Kemarin, dunia seni Indonesia kembali kehilangan seorang “MAESTRO” di
bidang seni musik... Dalam usia 75 tahun “Idris Sardi” sang “Maestro”
biola Indonesia dipanggil pulang Sang Ilahi di Rumah Sakit Melia Cibubur
karena “komplikasi” berbagai penyakit.... Beliau adalah pemain biola
yang handal sekaligus seorang komposer yang piawai... Karya-karya nya
mendapatkan berbagai penghargaan... Tidak salah jika gelar sebagai “MAESTRO” diberikan kepadanya...
Untuk meniti sampai ke puncak karirnya sebagai "MAESTRO"... almarhum
memulainya sejak dini... Dimulai di usia 6 tahun Idris mulai mengenal
biola... pada saat usia 10 tahun muncul di depan publik pertama kali di
Jogyakarta... dan karena sangat piawai memainkan biola, Idris diterima
di Sekolah Musik Indonesia (SMIND).... di sekolah prestasinya luar
biasa... Pada saat berusia 14 tahun dia sudah menjadi “concert master”
dalam orkestra siswa “SMIND” yang dipimpin “Nicolao Varvolomejeff”...
Dia pernah dilatih oleh 2 orang guru biola asal Hungaria... di
Jogyakarta dilatih oleh “George Setet” dan sewaktu hijrah ke Jakarta dia
dilatih oleh “Henri Tordasi”.
Untuk menjadi seorang ‘MAESTRO” bukan
saja memiliki bakat yang hebat... tetapi Idris juga menjalani
“pelatihan” yang serius dan "panjang" dari guru-guru yang memang
memiliki kemampuan memainkan biola..... Untuk menjadi seorang
“MAESTRO”... harus didukung dengan semangat dan disiplin yang tinggi...
dan tentu "kesetiaan" dan “pengabdian” yang total dalam bidangnya.....
Kita pasti "berdecak" kagum melihat prestasi "Idris Sardi".... mungkin
ada yang ber-andai-andai untuk menjadi seperti sang "MAESTRO"...
Kata “MAESTRO” berasal dari bahasa Italia yang berarti “pakar” atau
“guru”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia arti “MAESTRO” adalah “orang
yg ahli dalam bidang seni, terutama bidang musik, seperti komponis,
konduktor dan lain-lain.... So... “Maestro” adalah seorang yang
“ahli”.... sedangkan kata “AHLI” dijelaskan di dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia sebagai “orang yg mahir, paham sekali dalam suatu ilmu
(kepandaian)”....
Kita “ngga” perlu berkecil hati karena
mungkin tidak memiliki kemampuan “sekaliber” Idris Sardi yang menjadi
seorang “MAESTRO” biola Indonesia.... atau seorang Affandi yang dianggap
sebagai “MAESTRO” seni lukis Indonesia... karena memang tidak semua
orang dikaruniakan kemampuan yang sama... Yang harus kita pahami mungkin
adalah bahwa semua orang diberikan kemampuan atau biasanya disebut
“TALENTA” dalam porsi dan “KAPASITAS” yang berbeda... Itu berarti bahwa
“kita semua” memiliki “TALENTA” masing-masing..... tidak perlu menjadi
“orang lain” karena jauh lebih baik menjadi “diri sendiri”....
Nah... masih ingat perumpamaan tentang “TALENTA” ???....Pasti masih
ingat dong.... Seorang yang hendak bepergian ke luar negeri
mempercayakan hartanya kepada para hambanya.... Ada hamba yang mendapat 5
talenta..., ada yang mendapat 2 talenta dan ada yang hanya 1 talenta...
Mengapa ada yang 5, ada yang 2 dan ada yang hanya 1 talenta????...
disebutkan karena diberikan sesuai dengan “kesanggupannya”.... Setelah
tuan mereka pergi, maka hamba yang mendapat 5 “talenta” pergi dan
“menjalankan” uang itu dan memperoleh laba 5 “talenta”... begitupun
dengan yang mendapatkan 2 “talenta” melakukan hal yang sama dan
mendapatkan laba 2 “talenta”... Wow... bukankah itu berarti ke dua hamba
ini, keuntungannya mencapai 100%.... pasti didapatkan dengan “usaha”,
“kerja keras” dan “disiplin”..... Nah.... sedangkan hamba yang menerima 1
“talenta” tidak melakukan seperti kedua hamba yang lain, tetapi
menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya... Lalu
ketika Tuan mereka kembali dan meminta pertanggung-jawaban, maka
datanglah hamba yang menerima 5 “talenta” lalu menyerahkan 10 “talenta”
sesuai hasil dari usahanya begitupun dengan hamba yang menerima 2
“talenta datang dan membawa 4 “talenta sesuai hasil yang
diperolehnya.... Nah.... kalau kita perhatikan baik-baik... jawaban yang
diberikan tuannya kepada kedua hamba ini sama persis... tuan mereka
berkata :” Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan
"setia", engkau telah "setia" memikul tanggung jawab dalam perkara yang
kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang
besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu”...... Hal
sebaliknya terjadi dengan hamba yang menerima 1 “talenta”... dia
mengembalikan 1 “talenta” yang diberikan tuannya sambil bersungut-sungut
dan mengatakan tuanya “kejam”... lalu tuannya menjawab :” Hai kamu,
hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di
tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku
tidak menanam? Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan
kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya
serta dengan bunganya. Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan
berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu”
Wow... rupanya penghargaan yang diterima oleh para hamba bukan
berdasarkan berapa besar “talenta” yang diberikan, tetapi berapa besar
“kesetiaan” yang didedikasikan oleh para hamba tersebut...
Janganlah menghitung-hitung berapa besar “talenta” yang diberikan kepada
kita.... apalagi membanding-bandingkanya dengan “talenta” yang diterima
orang lain....... Adalah lebih baik bila kita manfaatkan dan gunakan
“talenta” yang diberikan itu seberapapun besarnya dipercayakan kepada
kita... kita manfaatkan dan gunakan dengan penuh “kesetiaan”... dengan
“usaha” dan “kerja-keras”... dengan penuh “disiplin” dan dengan
“penyerahan” penuh kepada Sang Tuan... maka percayalah... Sang Pemilik
“TALENTA” itu niscaya akan berkata kepada kita :” :” Baik sekali
perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan "setia", engkau telah "setia"
memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan
kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar..... Masuklah dan
turutlah dalam kebahagiaan tuanmu”....
Hmmmm bagi orang-orang
yang “setia”.... tanggung-jawab akan diberikan semakin besar.... dan
jangan kaget saudaraku... jika suatu saat (atau mungkin sudah terjadi
sekarang....) anda diberikan tanggung-jawab sebagai seorang “MAESTRO”
dalam bidangmu... karena anda setia dalam perkara-perkara yang
“kecil”.....
Selamat menjaga kesetiaan dalam perkar-perkara
anda saat ini... Dan selamat menikmati... kalau diberikan tanggung-jawab
yang semakin bertambah.. bahkan tidak mustahil diberikan tanggung-jawab
sebagai seorang “MAESTRO”..... Kata kuncinya adalah "KESETIAAN"....
vzp@bus-cgk-dpk-290414
Tidak ada komentar:
Posting Komentar