyak orang yang akhirnya akan mencari Tuhan, ketika dihadapkan pada kenyataan hidup atau masalah yang tidak bisa diatasinya.
Kualitas kehidupan sebagai "mahkluk religius" sangat ditentukan dari seberapa dekat dan seberapa "intens" hubungan komnukasi antara manusia dan Penciptanya. Seringkali hubungan ini menjadi terdistorsi/ terganggu akibat kalah prioritas dengan kegiatan lainnya. Kemilau dan semaraknya "aspek sosial" sering kali mengalahkan kebutuhan "aspek religius".
Untuk memperbaiki komunikasi dengan Penciptanya diperlukan saluran komunikasi khusus dan" intens" yang biasanya di umat kristen disebut "Saat teduh".
Sering kali definisi yang digunakan untuk menjelaskan "Saat Teduh" adalah "waktu khusus yang disediakan untuk berkomuniksi secara fokus dengan Tuhan".
Tahapan proses komunikasi biasanya sbb. :
1. Komunikator/Sender – Pengirim pesan
2. Encoding – Proses penyusunan ide menjadi simbol/pesan
3. Message – Pesan
4. Media – Saluran
5. Decoding – Proses pemecahan/ penerjemahan simbol-simbol
6. Komunikan/Receiver – Penerima pesan
7. Feed Back – Umpan balik, respon.
Dalam hal "Saat Teduh", biasanya dimulai dengan kita sebagai "receiver" atau "komunikan" atau penerima pesan dan Tuhan sebagai "sender" atau pengirim pesan. Pesan dari Tuhan ini kita terima lewat "media alkitab" atau "firman Tuhan" yang kemudian di"decoding" atau diterjemahkan lewat bacaan-bacaan renungan seperti "Sabda Bina Umat"', "Renungan harian", "Santapan Harian" dll. yang kemudian diterjemahkan lebih dalam lagi secara "pribadi" sehingga sebagai "receiver" atau penerima kita mendapatkan "message" atau pesan khusus yang bermanfaat. Pesan dari Tuhan tersebut kemudian diberikan "umpan balik" atau "feed back" dalam bentuk "perilaku", "pemikiran" dan "perkataan" yang positif yang diteruskan ke "sesama" dan dikembalikan dalam bentuk "ungkapan syukur" kepada Tuhan.
Melihat proses komunikasi lewat "Saat Teduh" seperti ini, mau tidak mau memang diperlukan "waktu yang khusus" sehingga proses "decoding" atau proses untuk mencari makna pesan dari Tuhan itu bisa kita terima secara " clear". Kalau tidak pesan yang diterima akan kurang atau bahkan tidak bermakna.
Ayo... kita mulai melaksanakan "SATE" istilah keren "Saat Teduh" untuk menerima "pesan Tuhan" atau "kehendak Tuhan" bagi kita secara pribadi, sehingga dengannya kita "dikuatkan" dan "dimampukan" untuk menjadi saluran berkat Tuhan bagi sesama.
Te.... te.... Sate.... sate....
Selamat masa pra-paskah.
Komunikasi memegang peranan yang sangat penting dalam semua aspek kehidupan. bukan saja di bidang politik, tetapi mulai dari keluarga, antar suami-istri, antar tetangga sampai bidang bisnis sekalipun. Komunikasi berperan untuk membangun relasi antar individu atau antar kelompok.
Kata komunikasi berakar dari kata latin "communis" yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih, komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa latin "communico" yang artinya membagi (“cherry dalam stuart, 1983” pengantar ilmu komunikasi, prof.Dr.H. Hafied cangara,M.Sc.,2007)
Mungkin tidaklah berlebihan kalau dikatakan "komunikasi itu menjadi salah satu kebutuhan penting bagi manusia". Hal ini tentu tidak terlepas dari peran manusia sebagai makhluk sosial sehingga kebutuhan untuk menjalin hubungan dengan sesamanya menjadi sangat penting.
Selain sebagai makhluk sosial, manusia juga diciptakan sebagai "makhluk religius" yaitu mempunyai ketergantungan dengan Sang Pencipta. Sehingga kebutuhan untuk berinteraksi dengan Sang Pencipta juga menjadi penting, bahkan boleh dikatakan "terpenting" bagi semua orang. Banyak orang yang akhirnya akan mencari Tuhan, ketika dihadapkan pada kenyataan hidup atau masalah yang tidak bisa diatasinya.
Kualitas kehidupan sebagai "mahkluk religius" sangat ditentukan dari seberapa dekat dan seberapa "intens" hubungan komnukasi antara manusia dan Penciptanya. Seringkali hubungan ini menjadi terdistorsi/ terganggu akibat kalah prioritas dengan kegiatan lainnya. Kemilau dan semaraknya "aspek sosial" sering kali mengalahkan kebutuhan "aspek religius".
Untuk memperbaiki komunikasi dengan Penciptanya diperlukan saluran komunikasi khusus dan" intens" yang biasanya di umat kristen disebut "Saat teduh".
Sering kali definisi yang digunakan untuk menjelaskan "Saat Teduh" adalah "waktu khusus yang disediakan untuk berkomuniksi secara fokus dengan Tuhan".
Tahapan proses komunikasi biasanya sbb. :
1. Komunikator/Sender – Pengirim pesan
2. Encoding – Proses penyusunan ide menjadi simbol/pesan
3. Message – Pesan
4. Media – Saluran
5. Decoding – Proses pemecahan/ penerjemahan simbol-simbol
6. Komunikan/Receiver – Penerima pesan
7. Feed Back – Umpan balik, respon.
Dalam hal "Saat Teduh", biasanya dimulai dengan kita sebagai "receiver" atau "komunikan" atau penerima pesan dan Tuhan sebagai "sender" atau pengirim pesan. Pesan dari Tuhan ini kita terima lewat "media alkitab" atau "firman Tuhan" yang kemudian di"decoding" atau diterjemahkan lewat bacaan-bacaan renungan seperti "Sabda Bina Umat"', "Renungan harian", "Santapan Harian" dll. yang kemudian diterjemahkan lebih dalam lagi secara "pribadi" sehingga sebagai "receiver" atau penerima kita mendapatkan "message" atau pesan khusus yang bermanfaat. Pesan dari Tuhan tersebut kemudian diberikan "umpan balik" atau "feed back" dalam bentuk "perilaku", "pemikiran" dan "perkataan" yang positif yang diteruskan ke "sesama" dan dikembalikan dalam bentuk "ungkapan syukur" kepada Tuhan.
Melihat proses komunikasi lewat "Saat Teduh" seperti ini, mau tidak mau memang diperlukan "waktu yang khusus" sehingga proses "decoding" atau proses untuk mencari makna pesan dari Tuhan itu bisa kita terima secara " clear". Kalau tidak pesan yang diterima akan kurang atau bahkan tidak bermakna.
Ayo... kita mulai melaksanakan "SATE" istilah keren "Saat Teduh" untuk menerima "pesan Tuhan" atau "kehendak Tuhan" bagi kita secara pribadi, sehingga dengannya kita "dikuatkan" dan "dimampukan" untuk menjadi saluran berkat Tuhan bagi sesama.
Te.... te.... Sate.... sate....
Selamat masa pra-paskah.
12 April 2014
"Jago Kandang"
Istilah ini sering sekali kita dengar di bidang Olah Raga. Di sepak
bola misalnya, Di kompetisi Liga Super Indonesia, yang sedang berjalan
saat ini, Persib Bandung yang dikenal dengan suporter fanatiknya "The
Viking" pernah dianugerahi gelar "Jago Kandang" karena selalu menang
jika bertanding di "kandang sendiri" dan sering kalah kalau berlaga
tandang. Di Liga Inggris hal yang sama
juga terjadi, beberapa Tim pernah menyandang predikat ini, sebut saja
The Gunners sebutan untuk Arsenal FC dan beberapa Tim lain.
Di olimpiade 2008 di Beijing, atlet-atlet dari negeri "tirai bambu" berhasil mematahkan dominasi juara umum Olimpiade milik Amerika Serikat yang dalam 3 pergelaran olimpiade terakhir selalu juara. Bertanding didepan publik sendiri seperti mendapatkan kekuatan ekstra untuk berjuang sampai pada titik maksimal.
Istilah "Jago Kandang" juga sering disematkan kepada seseorang atau sekelompok orang yang kalau melakukan sesuatu di lingkugan sendiri sangat "hebat" tetapi kalau melakukannya di lingkungan orang lain menjadi "loyo".
Mengapa hal ini bisa terjadi ?..... Inilah kebiasaan "kebanyakan kita" yang selalu merasa "nyaman dan aman" kalau berada di "rumah sendiri" daripada di "rumah orang". Pernahkah anda merasa ketika "nginap" di hotel terasa sulit untuk bisa tidur ? Meskipun di hotel bintang 5 sekalipun, terasa lebih nyaman kalau tidur di "gubuk" rumah kita sendiri.....
Kata orang-orang pintar :"Hati-hati , jangan sampai terjebak di zona nyaman, sehingga lupa untuk berani mengembangkan diri keluar"
Nah.... kalau konteksnya soal urusann"Kingdom of God" alias "Kerajaan Allah bagaimana?....
Ketika seorang ahli Taurat datang dan berkata kepada Yesus: "Guru, aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi." Jawab Yesus kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya."
Paling tidak ada 2 hal yang tersirat dari jawaban Yesus tersebut, yaitu :
Pertama, zona pelayananNya adalah zona yang "tidak nyaman" dimana jalur finisnya atau etape akhirnya dalam bahasa latin disebut "via dolorosa", orang Inggris menyebut etape akhir ini sebagai "Way of Grief", "Way of Sorrows", "Way of Suffering" atau "Painful Way" yaitu "Jalan Kesengsaraan" atau "Jalan Penderitaan". Jalur ini adalah sebuah jalan di Kota Yerusalem Kuno yang dilalui Yesus sambil memanggul salib menuju Kalvari. Jalan ini ditandai dengan 14 titik salib. Lima titik salib terakhir berada di dalam Gereja Sanctum Sepulchrum. Yesus mengingatkan ahli taurat tersebut yang selalu ada di "di zona nyaman",.
Kedua, dari jawaban Yesus itu, kita bisa melihat bahwa Dia bukan "Jago Kandang" seperti kebanyakan ahli Taurat yang sangat eksklusif, karena "arena bertandingNya terhampar seluas dunia". Ha...??? seluas dunia???... iya seperti yang Dia katakan kepada para murid : "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus ". Yesus tidak hanya mengutus, tetapi juga melengkapi para murid, Dia meneguhkan mereka :"Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." Jaminan peneguhan ini yang membuat para murid yakin dan tidak menjadi "Jago Kandang" saja tetapi "mendunia".
Aha.... ternyata murid-muridNya termasuk kita semua diutus bukan untuk menjadi "Jago Kandang", tetapi ke ujung-ujung dunia...... alias mendunia...
Sekedar sebagai renungan kita dimasa pra-paskah ini... adakah masing-masing kita selama ini hanya menjadi "Jago Kandang"?
Selamat masa pra-paskah. dan slamat "mendunia"
Di olimpiade 2008 di Beijing, atlet-atlet dari negeri "tirai bambu" berhasil mematahkan dominasi juara umum Olimpiade milik Amerika Serikat yang dalam 3 pergelaran olimpiade terakhir selalu juara. Bertanding didepan publik sendiri seperti mendapatkan kekuatan ekstra untuk berjuang sampai pada titik maksimal.
Istilah "Jago Kandang" juga sering disematkan kepada seseorang atau sekelompok orang yang kalau melakukan sesuatu di lingkugan sendiri sangat "hebat" tetapi kalau melakukannya di lingkungan orang lain menjadi "loyo".
Mengapa hal ini bisa terjadi ?..... Inilah kebiasaan "kebanyakan kita" yang selalu merasa "nyaman dan aman" kalau berada di "rumah sendiri" daripada di "rumah orang". Pernahkah anda merasa ketika "nginap" di hotel terasa sulit untuk bisa tidur ? Meskipun di hotel bintang 5 sekalipun, terasa lebih nyaman kalau tidur di "gubuk" rumah kita sendiri.....
Kata orang-orang pintar :"Hati-hati , jangan sampai terjebak di zona nyaman, sehingga lupa untuk berani mengembangkan diri keluar"
Nah.... kalau konteksnya soal urusann"Kingdom of God" alias "Kerajaan Allah bagaimana?....
Ketika seorang ahli Taurat datang dan berkata kepada Yesus: "Guru, aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi." Jawab Yesus kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya."
Paling tidak ada 2 hal yang tersirat dari jawaban Yesus tersebut, yaitu :
Pertama, zona pelayananNya adalah zona yang "tidak nyaman" dimana jalur finisnya atau etape akhirnya dalam bahasa latin disebut "via dolorosa", orang Inggris menyebut etape akhir ini sebagai "Way of Grief", "Way of Sorrows", "Way of Suffering" atau "Painful Way" yaitu "Jalan Kesengsaraan" atau "Jalan Penderitaan". Jalur ini adalah sebuah jalan di Kota Yerusalem Kuno yang dilalui Yesus sambil memanggul salib menuju Kalvari. Jalan ini ditandai dengan 14 titik salib. Lima titik salib terakhir berada di dalam Gereja Sanctum Sepulchrum. Yesus mengingatkan ahli taurat tersebut yang selalu ada di "di zona nyaman",.
Kedua, dari jawaban Yesus itu, kita bisa melihat bahwa Dia bukan "Jago Kandang" seperti kebanyakan ahli Taurat yang sangat eksklusif, karena "arena bertandingNya terhampar seluas dunia". Ha...??? seluas dunia???... iya seperti yang Dia katakan kepada para murid : "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus ". Yesus tidak hanya mengutus, tetapi juga melengkapi para murid, Dia meneguhkan mereka :"Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." Jaminan peneguhan ini yang membuat para murid yakin dan tidak menjadi "Jago Kandang" saja tetapi "mendunia".
Aha.... ternyata murid-muridNya termasuk kita semua diutus bukan untuk menjadi "Jago Kandang", tetapi ke ujung-ujung dunia...... alias mendunia...
Sekedar sebagai renungan kita dimasa pra-paskah ini... adakah masing-masing kita selama ini hanya menjadi "Jago Kandang"?
Selamat masa pra-paskah. dan slamat "mendunia"
11 April 2014
"CINTA"
Pagi ini, membaca tulisan Pdt. Sarah tentang cinta, jadi tergoda untuk
corat-coret juga tentang cinta..., sambil duduk di Bis yang mengantar ke
kantor mulai corat-coret :............
Ada "cinta monyet", yaitu cinta yang "main-main" atau cinta yang belum matang yang biasanya dilakoni oleh para pemula cinta atau para remaja ABG.
Ada "cinta buta", yaitu cinta yang tanpa logika, sampai-sampai ada yang berseloroh mengatakan "tai kucingpun rasa coklat". Maaf, ungkapan ini hanya sekedar untuk mengungkapkan bahwa cinta model ini asal main tabrak saja, tanpa sanggup melihat realitas yang ada.
Ada "cinta karet"' yaitu cinta yang yang selalu mendarat dimana-saja. eee jadi ingat lagu "balada pelaut"... " lepas tali lepas cinta". Inilah model cinta yang bisa berpindah-pindah dan tidak bisa menetap di satu hati.
Ada pula "cinta parlemte", yaitu cinta yang tidak tulus...., kelihatannya mencintai tapi didalam hati siapa tahu?....
Ada juga "cinta kontrakan", inilah cinta yang memiliki "expired date"' kalau sudah kadaluarsa cintapun berpindah ke "barang baru". hmmmmmm
Di tahun 70-an, Group musik saudara-bersaudari "Bimbo" menelorkan hits mereka "Cinta Kilat" syairnya sbb.:
Malam Senin mulai bertemu
Malam Selasa datang bertamu
Malam Rabu terus merayu
Malam Kamis darling I love you
Malam Jumat terima surat
Yang isinya cinta di tolak
Malam Sabtu tinggalah mimpi
Malam Minggu sendiri lagi
Cinta kilat cinta seminggu
Gugur satu tumbuh seribu
Patah tumbuh hilang berganti
Patah hati carilah lagi
Mungkin kalau dihitung tema yang paling sering digunakan sebagai inspirasi para penggubah lagu atau penulis cerita film, hampir pasti tema cintalah yang paling sering digunakan. Mudah-mudahan saya tidak terlalu salah kalau menyimpulkan bahwa :"Hidup adalah cinta dan Cinta adalah hidup".
Gara-gara cinta hidup bisa menderita, ini kata The Mercys dalam lagu mereka :
Ku coba bercinta cari hidup bahagia
Tetapi itupun tak ku jumpa
Cinta membuat hidupku menderita sedih dan duka
Cintalah membuat semuanya
Reff:
Pada siapa ku mengadu nasib diriku
Gara-gara cinta hidup menderita
Tinggalah penyesalan bagi diriku .......
Sebaliknya cinta juga membuat orang bahagia seperti lagu yang dinyanyikan almarhum Gito Rolies :
Cinta yang tulus di dalam hatiku
Telah bersemi karenamu
Hati yang suram kini tiada lagi
Tlah bersinar karenamu
Hahaha.... cinta... oh cinta... cinta yang mana yang harus kita miliki ?... Ayo kita "back to bible".....
Di Perjanjian baru ada 3 jenis cinta yang digunakan dari bahasa Yunani, sbb.:
Agape, adalah cinta yang tanpa pamrih dan tanpa syarat, inilah cinta yang dipraktekkan Yesus dan mencapai puncaknya di kayu salib. Bahasa kerennya "unconditional love".
Philia, adalah model cinta persaudaraan yang biasanya berkembang antar saudara-bersaudara.
Eros, adalah cinta karena ketertarikan fisik atau karena ketertarikan seksual.
Di tradisi Yuani kuno ada lagi sebua jenis cinta yang istilahnya tidak digunakan di dalam Perjanjian Baru, yaitu "Storge", inilah model cinta anak kepada orang-tua.
Ngomong-ngomong tentang Cinta, Jadi ingat penggalan lirik sebuah lagu rohani :"Hanyalah bahasa cinta kunci tiap hati"... ayo apa judul lagunya?... Ya... judul lagunya :" Bahasa Cinta"
Andaikan aku pahami bahasa semua
Hanyalah bahasa cinta kunci tiap hati
Ajarilah kami bahasa cintaMu agar kami
Dekat padaMu ya Tuhanku
Ajarilah kami bahasa cintaMu agar kami
Dekat padaMu
Andaikan aku lakukan yang luhur mulia
Jika tanpa kasih cinta hampa tak berguna
Ajarilah kami bahasa cintaMu agar kami
Dekat padaMu ya Tuhanku
Ajarilah kami bahasa cintaMu agar kami
Dekat padaMu
Cinta itu lemah lembut sabar sederhana
Cinta itu murah hati rela menderita
Ajarilah kami bahasa cintaMu agar kami
Dekat padaMu ya Tuhanku
Ajarilah kami bahasa cintaMu agar kami
Dekat padaMu
Andaikan aku dermakan segala milikku
Tapi hanyalah cintaMu sanggup membahgiakan
Ajarilah kami bahasa cintaMu agar kami
Dekat padaMu ya Tuhanku
Ajarilah kami bahasa cintaMu agar kami
Dekat padaMu
Nah.... mari mohon agar Bahasa Cinta Tuhan itu, mejadi bahasa cinta kita. Hanya dengan "unconditional love" sajalah tidak akan membuat kita pata hati, marah, jengkel, dendam, menderita, galau dll.... karena semuanya keluar tanpa pamrih.
Selamat masa pra-paskah.
Ada "cinta monyet", yaitu cinta yang "main-main" atau cinta yang belum matang yang biasanya dilakoni oleh para pemula cinta atau para remaja ABG.
Ada "cinta buta", yaitu cinta yang tanpa logika, sampai-sampai ada yang berseloroh mengatakan "tai kucingpun rasa coklat". Maaf, ungkapan ini hanya sekedar untuk mengungkapkan bahwa cinta model ini asal main tabrak saja, tanpa sanggup melihat realitas yang ada.
Ada "cinta karet"' yaitu cinta yang yang selalu mendarat dimana-saja. eee jadi ingat lagu "balada pelaut"... " lepas tali lepas cinta". Inilah model cinta yang bisa berpindah-pindah dan tidak bisa menetap di satu hati.
Ada pula "cinta parlemte", yaitu cinta yang tidak tulus...., kelihatannya mencintai tapi didalam hati siapa tahu?....
Ada juga "cinta kontrakan", inilah cinta yang memiliki "expired date"' kalau sudah kadaluarsa cintapun berpindah ke "barang baru". hmmmmmm
Di tahun 70-an, Group musik saudara-bersaudari "Bimbo" menelorkan hits mereka "Cinta Kilat" syairnya sbb.:
Malam Senin mulai bertemu
Malam Selasa datang bertamu
Malam Rabu terus merayu
Malam Kamis darling I love you
Malam Jumat terima surat
Yang isinya cinta di tolak
Malam Sabtu tinggalah mimpi
Malam Minggu sendiri lagi
Cinta kilat cinta seminggu
Gugur satu tumbuh seribu
Patah tumbuh hilang berganti
Patah hati carilah lagi
Mungkin kalau dihitung tema yang paling sering digunakan sebagai inspirasi para penggubah lagu atau penulis cerita film, hampir pasti tema cintalah yang paling sering digunakan. Mudah-mudahan saya tidak terlalu salah kalau menyimpulkan bahwa :"Hidup adalah cinta dan Cinta adalah hidup".
Gara-gara cinta hidup bisa menderita, ini kata The Mercys dalam lagu mereka :
Ku coba bercinta cari hidup bahagia
Tetapi itupun tak ku jumpa
Cinta membuat hidupku menderita sedih dan duka
Cintalah membuat semuanya
Reff:
Pada siapa ku mengadu nasib diriku
Gara-gara cinta hidup menderita
Tinggalah penyesalan bagi diriku .......
Sebaliknya cinta juga membuat orang bahagia seperti lagu yang dinyanyikan almarhum Gito Rolies :
Cinta yang tulus di dalam hatiku
Telah bersemi karenamu
Hati yang suram kini tiada lagi
Tlah bersinar karenamu
Hahaha.... cinta... oh cinta... cinta yang mana yang harus kita miliki ?... Ayo kita "back to bible".....
Di Perjanjian baru ada 3 jenis cinta yang digunakan dari bahasa Yunani, sbb.:
Agape, adalah cinta yang tanpa pamrih dan tanpa syarat, inilah cinta yang dipraktekkan Yesus dan mencapai puncaknya di kayu salib. Bahasa kerennya "unconditional love".
Philia, adalah model cinta persaudaraan yang biasanya berkembang antar saudara-bersaudara.
Eros, adalah cinta karena ketertarikan fisik atau karena ketertarikan seksual.
Di tradisi Yuani kuno ada lagi sebua jenis cinta yang istilahnya tidak digunakan di dalam Perjanjian Baru, yaitu "Storge", inilah model cinta anak kepada orang-tua.
Ngomong-ngomong tentang Cinta, Jadi ingat penggalan lirik sebuah lagu rohani :"Hanyalah bahasa cinta kunci tiap hati"... ayo apa judul lagunya?... Ya... judul lagunya :" Bahasa Cinta"
Andaikan aku pahami bahasa semua
Hanyalah bahasa cinta kunci tiap hati
Ajarilah kami bahasa cintaMu agar kami
Dekat padaMu ya Tuhanku
Ajarilah kami bahasa cintaMu agar kami
Dekat padaMu
Andaikan aku lakukan yang luhur mulia
Jika tanpa kasih cinta hampa tak berguna
Ajarilah kami bahasa cintaMu agar kami
Dekat padaMu ya Tuhanku
Ajarilah kami bahasa cintaMu agar kami
Dekat padaMu
Cinta itu lemah lembut sabar sederhana
Cinta itu murah hati rela menderita
Ajarilah kami bahasa cintaMu agar kami
Dekat padaMu ya Tuhanku
Ajarilah kami bahasa cintaMu agar kami
Dekat padaMu
Andaikan aku dermakan segala milikku
Tapi hanyalah cintaMu sanggup membahgiakan
Ajarilah kami bahasa cintaMu agar kami
Dekat padaMu ya Tuhanku
Ajarilah kami bahasa cintaMu agar kami
Dekat padaMu
Nah.... mari mohon agar Bahasa Cinta Tuhan itu, mejadi bahasa cinta kita. Hanya dengan "unconditional love" sajalah tidak akan membuat kita pata hati, marah, jengkel, dendam, menderita, galau dll.... karena semuanya keluar tanpa pamrih.
Selamat masa pra-paskah.
Langganan:
Postingan (Atom)